Bawaslu Bulukumba Ajak Pramuka Jadi Garda Terdepan Awasi Pelanggaran Pemilu

TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU-Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan menggelar Kemah Pengawasan Pemilu Partisipatif pada 27-29 Oktober 2023 di Pantai Lemo-lemo Kecamatan Bonto Bahari, Bulukumba. 

Kegiatan itu melibatkan 35 orang anggota pramuka. 

Dalam kegiatan itu diharapkan dapat menjadi garda terdepan awasi pemilihan umum.

Koordinator Sekretariat Bawaslu Bulukumba, Agussalim saat menutup kegiatan kemah pengawasan pemilu menjelaskan jika kegiatan kemah pengawasan pemilu partisipatif yang dilakukan Bawaslu adalah upaya untuk dapat membawa masyarakat menjadi mitra Bawaslu dalam melakukan pengawasan partisipatif.

" Pengawasan partisipatif ini upaya Bawaslu untuk melibatkan sebanyak-banyaknya masyarakat dalam mengawasi penyelenggaraan pemilu," katanya, Senin (30/10/2023).

Jadi, yang biasanya masyarakat dijadikan obyek pengawasan melalui gerakan pengawasan partisipatif masyarakat dijadikan partner atau mitra Bawaslu untuk melakukan pengawasan.

Sehingga melalui kemah pengawasan pemilu ini, adik-adik pramuka dapat menjadi garda terdepan dalam pengawasan pemilu.

Karena mereka sudah dibekali ilmu pengawasan partisipatif, jelasnya.

Selain itu, kegiatan partisipatif dengan model kemah pengawasan pemilu bertujuan untuk meminimalisir serta mencegah dari segala bentuk pelanggaran.

Selesainya kegiatan kemah pengawasan ini bukan berarti kegiatan partisipatifnya juga selesai.

Tapi kegiatannya boleh saja sudah tutup tapi semangat partisipasi dalam pengawasan diharapkan terus menyebarluas di tengah masyarakat, tambahnya.

Bawaslu mengajak semua masyarakat termasuk adik-adik pramuka yang ada saat ini turut terlibat dalam pengawasan partisipatif. 

Bawaslu terus mendorong anak muda dan milennial untuk dapat ikut serta dalam pesta demokrasi guna menyukseskan Pemilu dan Pemilihan 2024. 

"Kami harapkan dengan acara ini anggota pramuka bisa lebih dekat dengan lembaga penyelenggara pemilu yaitu Bawaslu, tutupnya.

Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari dua malam ini di desain dengan model diskusi kelompok, kemah, sosialisasi, paparan materi serta outbond.