Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

G30S PKI

Sjam Kamaruzaman Intel TNI yang Nyusup dan Bikin Daftar Jenderal Harus Diculik di G30S PKI?

Salah satu sosok sentral yang memainkan peran penting dalam peristiwa Gerakan 30 September 1965 adalah Sjam Kamaruzaman.

Editor: Edi Sumardi
DOK PRIBADI
Sjam Kamaruzaman sosok dicurigai intel TNI dan menyusun daftar perwira-perwira tinggi TNI yang harus diculik selama peristiwa G30S PKI. 

Dia memberikan kesaksian yang tidak jelas dan tidak mewakili orang yang tertuduh PKI.

Selain itu, Biro Chusus dalam PKI yang dikepalai oleh Sjam Kamaruzaman dikabarkan sebenarnya tidak ada.

"Di dalam PKI dikabarkan tidak ada yang namanya Biro Chusus yang diketuai oleh Sjam Kamaruzaman. Biro Chusus tersebut disebut sebagai akal-akalan dari Sjam Kamaruzaman," jelas Bedjo.

Setelah peristiwa G30S, Sjam diadili dan menjadi tahanan hingga dieksekusi mati pada masa Orde Baru.

Peran Sjam Kamaruzaman

Sjam Kamaruzaman lahir pada 30 April 1924 di Tuban, Jawa Timur.

Dia tewas pada 30 September 1986 setelah dieksekusi karena dianggap sebagai dalang peristiwa G30S.

Sjam adalah keturunan pedagang Arab yang menetap di pantai utara Jawa, sempat mengenyam pendidikan di sekolah agronomi di Surabaya.

Sjam disebut membantu D.N. Aidit dan M.H. Lukman melahirkan kembali PKI setelah Peristiwa Madiun 1948.

Pada tahun 1964 atau 1964, Sjam, diangkat menjadi kepala Biro Khusus PKI.

Dalam PKI, hanya Aidit dan beberapa anggota senior partai mengetahui keberadaan Biro Khusus, dan sejumlah langkah diambil untuk menjamin kerahasiaan yang dipertahankan.

Pada pengadilannya tahun 1967, Sjam mengatakan bahwa upayanya untuk merekrut tentara mulai dengan pendekatan yang ramah, kemudian jika tidak ada perlawanan yang dihadapi, dipindahkan secara bertahap pada teori Marxis.

Menurut kesaksian Sjam, pada pertengahan 1965, Biro Khusus PKI di bawah Sjam telah cukup sukses menyusup ke militer, dan dalam kontak yang teratur dengan ratusan petugas.

Situasi di Indonesia pada waktu itu sangat tegang, dengan inflasi merajalela dan rumor dengan daftar kematian yang disusun oleh komunis dan non-komunis.

Dalam jangka sampai Hari Angkatan Bersenjata pada 5 Oktober 1965, dengan sejumlah besar pasukan menuju ibu kota, banyak orang mengharapkan kudeta.

Halaman
123
Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved