Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Hijrah Kebangsaan di Tahun Baru Hijriyah

Syiar Islam di Makkah ketika itu, menemui rintangan, hambatan dan kebencian yang luar biasa dari penduduk setempat.

Editor: Ari Maryadi
DOK PRIBADI
Asri Tadda Waketum Konfederasi Nasional Relawan Anies/KoReAn 

Oleh Asri Tadda
Waketum Konfederasi Nasional Relawan Anies/KoReAn

TRIBUN-TIMUR.COM -- Waktu terus berputar. Kini kita kembali berganti tahun, memasuki tahun baru 1445 Hijriyah.

Dalam sejarah, penanggalan Hijriyah ditandai dengan hijrahnya Rasulullah Muhammad SAW dan para sahabat setia beliau, dari Makkah ke Madinah.

Syiar Islam di Makkah ketika itu, menemui rintangan, hambatan dan kebencian yang luar biasa dari penduduk setempat.

Caci maki, penganiayaan dan penindasan terhadap Rasulullah serta sahabat-sahabatnya menjadi tak tertahankan lagi. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk berhijrah ke Madinah.

Mereka yang ikut rombongan hijrah dari Makkah disebut golongan Muhajirin, sedangkan yang menerima kedatangan mereka di Madinah disebut kaum Anshar (penolong).

Oleh Rasulullah SAW, Muhajirin dan Anshar kemudian dipersaudarakan atas dasar iman dan Islam.

Hijrah telah menjadi momentum perubahan fundamental dalam gerakan dakwah dan syiar Islam. Dari awalnya hanya sembunyi-sembunyi di Makkah, lalu menjadi lebih terbuka kepada masyarakat umum di Madinah.

Proses hijrah yang fenomenal inilah yang kemudian memberikan daya ungkap bagi perkembangan syiar Islam yang terus tumbuh dan berkembang hingga saat ini.

Hijrah Kekinian

Jika ditarik pada kondisi kekinian, maka menggambarkan hijrah Rasulullah saat itu ibarat sikap mengalah untuk sementara, lalu menyusun kekuatan untuk menang kembali.

Sebuah keputusan bijaksana dengan melihat dan mempertimbangkan kondisi yang ada. Tindakan yang tidak hanya didasari untuk mencari keselamatan, tetapi juga dilandasi oleh keyakinan untuk bisa lebih baik setelahnya.

Spirit berhijrah bisa menjadi energi dan kekuatan bagi diri, keluarga, masyarakat dan bangsa untuk bisa hidup lebih baik, lebih maju, lebih sejahtera dan sebagainya.

Hanya saja, yang sangat perlu dilakukan sebelum hijrah adalah membangkitkan kesadaran sepenuhnya bahwa ada hal-hal yang perlu kita rubah, perlu dikoreksi agar bisa lebih baik lagi.

Berhijrah yang dimaknai dan diimplementasikan dalam tradisi yang positif agar bisa lebih baik lagi, memungkinkan terjadinya perubahan fundamental terhadap nasib diri, keluarga, masyarakat dan bangsa sekalipun.

Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved