Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prakiraan Cuaca

Sudah Dua Hari Pinrang Diguyur Hujan, Mattiro Bulu dan Duampanua Deras, Tiroang Gerimis

Intensitas hujan pun singkat. Ada beberapa daerah yang diguyur hujan di Kecamatan Paleteang, Kecamatan Mattiro Bulu, Kecamatan Tiroang, dan Kecamatan

Penulis: Nining Angraeni | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com
Kecamatan Duampuanua, Kabupaten Pinrang, diguyur hujan pertama kalinya setelahnya 5 bulan kemarau panjang, Selasa (17/10/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, PINRANG - Pasca kemarau panjang yang mengakibatkan kekeringan selama kurang lebih lima bulan, akhirnya Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, diguyur hujan.

Warga pun bersyukur karena  sudah dua hari Pinrang diguyur hujan.

Hujan pertama kalinya pasca lima bulan kemarau itu terjadi pada Selasa (17/10/2023) pagi.

Intensitas hujan pun singkat. Ada beberapa daerah yang diguyur hujan di Kecamatan Paleteang, Kecamatan Mattiro Bulu, Kecamatan Tiroang, dan Kecamatan Duampanua.

Hujan yang turun di beberapa daerah itu juga durasinya sangat singkat dan tidak bersamaan.

Seperti di Kecamatan Tiroang, terjadi hujan gerimis dengan durasi kurang lebih 3 menit pada dini hari.

Kemudian di Kecamatan Paleteang juga terjadi hujan sedang secara bertahap pada pukul 10.00 Wita dan pukul 10.30 Wita.

Selanjutnya di Kecamatan Mattiro Bulu turun hujan deras dengan waktu singkat di siang hari.

Begitupun di beberapa wilayah Kecamatan Duampanua juga hujan deras.

Kemudian hujan sedang terjadi lagi pada Rabu (18/10/2023) sekitar 19.00 Wita. Dengan durasi dua jam lamanya.

Hampir semua kecamatan di Pinrang diguyur hujan Rabu malam.

Kalaksa BPBD Pinrang Rhommy Manule mengatakan hujan yang terjadi pada Rabu malam merupakan hujan sedang.

Hal itu sesuai dengan prediksi prakirawan BMKG.

"Pasca kemarau panjang sejak Mei hingga hari ini, baru dua kali turun hujan. Yakni pada Selasa-Rabu (17-18/10/2023)," kata Rhommy, Jumat (20/10/2023).

Dikatakan, durasi hujan sesuai dengan prediksi BMKG.

"Durasi hujan 1-2 jam lamanya dengan kategori hujan sedang," ujarnya.

Rhommy mengatakan Kamis malam juga sempat terjadi kilat dan petir. Namun, tidak turun hujan.

Sementara itu, salah satu petani di Kecamatan Tiroang, Amin mengatakan sangat bersyukur bisa turun hujan.

Pasalnya selama kemarau ini, dia melakukan pompanisasi air untuk sawahnya sebanyak dua kali.

"Saya turun sawah itu antara bulan Mei dan Juni, itukan sudah kemarau di situ.

Persediaan air masih cukup. Pas sudah mau keluar buahnya padi, di situ sawah saya kering sekali. Jadi saya lakukan pompanisasi. Itu saya kalau pompa air selalu malam. Pukul 23.00 Wita," ungkapnya.

Kemudian, kata Amin, dia kembali melakukan pompanisasi air sewaktu padinya sudah berwarna kuning.

"Saya lakukan pompanisasi air lagi. Tiap kali pompa itu saya keluarkan uang Rp200 ribu," ungkapnya.

Dia pun berharap kemarau cepat berlalu. Sehingga untuk turun sawah selanjutnya sudah bisa kembali normal seperti biasa.

"Semoga saja kemarau bisa cepat berlalu. Kasian juga petani yang sawahnya kekeringan. Panen bisa gagal. Kalau pun harus pompanisasi air, kita juga tekor. Karena tiap kali pompa, uang keluar Rp200 ribu," imbuhnya.

Laporan jurnalis Tribunpinrang.com, Nining Angreani.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved