Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Prof Wardihan Sinrang Sakit Jantung Sebelum Meninggal, Kenali Gejala Serangan Jantung dan Cara Cegah

Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas Prof Dr dr Wardihan Sinrang wafat pada Minggu (2/7/2023) malam.

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Ansar
Kolase Tribun-Timur.com
Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas Prof Dr Wardihan Sinrang wafat pada Minggu (2/7/2023) malam akibat serangan jantung. Kenali gejala dan cara mencegah serangan jantung. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kenali gejala penyakit serangan jantung dan cara mencegahnya.

Serangan jantung membuat Civitas akademika Universitas Hasanuddin berduka.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Unhas Prof Dr Wardihan Sinrang wafat pada Minggu (2/7/2023) malam.

Kabar duka ini disampaikan Kabag Humas Unhas Ahmad Bahar.

Kondisi kesehatan Prof Wardihan menurun saat menjelang maghrib.

Prof Wardihan terkena serangan jantung hingga akhirnya dibawa ke RS Wahidin Sudirohusodo.

"Iya, maghrib kena serangan jantung, langsung dilarikan ke RS Wahidin Sudirohusodo," jelas Ahmad Bahar.

Prof Wardihan Sinrang baru saja dilantik memimpin Universitas Wallacea periode 2023-2028 pada 20 mei 2023 lalu

Universitas Wallacea merupakan penggabungan antara dua perguruan tinggi yakni Stikes Andini Persada dengan Stimed Nusa Palapa.

Saat itu, pelantikan dilakukan di Unhas Hotel and Convention Center.

Ia dilantik dihadapan Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa dan Kepala LLDikti IX Sultan Batara Andi Lukman.

Ucapan duka dan doa pun terus mengalir kepada Prof Wardihan Sinrang.

Civitas Akademika Unhas dan Universitas Wallacea berduka.

Apa itu serangan jantung dan cara cegah

Pengertian Serangan Jantung dikutip dari Halodoc

Serangan jantung, atau yang juga dikenal sebagai infark miokard, merupakan kondisi yang terjadi ketika aliran darah ke jantung sangat berkurang atau tersumbat.

Penyumbatan aliran darah ke jantung dapat terjadi akibat penumpukan lemak, kolesterol, dan zat lain di dalam arteri jantung (koroner). 

Endapan atau penumpukan lemak tersebut mengandung kolesterol yang disebut plak.

Sementara itu, proses penumpukan plak disebut aterosklerosis.

Terkadang, plak bisa pecah dan membentuk gumpalan yang menghalangi dara. Kurangnya aliran darah dapat merusak atau menghancurkan bagian dari otot jantung.

Penyebab Serangan Jantung

Dalam kebanyakan kasus, serangan jantung terjadi karena penyumbatan di salah satu pembuluh darah yang memasok jantung.

Hal tersebut seringkali terjadi karena adanya plak, zat lengket yang dapat menumpuk di bagian dalam arteri. Sementara itu, penumpukan plak disebut aterosklerosis. 

Terkadang, endapan plak di dalam arteri koroner (jantung) dapat pecah, sehingga bekuan darah dapat tersangkut di tempat terjadinya pecah.

Apabila bekuan darah menyumbat arteri, maka otot jantung tidak memiliki darah sehingga menyebabkan serangan jantung

Berikut ini beberapa penyebab terjadinya serangan jantung:

Spasme arteri koroner. Kondisi ketika tekanan parah pada pembuluh darah yang tidak tersumbat.

Biasanya, arteri memiliki plak kolesterol atau pengerasan pembuluh darah dini akibat merokok atau faktor risiko lainnya. 

Kondisi medis yang langka. Contohnya adalah penyakit apapun yang menyebabkan penyempitan pembuluh darah yang tidak biasa.

Trauma. Misalnya, adanya robekan atau pecahnya arteri koroner.

Obstruksi yang berasal dari tempat lain di tubuh. Misalnya, adanya gumpalan darah atau gelembung udara (emboli) yang terperangkap di arteri koroner. 

Gangguan makan. Kondisi tersebut dapat merusak jantung seiring berjalannya waktu, sehingga mengakibatkan serangan jantung

Arteri koroner anomali. Yaitu cacat jantung bawaan yang dimiliki sejak lahir, di mana arteri koroner berada pada posisi yang berbeda dari biasanya di tubuh.

Kondisi tersebut dapat menyebabkan serangan jantung.
Faktor Risiko Serangan Jantung

Sementara itu, beberapa faktor risiko dapat memicu serangan jantung. Di antaranya:

Usia.

Pria berusia 45 tahun keatas dan wanita berusia di atas 55 tahun lebih mungkin mengalami serangan jantung, dibandingkan pria dan wanita yang lebih muda.

Merokok. 

Gaya hidup merokok dan sering terpapar asap rokok dalam jangka panjang dapat memicu serangan jantung
Hipertensi. 

Sering waktu, tekanan darah tinggi atau hipertensi dapat merusak arteri yang menuju ke jantung.

Tekanan darah tinggi yang diakibatkan kondisi lain, seperti obesitas, kolesterol tinggi, atau diabetes, meningkatkan risiko serangan jantung lebih tinggi lagi.

Kolesterol atau trigliserida tinggi.

 Kondisi tubuh dengan kolesterol low density lipoprotein (LDL) tinggi (kolesterol jahat) kemungkinan besar akan mempersempit arteri.

Selain itu, tingginya lemak darah (trigliserida) juga dapat meningkatkan risiko serangan jantung

Obesitas. 

Kegemukan atau obesitas berkaitan dengan tekanan darah tinggi, diabetes, kadar trigliserida dan kolesterol LDL yang tinggi.

Semua faktor tersebut dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Sindrom metabolik. Kondisi ini terjadi karena kombinasi dari obesitas sentral, tekanan darah tinggi, dan kolesterol “baik” HDL rendah, trigliserida tinggi, dan gula darah tinggi.

Orang yang memiliki sindrom metabolik, memiliki risiko 2 kali lebih mungkin terkena penyakit jantung dibandingkan orang yang sehat.

Riwayat keluarga. 

Jika kamu memiliki saudara kandung, orang tua, atau kakek-nenek, yang mengalami serangan jantung, kamu pun mungkin berisiko tinggi.

Kurang berolahraga. Jarang melakukan aktivitas fisik juga berkaitan dengan risiko tinggi serangan jantung.

Nyatanya, olahraga teratur dapat meningkatkan kesehatan jantung.

Pola makan yang tidak sehat. Mengonsumsi makanan yang mengandung banyak gula, lemak hewani, lemak trans, dan garam dapat meningkatkan risiko serangan jantung

Stres.

Gangguan stres emosional, seperti marah berlebihan, dapat meningkatkan risiko serangan jantung.
Penggunaan obat-obatan terlarang. 

Perlu diketahui, kokain dan amfetamin adalah stimulan, yang dapat memicu kejang arteri koroner sehingga menyebabkan serangan jantung.

Riwayat preeklamsia. 

Kondisi ini dapat menyebabkan tekanan darah tinggi selama kehamilan. Selain itu juga meningkatkan risiko penyakit jantung seumur hidup.

Kondisi autoimun. Memiliki kondisi seperti rheumatoid arthritis atau lupus dapat meningkatkan risiko serangan jantung.

Gejala Serangan Jantung

Gejala serangan jantung bisa berbeda-beda pada setiap orang, bahkan pada setiap serangan.

Ada orang yang mengalami gejala ringan, ada juga yang mengalami gejala parah.

Bahkan ada juga yang tidak mengalami gejala sama sekali.

Namun, gejala umum serangan jantung dapat berupa:

Nyeri dada yang terasa ditekan, dan sesak.

Rasa nyeri atau tidak nyaman yang menjalar ke bahu, lengan, punggung, leher, rahang, gigi, atau kadang perut bagian atas. 

Keringat dingin.

Kelelahan.

Mulas atau gangguan pencernaan.

Sakit kepala ringan atau pusing secara tiba-tiba.

Mual.

Sesak napas.

Pada wanita, gejalanya mungkin bersifat atipikal, seperti nyeri singkat atau tajam yang terasa di leher, lengan, atau punggung.

Terkadang, gejala awal dari serangan jantung adalah serangan jantung mendadak.

Diagnosis Serangan Jantung

Serangan jantung seringkali terdiagnosa dalam keadaan darurat.

Diagnosa serangan jantung dapat berupa pemeriksaan tekanan darah, denyut nadi, dan suhu.

Namun, beberapa tes juga perlu dilakukan untuk melihat bagaimana jantung berdetak dan memeriksa kesehatan jantung secara keseluruhan. 

Tes untuk mendiagnosa serangan jantung di antaranya:

Elektrokardiogram (EKG). 

Tes pertama untuk mendiagnosis serangan jantung yaitu dengan merekam sinyal-sinyal listrik dengan elektrokardiogram.

Seperangkat alat dipasang di dada, lengan, dan kaki.

Sinyal akan direkam sebagai gelombang yang ditampilkan di monitor atau dicetak di atas kertas. Tes ini juga dapat menunjukkan apakah kamu sedang atau pernah mengalami serangan jantung.

Tes darah.

 Serangan jantung dapat menyebabkan protein jantung perlahan bocor ke dalam darah setelah kerusakan jantung.

Maka itu, tes darah dapat dilakukan untuk memeriksa keberadaan protein tersebut.

Rontgen dada. 

Tes ini dapat menunjukkan kondisi dan ukuran jantung serta paru-paru.

Ekokardiogram. 

Gelombang suara (ultrasound) dapat menunjukkan bagaimana darah bergerak melalui jantung dan katup jantung.

Ekokardiogram juga dapat membantu mengidentifikasi apakah area jantung telah rusak.

Kateterisasi koroner (angiogram). 

Tes ini dilakukan dengan menggunakan selang panjang dan tipis (kateter) yang dimasukkan ke dalam arteri.

Biasanya di arteri kaki, dan diarahkan ke jantung.

Zat pewarna juga dimasukkan agar mengalir melalui kateter, untuk membantu melihat arteri lebih jelas pada gambar yang dibuat selama tes.

CT scan atau MRI jantung. 

Melalui tes ini, akan tampak bagaimana gambar  jantung dan dada.

CT scan jantung menggunakan sinar-X. Sedangkan tes MRI jantung digunakan menggunakan medan magnet dan gelombang radio untuk membuat gambar jantung. 

Pengobatan Serangan Jantung

Pengobatan serangan jantung dilakukan dengan tujuan memulihkan aliran darah ke otot jantung yang terkena, sesegera mungkin.

Perawatan dapat dilakukan dalam berbagai cara, mulai dari pengobatan hingga pembedahan.

1. Pemberian oksigen tambahan

Orang yang mengalami serangan jantung seringkali kesulitan bernapas, karena kadar oksigen darah sangat rendah.

Kondisi tersebut dapat diatasi dengan menghirup oksigen tambahan di rumah sakit.

Pengobatan ini dapat membantu meningkatkan kadar oksigen dalam darah dan mengurangi ketegangan pada jantung.

2. Obat-obatan

Beberapa obat yang mungkin diresepkan dokter yaitu:

Obat anti pembekuan. Seperti aspirin atau obat pengencer darah.

Nitrogliserin. Obat ini dapat meredakan nyeri dada dan menyebabkan pembuluh darah melebar, sehingga darah dapat mengalir dengan lebih mudah.

Obat trombolitik (penghilang gumpalan darah). Dokter akan merekomendasikan obat ini hanya dalam 12 jam pertama, setelah serangan jantung.

Obat anti-aritmia. Serangan jantung sering kali menyebabkan malfungsi pada ritme detak jantung normal, yang disebut aritmia. Kondisi ini dapat mengancam jiwa, tapi dapat dicegah dengan obat ini.

Obat nyeri. Obat nyeri yang umum diberikan untuk mengatasi serangan jantung adalah morfin. Penggunaan obat ini dapat meringankan nyeri dada. 

3. Pembedahan

Jika kamu pernah mengalami serangan jantung, arteri yang tersumbat dapat dipulihkan melalui pembedahan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved