Dampak El Nino, Danau Tempe Kering, Nelayan di Wajo Alih Profesi Jadi Petani

TRIBUNWAJO.COM, SENGKANG - Wilayah Sulawesi Selatan (Sulsel) berada pada musim kemarau dibarengi fenomena El Nino.

Hal ini membuat cuaca di wilayah Sulsel lebih cerah dan kering.

Akibatnya, curah hujan semakin menurun.

Salah satunya di Kabupaten Wajo, dimana saat ini masyarakat mulai merasakan dampak dari El Nino itu sendiri.

Tak terkecuali bagi Nelayan di Pesisir Danau Tempe.

Mereka mulai kesulitan mencari Ikan, bahkan tak sedikit dari mereka hanya memarkir perahunya di bibir sungai.

Nelayan asal Kelurahan Salomenraleng, Kecamatan Tempe, Ciwang mengatakan debit air Danau memang sudah surut.

"Akhir bulan Juni kemarin terakhir hujan, sekarang Nelayan sudah mulai resah," ujarnya kepada Tribun-Timur.com, Rabu (16/8/23).

Meski demikian, kata dia Nelayan masih terus berusaha memanfaatkan debit air yang ada.

"Alhamdulillah masih ada yang bisa kita pakai, semoga ini tidak berlanjut seterusnya," kata Ciwang.

Di sisi lain, Petani Danau Tempe Adit, mengaku sangat memanfaatkan momen ini.

"Terakhir menanam di sini lima tahun lalu, makanya sekarang kami manfaatkan musim kemarau dengan menanam biji-bijian seperti jagung, kedelai dan kacang-kacangan," ujarnya.

Ia berharap semoga musim kemarau yang terjadi sekarang bisa diselingi dengan adanya hujan.

"Kita berdoa saja semoga sekali-kali ada hujan," harapnya.

El Nino adalah fenomena pemanasan Suhu Muka Laut (SML) di atas kondisi normalnya yang terjadi di Samudera Pasifik bagian tengah hingga timur.

Pemanasan SML ini meningkatkan potensi pertumbuhan awan di Samudera Pasifik tengah sehingga mengurangi curah hujan.

Di Sulawesi Selatan, musim kemarau diiringi El Nino menyebabkan ribuan hektar sawah mengalami kekeringan.

Adapun daerah yang masuk kategori zona merah ialah Kabupaten Bone, Soppeng, dan Wajo.(*)