Prof Basri Modding
Alasan Prof Basri Modding Cabut Gugatan di PN Makassar Soal Pencopotannya Sebagai Rektor UMI
Prof Basri Modding mencabut gugatan yang dilayangkan ke Pengadilan Negeri Makassar terkait pencopotan dirinya sebagai rektor UMI.
Penulis: Muslimin Emba | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Prof Basri Modding mencabut gugatan yang dilayangkan ke Pengadilan Negeri Makassar terkait pencopotan dirinya sebagai rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI).
Hal itu diungkapkan kuasa hukum Prof Basri Modding, Syahrir Cakkari kepada tribun, Rabu (8/11/2023) malam.
"Itu soal gugatan (harusnya) tadi sudah sidang kedua tanggal tujuh, tapi kan Prof Basri minta gugatannya dicabut," kata Syahrir Cakkari.
Alasannya, lanjut Syahrir Cakkari, Prof Basri Modding tidak ingin membawa UMI ke ranah hukum terlalu jauh.
"Sudah dicabut hari Senin, karena beliau (Prof Basri Modding) tidak mau membawa UMI terlalu jauh soal ke ranah hukum," ujarnya.
Dengan dicabutnya gugatan itu, lanjut Syahrir, persoalan tersebut dianggap selesai dengan sendirinya.
Saat ditanya terkait Prof Basri Modding yang dilaporkan ke Polda Sulsel terkait dugaan penggelapan, Syahrir enggan mengomentari.
Baca juga: Raih Suara Tertinggi di Pemilihan Rektor UMI, Prof Sufirman Rahman Pengin Rombak Sistem Bermasalah
Pasalnya, dirinya mengaku tidak mendapatkan kuasa terkait persoalan itu.
Prof Basri Modding yang hendak dikonfirmasi, juga belum memberikan keterangan.
Polemik Pencopotan Prof Basri Modding
Polemik pencopotan Prof Basri Modding sebagai Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) terus berlanjut.
Kali ini, Prof Basri Modding mengajukan gugatan perdata ke Pengadilan Negeri Makassar.
Gugatan itu dimasukkan ke Pengadilan Negeri Makassar pada Jumat 13 Oktober, pekan lalu.
Dengan nama perkara perbuatan melawan hukum yang teregister dengan nomor 386.Pdt/G/2023/PN Mks.
Tergugat dalam perkara itu adalah Plh Rektor yang ditunjuk Yayasan Wakaf UMI, Prof Dr Sufirman Rahman dan ketua yayasan Prof Masrurah Mokhtar.
Gugatan perdata itu dibenarkan Kuasa Hukum Prof Basri Modding, Syahrir Cakkari.
Syahrir Cakkari mengatakan, gugatan itu dimasukkan ke PN Makassar sehubungan dengan pemberhentian Prof Basri Modding sebagai Rektor.
"Iya, jadi ini sekalian dengan pemberhentian sementara yang dilakukan ketua pengurus yayasan (Wakaf UMI) terhadap Prof Basri Modding," kata Syahrir dikonfirmasi tribun, Selasa (17/10/2023) malam.
Menurut Syahrir, kliennya Prof Basri Modding sudah sejak awal menolak surat pemberhentian itu.
"Beliau (Prof Basri Modding) sejak awal menolak, beliau tidak terima surat pemberhentian maupun pengangkatan Plt," ujar Syahrir.
"Untuk itu beliau mengajukan gugatan ke Pengadilan Negeri Makassar dan sudah diterima sisa menunggu jadwal sidangnya," sambungnya.
Alasannya mengajukan gugatan karena status yayasan kata dia diputuskan oleh pengadilan.
"Jadi kita ajukan gugatan perdata karena yayasan itu kan objek, keputusannya itu di pengadilan negeri," tuturnya.
Dikawal 10 Pengacara
Ada 10 pengacara kata Syahrir yang akan mengawal gugatan perdata Prof Basri Modding itu.
Syahrir enggan menjelaskan, lebih jauh terkait materi gugatan yang dilayangkan.
"Nanti setelah sidang pertama kita sampaikan karena ini sudah masuk materi gugatan. Sidangnya mungkin pekan ini atau paling lambat pekan depan," ucapnya.
Profil Prof Dr Basri Modding
Profil dan perjalanan karir Prof Dr Basri Modding Rektor Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar yang dicopot Yayasan.
Pencopotan Prof Basri Modding dilakukan Yayasan Wakaf Universitas Muslimin Indonesia (UMI) .
Yayasan Wakaf UMI, kemudian menunjuk Prof Sufirman Rahman sebagai rektor baru UMI menggantikan Prof Basri.
Penyerahan SK Prof Sufirman Rahman digelar di Aula Fakultas Kedokteran UMI, Selasa (10/10/2023).
Ketua Yayasan Wakaf UMI, Prof Masrurah Mokhtar, berharap Prof Sufirman Rahman dapat mengembang tugasnya dengan baik.
"Di sini ada yang mengerti dan ada belum mengerti kenapa ada seperti ini," ujar Prof Masrurah.
Prof Basri Modding dilantik sebagai Rektor UMI oleh Ketua Yayasan Wakaf UMI Mokhtar Noer Jaya di Auditorium Al Jibra UMI disaksikan ribuan tamu undangan, Kamis (5/7/2018).
Prof Basri Modding meraih suara terbanyak pada pemilihan Rektor UMI masa amanah 2018-2022 di ruang Senat Menara UMI lantai sembilan.
Pertemuan yang berlangsung dua jam 30 menit tersebut akhirnya menetapkan Prof Dr H Basri Modding sebagai Rektor UMI terpilih mengalahkan Prof Hambali.
Masa Kecil
Prof Basri Modding melewati masa kecilnya dengan banyak keterbatasan.
Ia merupakan anak pertama dari 9 bersaudara.
Menjadi anak seorang petani, membuat dirinya harus bisa mandiri.
Sejak kelas 4 sekolah dasar, ia membiayai dirinya sendiri dengan berjualan ikan, ubi kayu, dan gula merah.
Obsesinya untuk mandiri begitu besar, hingga ia hijrah ke kota Makassar untuk mengenyam pendidikan.
Saat duduk di bangku SMA pun, ia ikut memotong padi demi membeli baju sekolah.
Ia pun berangan-angan menjadi seorang polisi.
Diakuinya, ia susah diatur saat SMA bahkan selalu berkelahi.
Namun, dibalik kenakalannya tersebut ia memiliki tekad menjadi seorang yang sukses.
Perjalanan Karier
Prof Basri Modding bukanlah anak yang cerdas semasa sekolah namun ia sangat menyukai tantangan.
Sosok yang berhasil merupakan panduan hidupnya untuk juga menjadi orang sukses.
Cita-citanya menjadi seorang polisi atau penegak hukum, beralih ketika ia mengikuti tes Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (Akabri).
Sayangnya, ia tak lulus dan harus memupus cita-citany tersebut.
Tak ingin berlarut dalam kesedihan karena tak bisa mewujudkan impiannya, ia akhirnya menempuh jalur lain yakni berkuliah.
Ia kemudian mendaftar di Universitas Hasanuddin (Unhas), lagi-lagi tak lulus.
Dan ia menempatkan pelabuhan terakhirnya di Universitas Muslim Indonesia (UMI) mengambil jurusan Manajemen, Ekonomi.
Uniknya,keinginannya menjadi militer seorang Prof Basri Modding masih begitu terasa.
Pasalnya, ia pun memilih untuk masuk di organisasi kampus Resimen Mahasiswa (Menwa).
Dimana, kegiatan dari Menwa tersebut layaknya seorang militer.
Ia pernah menjadi komandan kompi hingga mengikuti tes untuk menjadi honorer di salah satu kemiliteran di Makassar.
Uang dari honornya tersebut digunakannya untuk hidup di Kota Makassar dan biaya SPP.
Sering mengikuti kegiatan organisasi, jiwa kepemimpinan Prof Basri Modding terpanggil saat melihat pengumuman pemilihan ketua senat.
Ia coba mendaftar dan akhirnya terpilih. Banyak yang mengenalnya sebagai sosok pemimpin dengan tekad kuat.
Meski aktif di senat ia juga masih selalu berkegiatan di menwa.
Hingga akhirnya semester terakhir kuliah, ia ditawarkan untuk membantu kemahasiswaan.
Rejeki kembali menyapanya melalui permintaan Wakil Rektor 3 UMI saat itu, Johabar Ramli dan Rektor Prof Abdurrahman Basalamah.
Iapun menerima tawaran tersebut dan menjadi staff kemahasiswaan tahun 1987.
Meski saat itu menjadi mahasiswa, namun ia tak pernah menyinyia-nyiakan kesempatan untuk belajar dan bekerja.
Ia berhasil menyelesasikan jenjang kuliah S1 nya.
Ia diminta untuk menjadi dosen, berkat rekomendasi Wakil Rektor 1 yang saat itu menjabat, Prof Dr Mansur Ramli ia pun diterima walaupun tadinya sempat di tolak.
Jalan hidupnya tak memiliki rencana apapun.
Ia mengikuti arus air yang mengalir dan menjalani dengan ikhlas apa yang dihadapi.
Meski awalnya bercita-cita menjadi polisi namun prinsip hidupnya yang selalu menekankan bahwa dimanapun kesempatan untuk sukses akan dimasukinya.
Walaupun bertentangan dengan cita-cita awalnya, nah toh baginya menjadi dosen adalah pekerjaan mulia.
Pilih Jadi Dosen Dibanding Banker
Ada yang menarik dalam perjalanan karier seorang Prof Basri Modding.
Sewaktu mengikuti ujian tes dosen, ia juga mengikuti seleksi bank di waktu yang berbeda.
Bahkan ia sudah dinyatakan lulus dari ratusan yang terseleksi, satu di antara tiga adalah dirinya.
Ia pun harus memilih antara menjadi dosen atau seorang pegawai bank.
Dengan harapan ingin sukses, Prof Basri Modding mendengarkan permintaan Rektor UMI saat itu, Prof Abd Basalamah membuatnya semangat.
Ia akhirnya mengabdikan diri menjadi dosen di UMI dan terus mengembangkan potensinya tersebut.
Bahkan ia tak hanya sekedar bekerja dengan pikiran namun dengan hati.
Terlihat dari pencapaiannya menjadi seorang rektor di UMI.
Meniti karier dari bawah hingga berada di puncak tak terlepas dari pembawaannya yang selalu menghargai.
Ia ingin menjadi bawahan yang baik dan belajar dari pimpinan, kedua hal tersebut dipegangnya untuk bekal kedepan saat menjadi pimpinan.
Namun, hal itu terwujud di tahun 2018 ia pun resmi menjad rektor UMI.
Tak Mau Jadi Pemimpin Egois
Menjadi seorang rektor adalah amanat yang sangat luar biasa baginya.
Belajar dari pengalaman dan perkembangan UMI, ia berpikir bahwa UMI harus membutuhkan pemimpin yang kolektif.
Mulai dari pembina, pembina, hingga pengurus harus berfikir untuk maju kedepan.
Kunci untuk terus maju adalah kolaboratif bagi Prof Basri Modding.
Ia terus mempertahankan pencapaian UMI hingga saat ini.
Tak ingin menjadi pemimpin yang egois pun, ia selalu melibatkan pihak terkait untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan.
Untuk mencapai UMI yang lebih baik lagi kedepannya, ia juga mengatakan diperlukan silahturrahmi yang intens dengan berbagai pihak.
Karena menurutnya, tanpa hal itu komunikasi pun tak jalan.
Meski kariernya bisa dikatakan mulus, namun Prof Basri Modding ternyata pernah mengalami hal sulit dalam meniti karier.
Kariernya yang terus menanjak membuat banyak orang suka namun tak sedikit pula yang tak suka.
Bahkan sepanjang kariernya ia banyak mendapati orang-orang dekat yang mengkhianatinya.
Namun, ia tetap sabar dan fokus serta selalu berkomunikasi dengan orang-orang yang tak menyukaianya.
Baginya, hal tersebut adalah cara untuk tetap saling menghormati dan menghargai tanpa kebencian dan juga dendam.
Ia juga turut mensyukuri segala ujian yang dihadapinya termasuk orang-orang yang membencinya tetap di syukuri.
Data Diri:
Nama: Prof Dr Basri Modding MSi
NIDN/NUP: 0918086302
Perguruan Tinggi: Universitas Muslim Indonesia
Program Studi: Manajemen S-2
Jenis Kelamin: Laki-laki
Jabatan Fungsional: Profesor
Pendidikan Tertinggi: S-3
Status Ikatan Kerja: Dosen Tetap
Lahir: 18 Agustus 1963
Tempat Lahir: Jeneponto
Riwayat Pendidikan:
Fakultas Ekonomi UMI
Karier
Direktur Program Pascasarjana UMI Makassar (2010-2018).(*)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.