Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jelang Kongres Kebudayaan Sulsel: Budaya Bukan Sebatas Pertunjukan

Karena ini menyangkut watak, karakter pembentukan SDM manusianya yang sangat berpengaruh dengan kearifan lokal sebagai ciri dari satu bangsa

Editor: Ari Maryadi
Citizen Reporter
Moehammad David Aritanto Budayawan Tionghoa 

Mempertahankan ciri khas kebudayaan kita, tidak cukup dengan hanya seringnya menggelar diskusi dan lainnya. Karena budaya adalah prilaku nyata kearifan lokal dalam bermasyarakat dan berinteraksi.

Hal ini harus dimulai kembali dari sekolah sekolah. Baik PAUD maupun SD, SMP hingga SMA.

Para orangtua harus menanamkan dipikiran anak anaknya bahwa dirumah kami adalah ayah ibumu. Begitu kamu melangkah masuk gerbang sekolah. Orangtuamu adalah gurumu.

Bukan Pertunjukan

Ketika saya mendapat undangan untuk hadiri kongres kebudayaan Sulsel yang akan berlangsung pada 24-25/6 digedung Mulo dan lantai sembilan DPR Sulsel.

Dipikiran saya bukan hanya semata untuk menghadiri dan menyaksikan berbagai pertunjukan seni dipanggung.

Karena bila dipikiran saya hanya sebatas diundang untuk menyaksikan berbagai pertunjukan kesenian.

Maka saya tak lebih hanya bagai menangkap riak riak bui gelombang dilaut.

Tapi yang ada didalam pikiran saya yang terpenting adalah kesan dan pesan yang disampaikan oleh sebuah pertunjukan seni.

Tentu yang identik simbol simbol gerakan penuh makna budaya. Yang mencerminkan karakter keterkaitan kearifan lokal disegala lini kehidupan bermasyarakat.

Yang tak lepas dari mata rantai dari dalam rumah tangga sendiri hingga kejenjang pendidikan.

Maka sepantasnyalah bila para orangtua dan para pendidik menjadi patron langsung sebagai pelaku budaya untuk melestarikan niat tulus para leluhur.

Karena budaya sangatlah identik prilaku hidup sehari hari, tutur kata yang halus yang kadang berbungkus kalimat simbol atau sarat kata metafora.

Seperti saya ambil contoh pada tarian tradisonal gandrang bulo.

Dimana lagunya mengandung kata kata isarat bagi orang yang kerap mengumbar bicara selangit, ibarat sudah menginjakan kaki dibulan.

Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved