Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Bayi 13 Bulan Dikerok

Bayi 13 Bulan Dikerok Pengasuh Punggung Merah Kebiruan, Adakah Batasan Usia Seseorang Kerokan?

Batasan usia untuk kerokan dapat bervariasi tergantung pada budaya, praktik medis lokal, dan pandangan individu.

Editor: Hasriyani Latif
Intisari Online
Ilustrasi Kerokan - Heboh bayi 13 bulan dikerok pengasuh karena masuk angin, ketahui batasan usia yang aman untuk kerokan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Heboh di media sosial bayi 13 bulan dikerok pengasuh karena masuk angin.

Punggung bayi tersebut pun membentuk pola tidak beraturan berwarna merah kebiruan akibat bekas kerokan.

Kerokan adalah salah satu bentuk pengobatan tradisional yang melibatkan penggunaan alat seperti ujung koin atau punggung pisau untuk menggosok atau menggaruk kulit dengan tekanan tertentu.

Meskipun kerokan adalah praktik yang kontroversial, beberapa orang meyakini bahwa ada manfaat tertentu yang dapat diperoleh dari prosedur ini.

Bicara soal kerokan, adakah batasan usia seseorang untuk kerokan?

Dikutip Tribun-Timur.com dari berbagai sumber, kerokan biasanya tidak disarankan untuk anak-anak atau bayi yang sangat muda.

Batasan usia untuk kerokan dapat bervariasi tergantung pada budaya, praktik medis lokal, dan pandangan individu.

Namun, banyak ahli kesehatan dan dokter berpendapat bahwa kerokan harus dihindari pada anak-anak berusia di bawah 7 tahun atau bahkan lebih tua.

Alasan utama adalah kulit anak-anak yang lebih muda lebih sensitif dan rentan terhadap kerusakan atau luka akibat tekanan yang mungkin lebih besar selama proses kerokan.

Selain itu, anak-anak juga mungkin tidak dapat mengkomunikasikan dengan baik rasa sakit atau ketidaknyamanan yang mereka rasakan selama proses kerokan.

Oleh karena itu, jika seseorang ingin melakukan kerokan pada anak, sangat penting untuk berkonsultasi terlebih dahulu dengan seorang profesional kesehatan atau seorang ahli yang berpengalaman dalam praktik tersebut.

Baca juga: Viral Bayi 13 Bulan Dikerok Pengasuh, Punggung Merah Kebiruan, Ibu: Kaget, Mau Nangis Rasanya

Mereka dapat memberikan panduan yang aman dan memastikan bahwa proses berjalan dengan benar dan tanpa risiko cedera.

Selalu ingat bahwa keamanan dan kesejahteraan anak harus menjadi prioritas utama, dan apapun bentuk perawatan alternatif yang dipilih harus selalu dipertimbangkan dengan hati-hati.

Jika anak Anda mengalami masalah kesehatan, sebaiknya konsultasikan dengan dokter anak untuk mendapatkan perawatan yang sesuai.

Dokter spesialis anak di Rumah Sakit Universitas Sebelas Maret (RS UNS) Debby Andina Landiasari juga menegaskan sebenanrnya tidak ada batasan usia pasti kapan seorang anak boleh mendapat kerokan.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved