Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nelayan di Bulukumba Protes Bupati, Saran Andi Utta Dinilai Ancam Nasib Warga Lokal

Mereka tolak saran Bupati Andi Utta, sapaan Andi Muchtar Ali Yusuf yang meminta nelayan di Bulukumba ikut gunakan kapal Perre-perre. 

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Ansar
Tribun-Timur.com/ Samba
Tokoh nelayan Bulukumba, Andi Gunawan bersama nelayan setempat protes penggunaan kapal perre-perre/SAMBA. 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, UJUNG BULU- Nelayan di Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan yang dipimpin Andi Gunawan protes Bupati Andi Muchtar Ali Yusuf. 

Mereka tolak saran Bupati Andi Utta, sapaan Andi Muchtar Ali Yusuf yang meminta nelayan di Bulukumba ikut gunakan kapal Perre-perre. 

Alasan para nelayan protes saran Andi Utta karena menilai penggunaan kapal Perre-perre tersebut tak cocok di terapkan di Bulukumba.

"Kapal perre-perre itu mematikan ikan yang tak layak tangkap dan hanya nelayan berduit yang bisa adakan makanya kami nelayan protes saran Pak Bupati," kata Andi Gunawan, Senin (2/10/2023).

Sebelumnya, Bupati Andi Muchtar Ali Yusuf menyarankan agar nelayan tradisional beralih gunakan alat tangkap Perre-perre.

Saran itu disampaikan oleh Andi Utta sapaan Muchtar Ali Yusuf saat menerima aspirasi dari aliansi Protes Rakyat Indonesia (PRI) yang menggelar aksi di Kantor Bupati Bulukumba 25 September 2023 lalu.

Saat itu, Andi Utta mengajak langsung sejumlah perwakilan PRI Bulukumba ke ruang rapatnya di kantor bupati untuk berdialog serta menanggapi sejumlah tuntutan yang disampaikan oleh demonstran.

Salah satu tuntutan dari demonstran yakni meminta sikap tegas Pemkab Bulukumba terkait maraknya penggunaan alat tangkap Perre-perre oleh nelayan luar.

Aksi nelayan itu dianggap meresahkan nelayan tradisional di Kabupaten Bulukumba.

Menanggapi persoalan tersebut, Andi Utta menyarankan agar nelayan tradisional di Bulukumba juga menggunakan alat tangkap Perre-perre. 

Perre-perre adalah jenis alat tangkap ikan yang menggunakan lampu penerangan di malam hari untuk menarik perhatian ikan.

Para nelayan menolak saran bupati karena biaya pengadaan kapal mahal.

Menggunakan cahaya yang dapat menangkap ikan yang tak layak dikonsumsi karena masih kecil. 

Sebelumnya nelayan di Bulukumba demo UPT Dinas Provinsi karena membiarkan masuk kapal perre-perre ke wilayah perairan Bulukumba

Nelayan di daerah lain juga pernah memerotes para nelayan pengguna parre-perre asal daerah lain. (*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved