Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Muhammadiyah

Prof Haedar Nashir Dorong Kader Jadi Elite Strategis Bangsa

Hal itu disampaikan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MPKSDI.

Editor: Muh Hasim Arfah
dok Muhammadiyah Sulsel
Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir dalam dalam pembukaan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani Pimpinan Pusat (MPKSDI PP) Muhammadiyah di Balai Sidang Muktamar Kampus Universitas Muhammadiyah Makassar, Jl Sultan Alauddin, Kota Makassar, Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (27/7/2023). 

“Kalau kita ingin dihormati, dimuliakan, maka kita harus menjadi kader-kader yang mempunyai kekuatan intelektual,” ungkap dia.

Pihaknya menyadari Muhammadiyah amat ditentukan oleh kekuatan sumber daya manusianya. Secara kuantitas dan fisikal, dunia telah mengakui entitas Muhammadiyah. Namun, Persyarikatan juga harus terus meningkatkan kualitasnya.

Sementara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir mengaku setuju dengan Ambo dan Gus Bach. Sebagai orang yang pernah memimpin badan pendidikan kader, ia mengaku paham betul terkait peran MPKSDI.

Dirinya menyadari bahwa mengelola, membina, dan mengembangkan kader Muhammadiyah sebagaimana idealitasnya memang tidak mudah.

Hal itu karena berbagai tuntutan untuk MPKSDI menghasilkan, dan mendorong peran kader agar dapat tangguh dalam semua dimensi.

“Tapi saya percaya, gerak MPKSDI mampu memilih program-program prioritas yang strategis dengan prinsip taqdimul akham minal muhim, sehingga dalam lima tahun ini mampu mencapai target yang diharapkan, walaupun memang tidak mudah,” kata dia.

Ia menekankan, kader merupakan eksponen paling penting karena merupakan anggota inti dari gerakan.

Karena itulah, Muhammadiyah harus memperbanyak kader yang berpotensi, berperan, dan berfungsi sebagai elite strategis.

Kader itu tidak hanya berperan strategis di Persyarikatan, tapi juga keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta.

Ia menjelaskan alasan dirinya menekankan pada kader yang berfungsi sebagai elite strategis. Hal itu, kata dia, tidak terlepas dari Q.S An-Nisa ayat 9 yang disitir Ketua PWM Sulsel, Ambo Asse.

Haedar mengingatkan, sejarah menunjukkan bahwa peradaban dibentuk oleh kaum elite. Bahkan, ada kelompok kecil tapi berperan strategis yang mengalahkan kelompok besar tapi lemah.

Karena itu, Ia menambahkan, kader Muhammadiyah juga harus memiliki kesadaran masa depan yang ditunjang dengan kekuatan takwa.

Ia menegaskan, kader harus memiliki fungsi elite strategis yang bisa bersaing di era yang semakin kompleks ini dan itu lahir dari proses akselerasi yang dilakukan oleh MPKSDI.(tribun-timur.com/faqih imitiyaaz)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved