Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Gadis Belia Dirudapaksa 16 Pria

Kronologi Gadis 16 Tahun Dicabuli 16 Pria Setelah Sepekan Tak Pulang, Janji ke Orangtua Diingkari

Meskipun gadis tersebut berjanji untuk segera pulang ketika dihubungi, namun pada hari berikutnya, dia tetap tidak kembali ke rumah.

Editor: Ansar
Kolase Tribun-timur.com
Gadis belia di Aceh menjadi korban pemerkosaan 16 pria. Korban sampai tak berdaya. Korban inisial LI (16) adalah warga Kecamatan Ranto Peureulak. Polisi juga mengamankan tiga dari 16 pelaku 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kronologi LI gadis 16 tahun berhubungan suami istri dengan 16 pria.

LI melayani 16 pria termasuk kekasihnya, yang menjemputnya di rumahnya di Aceh.

Lantaran sudah sepekan tak pulang, orangtua LI mulai panik dan melakukan pencarian.

Kelakuan LI yang sudah melayani 16 pria terbongkar saat digerebek oleh warga Aceh Timur, Aceh di dalam satu rumah.

Saat digerebek, LI mengaku terlibat dalam hubungan dengan 16 pria berbeda selama sepekan.

Kapolres Aceh Timur, AKBP Andy Rahmansyah, menjelaskan gadis remaja ini awalnya dilaporkan hilang.

Karena LI sudah selama sepekan tak pulang-pulang.

Dia menghilang, setelah dijemput oleh kekasihnya pada Sabtu malam (5/8/2023).

"Selama seminggu, remaja putri ini tidak kembali ke rumah setelah pergi bersama kekasihnya," ungkap AKBP Andy Rahmansyah, Rabu (30/8/2023).

Perhatian terhadap situasi ini semakin meningkat ketika pada malam tiba.

Gadis remaja ini tidak kembali hingga tengah malam saat dia dijemput oleh pacarnya.

Keadaan ini menimbulkan kekhawatiran di kalangan keluarganya.

Meskipun gadis tersebut berjanji untuk segera pulang ketika dihubungi, namun pada hari berikutnya, dia tetap tidak kembali ke rumah.

Keluarga akhirnya memutuskan untuk melakukan pencarian dan menyusuri beberapa tempat, termasuk menghubungi kerabat dekat.

Setelah berlalu sepekan, orangtua gadis remaja mendapatkan informasi bahwa anaknya telah diamankan oleh warga bersama dengan pacarnya pada dini hari Jumat (11/8/2023).

Keluarga segera bergerak menuju lokasi untuk menjemput gadis tersebut.

Kejadian ini mengundang keprihatinan di masyarakat sekitar.

Hal ini menunjukkan perlunya pengawasan yang lebih cermat terhadap aktivitas remaja.

Dengan peningkatan interaksi remaja dengan dunia luar, pendidikan dan pemahaman mengenai norma-norma sosial menjadi lebih penting untuk dijaga demi kebaikan dan keselamatan mereka.

"Dia mengaku, selama bersama pacarnya ia melakukan hubungan layaknya suami istri.

Bukan hanya dengan pacarnya namun juga dengan 15 temannya," jelas Andy.

15 orang lain yang diduga bersetubuh dengan remaja tersebut di yakni RE (19), DE (25), SU (18), SI (23), AN (18), JO (18), NA (18), AM (19), AR (19), JR (23), SO (20), RI (19), dan SA (18).

Sehari berselang, orangtua korban membuat laporan ke Polres Aceh Timur dan menyerahkan pacar anaknya ke polisi.

Polisi turun tangan melakukan penyelidikan dan menciduk dua pelaku lainnya yakni RE dan MU, Kamis (17/8/2023).

Polisi masih menyelidiki kasus itu dan memburu 13 pelaku lainnya.

Para pelaku bakal dijerat dengan pasal pemerkosaan anak.

"Dan untuk RE ini sendiri juga merupakan salah satu dari pelaku kasus yang sama yang menimpa pada korban RI yang terjadi pada tanggal 25 April," kata Andy.

Guru ngaji dilapor

Seorang pria dengan inisial S (39), yang berprofesi sebagai guru ngaji di Desa Bojongkoneng, Kecamatan Gunungkencana, dilaporkan ke Polsek Gunungkencana oleh seorang gadis dengan tuduhan pencabulan.

Kapolsek Gunungkencana, AKP Edi Sucipto, mengonfirmasi adanya laporan tersebut, tetapi tidak merinci waktu kejadian.

"Perkara ini masih dalam tahap penyelidikan," katanya, Minggu, 27 Agustus 2023.

Pelaku saat ini telah diamankan oleh Unit Reskrim Polsek Gunungkencana dan sedang menjalani proses pemeriksaan.

Kanit Reskrim Polsek Gunungkencana, Bripka Ali Maghfur, mengungkapkan bahwa laporan tindakan pelaku langsung dilakukan oleh korban yang datang ke kantor polisi.

"Korbanlah yang membuat laporan," ungkapnya.

Ketika ditanya tentang jumlah korban yang terlibat, Ali Maghfur menyatakan bahwa pihaknya masih melakukan penyelidikan terhadap peristiwa tersebut.

"Kami masih dalam proses pemeriksaan dan penyelidikan," ujarnya.

Ali Maghfur menyatakan bahwa keterangan lebih lanjut akan diberikan setelah hasil pemeriksaan selesai dilakukan.

Situasi ini menunjukkan pentingnya pengawasan dan perlindungan terhadap individu yang rentan, terutama dalam lingkungan pendidikan.

Pihak berwenang harus melakukan investigasi yang cermat untuk memastikan keadilan bagi semua pihak yang terlibat.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved