PERKI Cabang Makassar Edukasi Peserta CFD Boulevard Soal Bantuan Hidup Dasar
Edukasi yang diberikan meliputi Penyuluhan Bantuan Hidup Dasar, Senam Bersama, hingga Pemeriksaan Kesehatan kepada peserta CFD Boulevard.
Penulis: Rudi Salam | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Perhimpunan Dokter Spesialis Kardiovaskular Indonesia (PERKI) Cabang Makassar menggelar Bakti Sosial dan Senam Bersama di kawasan Car Free Day (CFD) Jl Boulevard, Makassar, Minggu (24/9/2023).
Kegiatan yang mengusung tema “Use Heart, Know Heart is Open-Ended” tersebut merupakan rangkaian peringatan Hari Jantung Sedunia yang diperingati setiap 29 September.
Edukasi yang diberikan meliputi Penyuluhan Bantuan Hidup Dasar, Senam Bersama, hingga Pemeriksaan Kesehatan kepada peserta CFD Boulevard.
Kegiatan ini didukung oleh Prodia, Yayasan Jantung Indonesia, Universitas Hasanuddin (Unhas), Unismuh Makassar, RS Wahidin Sudirohusodo, dan RS Unhas.
Ketua Panitia, dr Andi Alief Utama Armyn menjelaskan bahwa kegiatan ini merupakan kegiatan nasional yang mengedukasi penyakit jantung.
Puncak acaranya bakal berlangsung di Jakarta dengan agenda Menari atau Meraba Nadi Sendiri.
“Itu di sana nanti ada pemecahan rekor Muri untuk menari atau meraba nada sendiri. Di Makassar ini acara pembuka,” jelas Andi Alief.
Ia mengatakan, khusus edukasi penyakit jantung ini, pihaknya sengaja menyasar masyarakat awam.
Pasalnya, masyarakat awam bisa melakukan sendiri screening jantung dengan cara meraba nadi.
“Inilah kita kenapa edukasi di car free day, karena di sini banyak masyarakat, jadi kita beri edukasi,” kata Andi Alief.
Ketua PERKI Cabang Makassar, Dr dr Abdul Hakim Alkatiri memaparkan, penyakit jantung semakin hari semakin bertambah.
Menurutnya, untuk mengurangi hal tersebut dibutuhkan juga peran masyarakat, bukan hanya tenaga kesehatan saja.
Misalnya saja dengan melakukan penanganan atau pertolongan yang cepat dan tepat kepada seseorang yang terkena serangan jantung.
“Melalui kesempatan ini, kita meningkatkan lagi kesadaran masyarakat betapa pentingnya tata laksana penyakit jantung awal. Penyakit jantung tergantung waktu,” papar dr Abdul Hakim.
Penyakit Jantung di Sulsel Tinggi
dr Abdul Hakim menyebut bahwa di Sulsel, estimasi orang yang mengalami serangan jantung mencapai 36 per hari.
Ia merincikan, dalam satu atau dua jam, terjadi serangan jantung satu atau dua orang.
“Ini di Sulsel, bagaimana kalau di Indonesia,” sebut Dokter Spesialis Jantung dan Pembuluh Darah tersebut.
Serangan jantung, kata dr Abdul Hakim, membutuhkan penanganan yang cepat dan tepat.
Ia menyebut bahwa orang yang mengalami serangan jantung fatal dalam waktu 10 menit tidak ditangani akan meninggal.
Olehnya, ia meminta semua masyarakat paham terhadap bantuan hidup dasar, agar bisa menolong sesama.
“Kalau satu menit pertama kita melakukan pijat jantung, kemungkinan berhasilnya tinggi, sekitar 80 sampai 90 persen,” tambah dr Abdul Hakim.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.