Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Rocky Gerung

Tuduh Nasdem Pengkhianat, Demokrat Gabung Prabowo atau Ganjar Pranowo?

Riefky mengatakan mendapat informasi Anies memilih Cak Imin dari juru bicara Anies, Sudirman Said.

Editor: Sakinah Sudin
Demokrat
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) di Kantor DPP Partai Demokrat, Jalan Proklamasi, Menteng, Jakarta, Kamis (12/1/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM - "Tuduh Nasdem Pengkhianat, Demokrat Gabung Prabowo atau Ganjar Pranowo?," demikianlah judul video yang diposting di kanal YouTube Rocky Gerung Official, Jumat (1/9/2023).

Dalam video itu, Rocky Gerung membahas peta politik di Indonesia pasca Anies Baswedan memilih Cak Imin sebagai Cawapres pada Pilpres 2024 mendatang.

"Ke mana kira-kira arah Demokrat,? tanya Jurnalis Senior Hursubeno Arief sebagai host.

Berikut jawaban Rocky Gerung:

"Poin pertama adalah Demokrat yang keluar dari kesepakatan dan itu satu sikap moral yang bagus. Kita tinggal tunggu setelah keluar, masuk ke siapa itu juga ujian moral tuh," kata Rocky Gerung.

Bertahan sebagai oposisi ya mungkin bisa, tetapi kemungkinan AHY masuk di dalam kompetisi hilang.

Padahal bagi Demokrat, AHY itu harus diuji hari ini nih, dalam Pemilu tahun ini sebagai kompetitor.

Dan kalau itu masih menjadi dalih Demokrat, maka Demokrat pasti akan punya proposal untuk mengedarkan Pak AHY.

Yang paling mungkin adalah ke PDIP.

Karena sudah ada semacam tanda-tanda awal dengan Puan dan pertemuan terus menerus antara ibu Mega dengan Prabowo menunjukkan bahwa ibu Mega sebetulnya akhirnya memutuskan Oke kalau begitu Prabowo udah nggak bisa lagi berkoalisi.

Maka melirik lah ke Pak SBY kan

dan Pak SBY juga punya kesempatan untuk menunjukkan bahwa nggak ada permusuhan dengan Ibu Mega.

Dari awal juga pak SBY adalah menterinya Ibu Mega.

jadi peristiwa-peristiwa yang lalu pasti akan dilupakan baik oleh ibu Mega atau Demokrat bila ternyata kepentingan politik untuk anti Jokowi itu terbentuk.

Jadi kimia antar PDIP dan di Gerinda terbentuk tuh.

Nah itu bisa terbentuk kalau PDIP merasa bahwa memang untuk melawan Prabowo diperlukan Demokrat, karena kapasitas PDIP sendiri untuk melawan Gerindra itu nggak mungkin.

"jadi di atas kertas PDIP melihat potensi untuk bergabung dengan Demokrat.

Itu masuk akal secara kuantitatif.

Secara kualitatif itu soal lain tuh, siapa misalnya itu apa Ganjar dengan AHY.

Tentu juga Ganjar merasa ya enggak ada soal lebih baik ada AHY sehingga Ganjar terbantu dalam soal-soal perdebatan konseptual nanti.

Kan AHY lebih mampu untuk mengatasi hal konseptual, sementara Ganjar lebih mampu untuk menggerakkan akar rumput tuh.

karena begitu begitu disepakati Ganjar dengan AHY misalnya, itu pasti selesai problem di akar rumput.

Nggak ada lagi persaingan di situ.

Jadi tetap kita mau lihat itu faktor pertama itu Demokrat mendekat pada PDIP.

Faktor kedua apa kira-kira konco ulang dari Prabowo.

Prabowo tetap melihat potensi Demokrat dengan PDIP itu akan jadi tantangan buat dia tuh.

Jadi kelihatannya itu yang akan terjadi.

Jadi, ini hipotesa saya bahwa kalau SBY mendekat ke PDIP demi mengedarkan kembali AHY dan itu adalah faktor utama pertimbangan Demokrat, maka Prabowo akan menghitung ulang tuh.

Jangan-jangan akhirnya Prabowo bilang udah kita satu panggung lagi dengan Anies kira-kira begitu kan.

Sehingga betul-betul cuma dua panggung.

Tapi bagi Gerinda sebetulnya nggak ada soal, karena Gerinda tahu bahwa dia udah cukup untuk mencalonkan Prabowo dan kapasitas partai udah bekerja maksimal.

Saya kira itu pemetaan awalnya".

Selengkapnya simak video berikut:

Demokrat Kecewa

Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum Nasdem, Surya Paloh dikabarkan sudah menetapkan Cak Imin, sapaan Muhaimin, sebagai pendamping Anies pada Pilpres 2024 mendatang.

Anies Baswedan juga dikabarkan sudah menyetujui pilihan Surya Paloh.

Kabar ini membuat kecewa Partai Demokrat.

Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai Demokrat, Teuku Riefky Harsya, kemudian mengeluarkan siaran pers menyikapi kabar tersebut.

Riefky mengatakan mendapat informasi Anies memilih Cak Imin dari juru bicara Anies, Sudirman Said.

"Kemarin, 30 Agustus 2023 kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said mewakili capres Anies Baswedan bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai NasDem dan PKB untuk mengusung pasangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar," kata Riefky lewat siaran pers, Kamis (31/8/23).

Keputusan itu diambil setelah Surya Paloh dan Cak Imin bertemu di Nasdem Tower, Gondangdia, Menteng, Jakarta, Selasa (29/8/2023).

Surya Paloh langsung memanggil Anies pada malam itu juga untuk menyampaikan keputusan tersebut.

“Secara sepihak Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh tiba-tiba menetapkan Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar sebagai cawapres Anies tanpa sepengetahuan Partai Demokrat dan PKS,” ujar Riefky.

Sehari setelahnya, Rabu (30/8/2023), Anies tak mengatakan informasi itu pada Demokrat dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang merupakan bagian dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP).

“Melainkan terlebih dahulu mengutus Sudirman Said untuk menyampaikannya,” ucap dia.

Demokrat lalu mengkonfirmasi info tersebut kepada Anies Baswedan dan Anies membenarkannya.

"Hari ini kami melakukan konfirmasi berita tersebut kepada Anies Baswedan. Ia mengonfirmasi bahwa berita tersebut adalah benar. Demokrat 'dipaksa' menerima keputusan itu," ujarnya.

Riefky melanjutkan, Majelis Tinggi Partai Demokrat akan mengadakan rapat untuk menentukan sikap selanjutnya.

Riefky lalu mengatakan bahwa langkah kerjasama antara NasDem-PKB dengan mengusung Anies Baswedan-Cak Imin jelas merupakan bentuk pengkhianatan.

"Rentetan peristiwa yang terjadi merupakan bentuk pengkhianatan terhadap semangat perubahan, pengkhianatan terhadap Piagam Koalisi yang telah disepakati oleh ketiga parpol," ujarnya.

"Juga pengkhianatan terhadap apa yang telah disampaikan sendiri oleh Anies Baswedan yang telah diberikan mandat untuk memimpin Koalisi Perubahan," kata Riefky.

Kabar ini juga membuat Partai Demokrat menurunkan semua baliho bergambar Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dengan Bakal Calon Presiden (Bacapres) Anies Baswedan.

"Benar (spanduk AHY-Anies dicopot)," kata anggota Majelis Tinggi Partai Demokrat Syarief Hasan saat dihubungi, Kamis (31/8/2023).

Syarief menyebut, baliho dan spanduk bergambar Anies-AHY diturunkan di seluruh wilayah Indonesia.

(Tribun-Timur.com/ Sakinah Sudin) (Kompas.com/ Singgih Wiryono)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved