Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Catatan Di Kaki Langit

11 September 2023, Agama Dikontrol oleh Akal Sehat

Wahyu yang demikian belum bersentuhan dengan kebudayaan (pikir, rasa, dan karsa manusia).

Editor: Sudirman
DOK TRIBUN TIMUR
Prof M Qasim Mathar 

Oleh: M Qasim Mathar

Cendekiawan Muslim/Pendiri Pesantren Matahari

Agama beda dengan wahyu. Wahyu adalah pesan dan informasi dari Tuhan yang disampaikan kepada makhluk-Nya, manusia dan makhluk lainnya, yang Dia pilih, untuk menjadi pedoman bagi makhluk-Nya.

Wahyu hanya dialami, dirasakan dan dipahami hakikatnya oleh yang menerima wahyu.

Wahyu yang demikian belum bersentuhan dengan kebudayaan (pikir, rasa, dan karsa manusia).

Wahyu bersentuhan dengan kebudayaan ketika manusia yang diberi wahyu memakai elemen atau perangkat kebudayaannya untuk menyampaikan wahyu itu kepada manusia dan manusia yang disebut akhir ini memakai perangkat kebudayaannya di dalam menerima dan memahami penyampaian wahyu dari yang menerima wahyu tersebut.

Ketika inilah wahyu menjadi agama. Jadi, agama adalah wahyu yang disampaikan dan dipahami oleh manusia secara dan menurut kebudayaannya.

Atau, konversi dari wahyu sebelum tersentuh kebudayaan menjadi wahyu yang telah tersentuh oleh kebudayaan. Tegasnya, agama adalah kebudayaan.

Karena agama adalah kebudayaan, agama yang baik dan hidup ialah yang bersama dan dikontrol oleh akal yang sehat.

Agama yang mundur ialah agama yang melepaskan diri dari kontrol akal sehat, sekali pun dianut oleh banyak manusia.

Karena faktor kebudayaan, ummat dalam satu agama yang sama, misalnya Islam, sesama ummat Islam bisa berbeda dalam memahami dan melaksanakan agama Islam itu.

Jika dibawa ke dalam konteks politik, ummat Islam nyaris mustahil bersatu hanya di dalam satu partai politik saja.

Demikian itu seterusnya, mustahil ummat Islam bersatu memilih satu pasangan capres-cawapres, karena latar belakang kebudayaan ummat Islam itu berbeda-beda.

Kebudayaan dalam artinya yang luas meliputi unsur-unsur: religi dan kepercayaan, pendidikan dan iptek, kondisi ekonomi, sosial dan kehidupan rumah tangga/keluarga, suku dan adat istiadat, serta pengalaman hidup.

Keseluruhan unsur kebudayaan yang memengaruhi pilihan politik seorang/ummat beragama, bisa diamati, diteliti, dan disurvei.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved