Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Calon Polisi Papua Klarifikasi Soal Pungli di SPN Makassar, Kemarin Dimintai Belasan Juta oleh Oknum

Menurutnya, terjadi kesalahpahaman antara dirinya dan orangtua di Papua saat meminta uang tambahan dalam program resimennya.

|
Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
YSL (20) siswa SPN Batua, ditemui wartawan di SPN Batua Jl Urip Sumoharjo Makassar, Sabtu (29/10/2023) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Siswa Sekolah Polisi Negara (SPN) Batua, Polda Sulawesi Selatan (Sulsel), asal Papua Barat berinisial YSL (20) klarifikasi dugaan pungutan liar (Pungli) di lingkup SPN yang menyebutkan dirinya sebagai korban.

Ditemui wartawan di SPN Batua, Jl Urip Sumoharjo, Panakkukang, Kota Makassar, pada Sabtu malam (28/10/2023), YSL pun membantah adanya pungli itu.

Menurutnya, terjadi kesalahpahaman antara dirinya dan orangtua di Papua saat meminta uang tambahan dalam program resimennya.

"Jadi tidak ada sama sekali itu pungli. Keluarga mungkin kurang paham yang saya sampaikan lewat telpon makanya ada salah komunikasi," kata YSL.

"Itu (uang tambahan) semuanya yang saya minta dari program resimen kami dari siswa untuk siswa," sambungnya.

Yusril menjelaskan, uang yang dia minta untuk keperluannya itu, nantinya digunakan mulai dari permak baju PDL sebanyak enam pasang yang diberi secara cuma-cuma dari Polri, hingga jajannya.

"Saya minta uang empat kali, pertama uang kebutuhan nutrisi karena cuaca lagi panas.

Ada uang permak, atribut (emblem) di baju PDH, saya punya enam baju yang dibagikan gratis tapi itu besar makanya kami ada senat kita kumpul di situ untuk permak pakaian untuk dipakai pendidikan," terang YSL.

Tidak hanya itu, uang yang diminta YSL ke orangtuanya di Papua diakuinya juga untuk keperluan jajan saat Latihan Kerja (Latja) nantinya.

"Uang yang saya minta itu juga saya pakai biaya belanja, uang 5 juta itu saya kumpulkan untuk resimen, Rp 2 juta untuk belanja pribadi persiapan Latja (latihan kerja) yang nanti satu bulan di Polres-polres," jelasnya.

Terpisah, ibu YSL, Nur (45) mengaku saat anaknya meminta uang tambahan tersebut tidak menjelaskan secara detail tujuan dan peruntukannya.

Ia pun mengaku sempat salah paham akibat, permintaan sang anak yang tidak menjelaskan secara gamblang maksud dan tujuannya.

"Memang begitu anaknya, bicara kalau dia minta uang langsung minta dan tidak bilang uang itu untuk apa, makanya keluarga juga bingung waktu dia mau minta lagi. Jadi itu kemarin pas ini sudah ramai baru dijelaskan untuk apa saja itu uang," ucap Nur.

"Jadi tidak benar itu (pungli), itu hanya uang tambahan yang digunakan anak saya.

Dia memang sudah lama mau jadi polisi, jadi kita orang tua ini harapkan saja biar dia lulus dan mengabdi nanti," sambungnya melalui telepon.

Sumber: Tribun Timur
Halaman 1 dari 4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved