Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hamas vs Israel

Puan Maharani Gerah, Isu Perdamaian Palestina-Israel Tak Jadi Agenda G20 Parlementary Summit India

Dua konflik yang menyita perhatian dunia adalah Ukraina vs Rusia dan Israel vs Palestina.

Editor: Ansar
dpr.go.id
Ketua DPR RI Puan Maharani menilai, forum parlemen G-20 bersikap tak seimbang atas dampak kemanusiaan di dua konflik internasiona 

TRIBUN-TIMUR.COM - Ketua DPR RI Puan Maharani menilai, forum parlemen G-20 bersikap tak seimbang atas dampak kemanusiaan di dua konflik internasional.

Dua konflik yang menyita perhatian dunia adalah Ukraina vs Rusia dan Israel vs Palestina.

Isu Israel vs Palestina tak disinggung dan diagendakan dalam pernyataan bersama (joint statement) G20 Parliamentary Speaker's Summit (P20) Ke-9 di New Delhi, India, Sabtu (14/10/2023), itu pun memicu kegerahannya.

Sikap Puan ini juga diikuti sejumlah pimpinan parlemen negara lain yakni Turki, China, Afrika Selatan, dan Rusia.

Puan mengungkap keberatannya dan menyebut forum pimpinan parlemen negara anggota G-20 ini, tak seimbang karena tidak bersikap atas isu terakhir di Jalur Gaza.

Puan berpendapat, kepedulian ke Palestina sejatinya masuk joint statement Sidang P20 Ke-9.

Baginya, keberatan bersama (joint reservation) ini adalah affirmasi dari sikap sebagian negara-negara G-20 yang dinilai tak adil.

"Reservasi ini dibuat bukan karena kami tidak menyetujui mengenai isu Ukraina, tapi karena tidak dimasukannya isu lain di dunia seperti persoalan Palestina sehingga seakan menjadi tidak seimbang," kata Puan dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta.

Ketidakseimbangan itu, terlihat dari sikap forum atas konflik Ukraina dengan Rusia di Eropa.

Dampak perang bagi kemanusiaan di Ukraina justru disinggung dalam salah satu poin joint statement Sidang P20 ke-9.

Sementara, isu kemerdekaan Palestina tidak diikutsertakan.

Padahal, lanjut dia, eskalasi perang Israel-Palestina saat ini tengah meninggi, di mana ada lebih 2.000 orang yang tewas dari kedua belah pihak akibat kondisi perang terakhir.

“Kami berharap keberatan yang disampaikan Indonesia, Turki, China, Afrika Selatan dan Rusia dapat dipertimbangkan oleh forum P20, sehingga isu mengenai perdamaian di Palestina juga mendapatkan perhatian,” kata Puan.

Pada forum tersebut, Puan turut hadir didampingi oleh Ketua Badan Kerja Sama Antar Parlemen (BKSAP) DPR RI Fadli Zon, Wakil Ketua BKSAP DPR RI Gilang Dhielafararez, anggota BKSAP DPR RI Charles Honoris dan Irine Yosiana Roba Putri, serta Duta Besar Indonesia untuk India Ina Krisnamurthi, dan Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar.

Bunyi poin ke-20 joint statement P20 Speaker's Summit Ke-9 yang dipersoalkan itu adalah:

Mengenai perang di Ukraina, sambil mengingat kembali diskusi di Bali, kami menegaskan kembali posisi nasional kami dan resolusi yang diadopsi di Dewan Keamanan PBB dan Majelis Umum PBB (A/RES/ES-11/1 dan A/RES/ES-11/6) dan menggarisbawahi bahwa semua negara harus bertindak sesuai dengan Tujuan dan Prinsip Piagam PBB secara keseluruhan.

Sejalan dengan Piagam PBB, semua negara harus menahan diri dari ancaman atau penggunaan kekerasan untuk mengupayakan akuisisi wilayah yang bertentangan dengan integritas dan kedaulatan wilayah atau kemerdekaan politik negara mana pun. Penggunaan atau ancaman penggunaan senjata nuklir tidak dapat diterima. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved