Lanyalla Mahmud Mattalitti Bedah 5 Proposal Sistem Kenegaraan DPD RI di UMI
forum group discussion membahas lima proposal sistem kenegaraan DPD RI
Dengan komposisi utusan daerah yang berbasis sejarah negara-negara lama dan bangsa-bangsa lama di kepulauan Nusantara, yaitu raja dan sultan Nusantara, serta suku dan penduduk asli Nusantara.
Dan utusan golongan yang bersumber dari organisasi sosial masyarakat dan organisasi profesi yang memiliki sejarah dan bobot kontribusi bagi pemajuan ideologi, ekonomi, sosial, budaya, pertahanan keamanan dan agama bagi Indonesia.
Keempat, memberikan ruang pemberian pendapat kepada utusan daerah dan utusan golongan terhadap materi Rancangan Undang-Undang yang dibentuk oleh DPR dan Presiden, sehingga terjadi mekanisme keterlibatan publik yang utuh dalam pembahasan Undang-Undang di DPR.
Kelima, menempatkan secara tepat tugas, peran dan fungsi lembaga negara yang sudah dibentuk atau sudah ada di era reformasi, seperti Mahkamah Konstitusi dan Komisi Yudisial dengan tolok ukur penguatan sistem Demokrasi Pancasila.
Lanyalla menjelaskan, untuk mewujudkan hal diperlukan langkah agar semua komponen bangsa harus membangun kesadaran kolektif bangsa ini.
Selain itu, ia meminta agar mendorong MPR dan semua lembaga egara serta institusi TNI dan Polri.
Termasuk organisasi-organisasi masyarakat serta keagamaan, untuk bersama-sama membangun konsensus nasional untuk mewujudkan hal tersebut.
“Barulah kita songsong Indonesia masa depan, yang merdeka, berdaulat, adil dan makmur,” jelasnya.
Sementara itu, Rektor UMI Prof Basri Modding mengapresiasi atas kedatangan Lanyalla Mahmud Mattalitti di kampus UMI.
Menurut Prof Basri, lima proposal sistem kenegaraan DPD RI ini penting diketahui mahasiswa.
“Ini paling tidak ada pemahaman kepada mahasiswa baru,” tutur Prof Basri.
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis ini juga setuju, terkait peluang anggota DPR berasal dari peserta pemilu unsur perseorangan atau non-partisan.
Sehingga, anggota DPR tidak hanya diisi dari peserta pemilu dari unsur anggota partai politik saja.
“Kalau independepen, itu lebih obyektif. Saya setuju memang harus diusulkan anggota DPR tidak hanya dari partai, tapi harus juga ada non partai,” kata Prof Basri.
Foju MAN 2 Makassar Ajak 50 Siswa Diklatsar Belajar Jurnalistik di Tribun Timur |
![]() |
---|
Viral Pemuda Tawuran di Jl Pannara Makassar, Nitizen: Murni Perang Kelompok atau Cipta Kondisi? |
![]() |
---|
Susunan Pemain PSM Makassar vs PSIM Yogyakarta, Syahrul Lasinari Gantikan Yuran Fernandes |
![]() |
---|
Diskon 90 Persen! Semesta Buku Gramedia di Makassar Diserbu Pengunjung |
![]() |
---|
DPP Hanura Warning Anggota Fraksi Hanura Jangan Sakiti Hati Rakyat |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.