Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Idul Adha

Sholat Idul Adha Makan Dulu atau Tidak? Berikut Penjelasannya

Jelang Idul Adha, banyak yang bertanya terkait boleh tidaknya makan dan minum sebelum sholat Idul Adha. Ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama.

Editor: Sakinah Sudin
KOMPAS.com/KRISTIANTO PURNOMO
Ilustrasi shalat Idul Adha. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Kata kunci Sholat Idul Adha makan dulu atau tidak, bolehkah minum sebelum Sholat Idul Adha , dan apakah sebelum Shalat Idul Adha harus puasa , ramai dicari.

Ya, jelang Sholat Idul Adha, banyak pertanyaan terkait hal tersebut.

Diketahui, pemerintah melalui sidang isbat pada Minggu (18/6/2023) menetapkan 1 Zulhijah 1444 H pada Selasa, 20 Juni 2023.

Umat Islam akan merayakan hari raya Idul Adha pada10 Zulhijah 1444 H, yang jatuh pada  Kamis, 29 Juni 2023.

Pada hari Raya Idul Adha, umat muslim melaksanakan Sholat Idul Adha.

Sholat Idul Adha merupakan sholat sunnah dikerjakan dua rakaat.

Jelang Idul Adha, banyak yang bertanya terkait boleh tidaknya makan dan minum sebelum Sholat Idul Adha.

Mengenai masalah ini, memang ada perbedaan pendapat di kalangan para ulama.

Dilansir Tribun-Timur.com dari bali.kemenag.go.id, menurut ulama Syafiiyah, seseorang dianjurkan tidak makan atau imsak sebelum melaksanakan shalat Idul Adha, baik ia mau berkurban atau tidak.

Anjuran tidak makan ini tidak berkaitan dengan kurban, melainkan berkaitan dengan pelaksanaan shalat Idul Adha.

Oleh karena itu, menurut ulama Syafiiyah, selama seseorang hendak melaksanakan shalat Idul Adha, baik dia mau berkurban atau tidak, maka dia terkena anjuran ini.

Ia dianjurkan untuk tidak makan sebelum melaksanakan Sholat Idul Adha, baik dia mau berkurban atau tidak. 

Nabi SAW tidak keluar menuju lapangan di hari Idul Fitri hingga beliau makan dulu.

Dan beliau tidak makan di hari Idul Adha hingga beliau selesai melaksanakan shalat.

Teks hadis ini menunjukkan bahwa Nabi Saw tidak makan di hari Idul Adha hingga beliau shalat.

Karena itu, ulama Syafiiyah mengaitkan anjuran tidak makan di hari Idul Adha dengan pelaksanaan Sholat Idul Adha, bukan dengan kurban. 

Sementara menurut ulama Hanafiyah dan Hanabilah, anjuran tidak makan atau imsak di hari Idul Adha berkaitan dengan kurban, bukan pelaksanaan shalat Idul Adha.

Oleh karena itu, jika seseorang tidak akan berkurban, maka ia tidak terkena anjuran ini meskipun ia hendak melaksanakan shalat Idul Adha.

Sebaliknya, jika seseorang hendak ia berkurban, maka dianjurkan untuk tidak makan terlebih dulu sebelum melaksanakan shalat Idul Adha.

Tidak Makan Sebelum Shalat Idul Adha Hanya Berlaku Bagi Sohibul Qurban

Sementara itu, dilansir dari konsultasisyariah.com, menyebut anjuran tidak makan sebelum berangkat shalat Idul Adha, disebutkan dalam hadis dari Buraidah bin Hushaib radhiyallahu ‘anhu, beliau mengatakan,

كَانَ النَّبِىُّ -صلى الله عليه وسلم- لاَ يَخْرُجُ يَوْمَ الْفِطْرِ حَتَّى يَطْعَمَ وَلاَ يَطْعَمُ يَوْمَ الأَضْحَى حَتَّى يُصَلِّىَ

Pada hari idul fitri, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak keluar menuju lapangan, hingga beliau sarapan dulu. Dan pada hari idul adha, beliau tidak makan, hingga beliau shalat. (HR. Tirmidzi 545 dan dishahihkan al-Albani).

Beliau menunda makan, agar bisa sarapan dengan daging qurbannya. Sebagaimana disebutkan dalam riwayat lain,

وَكَانَ لاَ يَأْكُلُ يَوْمَ النَّحْرِ شَيْئًا حَتَّى يَرْجِعَ فَيَأْكُلَ مِنْ أُضْحِيَتِهِ

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak makan ketika idul adha, hingga beliau pulang, lalu makan hasil qurbannya. (HR. Daruquthni 1734).

Terkait alasan ini, banyak ulama menyebutkan bahwa anjuran tidak makan sebelum berangkat shalat id, hanya berlaku bagi sohibul qurban, agar dia bisa makan daging qurbannya.

Berikut keterangan mereka,

[1] Keterangan az-Zaila’i – ulama hanafiyah dari Mesir – (w. 762 H)

هذا في حق من يضحي ليأكل من أضحيته، أما في حق غيره فلا

Aturan ini berlaku bagi orang yang hendak berqurban, agar dia bisa makan daging qurbannya. Sementara untuk yang lain, tidak berlaku aturan ini. (Tabyin al-Haqaiq, 1/226).

[2] Keterangan al-Buhuti – ulama Hambali dari Mesir – (w. 1050 H)

وكان لا يأكل يوم النحر حتى يرجع، فيأكل من أضحيته، وإذا لم يكن له ذبح لم يبال أن يأكل

Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak makan pada hari idul adha hingga beliau pulang, lalu makan daging qurbannya. Ketika tidak memiliki hewan qurban, tidak masalah makan sebelum shalat. (Kasyaf al-Qina’, 2/51).

[3] Keterangan al-Mubarokfuri – (w. 1353 H)

وقد خصص أحمد بن حنبل استحباب تأخير الأكل في عيد الأضحى بمن له ذبح

Imam Ahmad menegaskan bahwa anjuran menunda makan ketika idul adha, hanya khusus untuk mereka yang memiliki hewan qurban. (Tuhfatul Ahwadzi, 3/81).

Berdasarkan keterangan di atas, bisa kita buat kesimpulan,

[1] Dianjurkan untuk tidak makan sebelum berangkat shalat idul adha.

[2] Anjuran ini hanya berlaku bagi sohibul qurban, dan bukan semua kaum muslimin

[3] Latar belakang anjuran tidak makan sebelum shalat bagi sohibul qurban adalah agar dia bisa sarapan dengan daging qurbannya. Karena itu, bagi sohibul qurban yang menyerahkan hewan qurbannya di dekat tempat tinggalnya, maka dianjurkan seusai shalat idul adha agar tidak makan apapun, menunggu hewan qurbannya disembelih. (Ditulis oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Penting untuk diingat bahwa praktek makan atau tidak makan sebelum Sholat Idul Adha tergantung pada keyakinan dan tradisi masing-masing komunitas Muslim.

Jika ada perbedaan pendapat atau kebiasaan di daerah tertentu, sebaiknya mengikuti praktik yang umum di masyarakat setempat.

Yang terpenting, tujuan utama dari Sholat Idul Adha adalah menghormati dan merayakan pengorbanan Nabi Ibrahim dan perayaan hari raya dengan penuh rasa syukur dan kegembiraan. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved