Headline Tribun Timur
Pemadaman Bergilir Belum Berakhir di Sulsel
Pemadaman listrik bergilir masih berlangsung di Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (12/9/23).
TRIBUN-TIMUR.COM - Pemadaman listrik bergilir masih berlangsung di Sulawesi Selatan (Sulsel), Selasa (12/9/23).
Kondisi ini sudah terjadi sejak Rabu (6/9/23). Kemarin, warga sejumlah wilayah di Sulsel masih harus bersabar hidup tanpa listrik selama beberapa jam.
Termasuk warga Lingkungan Padangalla, Kelurahan Taroada, Kecamatan Turikale, Kabupaten Maros. Warga Padangalla, Paidi, mengatakan ‘mati lampu’ di Padangalla berlangsung selama 4 jam 30 menit.
"Di sini (Padangalla) mulai padam pukul 10.00 sampai 14.30 Wita," katanya.
Sehari sebelumnya, Paidi mengaku sudah mendapat informasi adanya pemadaman listrik.
Sebagai antisipasi, dia menampung air karena sumber air di rumahnya menggunakan mesin air.
Namun, air yang ditampung hanya bisa untuk keperluan mandi. “Mau mencuci (pakaian) tidak bisa karena takut air habis,” ujarnya, Selasa (12/9/23).
"Untuk mengisi baterai handphone, saya harus ke rumah teman yang ada di Kota Maros, jaraknya dari rumah sekitar 9 kilometer," terangnya.
Team Leader Teknik PLN Maros, Mochamad Ridwan, Senin (10/9/2023), mengatakan ada sembilan wilayah di Maros mendapat giliran pemadaman listrik pada Selasa kemarin.
Yaitu daerah Stasiun Mandai Maros, Perumahan Bulu Tanae, Perumahan Nurazila, Jalan Ongkoe, Perumahan Yuhana, Lingkungan Palisi, Lingkungan Padangalla, Perumahan Grand Sulawesi dan Perumahan Griya Cemerlang.
Menurut Ridwan, pemadaman listrik dilakukan karena adanya pekerjaan perubahan konstitusi jaringan tegangan menengah.
“Sedikitnya, 14 trafo yang mengalami pemadaman. Estimasi pelanggan yang terdampak sebanyak 623 pelanggan,” jelasnya.
Sebelumnya, General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara dan Sulawesi Barat (UID Sulselrabar), Moch Andy Adchaminoerdin, menjelaskan PLN berupaya meningkatkan kehandalan pasokan listrik dengan melakukan pemeliharaan infrastruktur ketenagalistrikan.
Karena itu, terpaksa dilakukan pemadaman bergilir pada sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan (Sulbagsel).
“Kami terus berupaya agar proses pemeliharaan dapat segera tuntas pekan ini, oleh karena itu kami mohon doanya dari masyarakat," jelas Andy, Rabu (6/9/2023).
Protes Wali Kota
Bukan hanya warga yang mengeluhkan pemadaman bergilir yang sudah berlangsung 6 hari ini. Wali Kota Makassar, Danny Pomanto, juga merespon dengan mempertanyakan profesionalisme PLN.
Apalagi, menurut Danny, PLN tidak transparan terkait alasan melakukan pemadaman.
Danny mengaku mendapat banyak keluhan dari masyarakat terkait pemadaman bergilir ini.
"Saya mohon PLN transparan. Bilang (alasan) pemeliharaan, terus pemeliharaan lama sekali," tegas Danny, Minggu (10/9/2023). Lanjut Danny, kota-kota seperti Makassar harusnya tidak ada pemadaman.
“Pemadaman listrik ini bagaikan mengajak masyarakat kembali ke jaman dulu. "Ini seperti jaman-jaman dulu. Dan aneh juga, kalau terlambat (bayar) cepat sekali diblokir. Kalau begini, tidak berani berhadapan di masyarakat," sebutnya.
Menurut Danny, pemadaman ini tidak relevan dengan surplus listrik yang digaungkan PLN.
"Katanya PLN surplus (listrik), ada tenaga bayu, ada dari Bakaru, dari Poso, terus kenapa? Saya belum bisa terima alasan itu. Apalagi ini tiga-tiga jam (pemadaman), itu kan sangat membuat kota ini terganggu," protesnya.
Protes senada juga disampaikan anggota DPRD Kota Makassar, Abdul Wahab Tahir.
Legislator Partai Golkar ini meminta PLN Sulselrabar memberikan penjelasan komprehensif kepada masyarakat terkait penyebab pemadaman tersebut.
"Ini kan kita tidak tahu apa masalahnya, tiba-tiba PLN melakukan pemadaman bergilir. Alasannya ada perbaikan, seharusnya PLN harus memberikan penjelasan yang komprehensif kepada masyarakat," kata Wahab Tahir kepada wartawan.
Protes wali kota dan anggota DPRD Makassar ini, ditanggapi General Manager PLN Unit Induk Distribusi Sulselrabar, Moch Andy Adchaminoerdin.
Kepada wartawan, Andy menjelaskan, debit air pembangkit listrik tenaga air (PLTA) yang menyusut menjadi pemicu dilakukannya manajemen beban atau pemadaman bergilir.
Penyusutan air sungai dan bendungan akibat kemarau disertai fenomena El Nino.
"Debit air kurang maksimal pada beberapa PLTA mengakibatkan pola pengoperasian pembangkit terbatas," ujar Andy dalam keterangannya, Minggu (10/9/2023).
Namun, lanjutnya, upaya petugas PLN yang bekerja siang dan malam untuk percepatan pemulihan pasokan listrik menunjukan hasil yang baik. “Salah satu pembangkit listrik kami sudah masuk dalam sistem kelistrikan," katanya.
Melansir web.pln.co.id, sistem kelistrikan Sulawesi Bagian Selatan, khususnya di Sulselrabar telah disuplai oleh energi terbarukan.
Seperti PLTB Tolo, Jeneponto (60MW), PLTB Sidrap (70MW), PLTA Bakaru (2x63MW), PLTA Poso (515 MW), PLTA Malea (90 MW), dan PLTA Bili-bili (19,5 MW).
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.