Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ekonomi Sulsel

Sektor Pertambangan Punya Potensi Besar Dongkrak Ekonomi Sulsel

Berdasarkan lapangan usaha, sektor pertambangan dan penggalian menjadi kontributor tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2023.

|
Penulis: Rudi Salam | Editor: Hasriyani Latif
DOK TRIBUN TIMUR
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unhas Prof Marsuki DEA. Sektor pertambangan dinilai punya potensi besar dongkrak ekonomi Sulsel. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Ekonomi Sulawesi Selatan (Sulsel) pada triwulan II 2023 mengalami pertumbuhan sebesar 5,00 persen Year on Year (YoY) jika dibandingkan dengan triwulan II 2022.

Dalam perbandingan dengan triwulan I 2023, tercatat bahwa ekonomi Sulsel mengalami peningkatan sebesar 8,09 persen (q-to-q).

Berdasarkan lapangan usaha, sektor pertambangan dan penggalian menjadi kontributor tertinggi terhadap pertumbuhan ekonomi pada triwulan II 2023, mencapai 20,70 persen.

Jasa lainnya menyusul dengan pertumbuhan sebesar 17,79 persen, diikuti oleh administrasi pemerintahan yang mencatatkan pertumbuhan sebesar 15,65 persen.

Pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Marsuki DEA, menilai bahwa peran sektor ekonomi pertambangan sebagai penggerak utama adalah wajar.

Hal ini sebagian karena adanya kebijakan yang mendorong hilirisasi industri pengolahan hasil tambang, terutama nikel.

Baca juga: Ekonomi Sulsel Triwulan II 2023 Tumbuh 5 Persen, Ditopang Sektor Pertambangan

"Namun penting untuk diingat bahwa meskipun sektor pertambangan memiliki potensi besar sebagai penyumbang terbesar pada Indeks Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulsel, dampak faktualnya bisa menjadi masalah jika tidak terkait atau tidak berdampak pada perkembangan sektor-sektor ekonomi unggulan lainnya," katanya saat dihubungi Tribun-Timur.com, Senin (14/8/2023).

Prof Marsuki menegaskan pentingnya hubungan sektor tambang dengan sektor-sektor unggulan seperti pertanian, industri olahan, perdagangan, dan transportasi komunikasi.

Hal ini diperlukan untuk memastikan pertumbuhan ekonomi berdampak positif secara menyeluruh, termasuk dalam upaya mengurangi pengangguran, tingkat kemiskinan, dan pemerataan ekonomi.

Dia mengungkapkan bahwa pada kenyataannya, dalam konteks ekonomi regional yang mengandalkan eksploitasi tambang, sering terjadi tingkat eksploitasi ekonomi yang tinggi.

Baca juga: Ditopang Sektor Perdagangan, Ekonomi Sulsel Triwulan I 2023 Tumbuh 5,29 Persen

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi terjadi, namun manfaatnya tidak merata di kalangan masyarakat lokal, melainkan lebih banyak dinikmati oleh para pengusaha.

Mengenai hal ini, Prof Marsuki menyarankan agar otoritas pemerintah mempertimbangkan langkah-langkah dalam mendorong peningkatan produksi industri pertambangan.

Salah satu langkahnya adalah dengan menetapkan peraturan yang ketat bagi para pengusaha tambang atau smelter, khususnya dalam rangka menyusun kebijakan yang mendukung masyarakat lokal.

Upaya tersebut dapat mencakup penyerapan tenaga kerja lokal, pemberdayaan usaha masyarakat setempat, perlindungan lingkungan, dan pelaksanaan Corporate Social Responsibility (CSR) yang dapat meningkatkan kemampuan masyarakat lokal dalam bekerja dan berusaha.

"Termasuk para pengusaha tambang harus mematuhi kewajiban pembayaran pajak, retribusi, dan kewajiban lain yang diatur," tambahnya.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved