Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Proyek Jalan

Proyek Jalan Aspal di Bulukumba-Sinjai Terancam Tersendat, Padahal Sudah Ada Alokasi Dana Rp 269 M

Kegiatan penambangan pasir dan chipping yang dikelola oleh PT Purnama belum dapat dilakukan karena adanya protes dari warga.

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Hasriyani Latif
DOK PRIBADI
Massa unjuk rasa tolak operasi tambang pasir di Sungai Balantieng, Desa Bulolohe, Rilau Ale, Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan, Sabtu (17/6/2023). Sejumlah proyek jalan di Bulukumba dan Sinjai terancam tersendat. 

TRIBUNBULUKUMBA.COM, RILAU ALE - Sejumlah proyek jalan di Kabupaten Bulukumba dan Sinjai, Sulawesi Selatan terancam tidak dapat dilaksanakan tahun ini.

Penyebabnya, sulitnya mendapatkan bahan material yang diperlukan.

Material untuk pembuatan jalan seperti batu chipping dan pasir berkualitas hanya dapat diperoleh dari Sungai Balantieng, Kecamatan Rilau Ale, Bulukumba.

Saat ini, kegiatan penambangan pasir dan chipping yang dikelola oleh PT Purnama belum dapat dilakukan karena adanya protes dari warga sekitar lokasi tambang.

"Jika PT Purnama tidak diizinkan beroperasi di sana, pembangunan infrastruktur jalan di Bulukumba dan Sinjai akan terhambat," kata Bupati Bulukumba, Andi Muchtar Ali Yusuf, Senin (19/6/2023).

Dikatakan, hanya material asal Sungai Balantieng yang memiliki kualitas yang baik.

Material lainnya memiliki ketahanan yang kurang baik karena terkontaminasi dengan air garam.

Hal ini juga akan menghambat pembangunan infrastruktur di Sinjai, karena sumber material yang digunakan untuk pengaspalan di Sinjai berasal dari Bulukumba.

Andi Utta, sapaannya, menyebut dana sebesar Rp 269 miliar yang dialokasikan untuk pembangunan jalan di Bulukumba tidak dapat digunakan.

Sumber dana tersebut berasal dari DAU, DAAK, Inpres, dan APBD Kabupaten.

Tidak hanya pembangunan jalan, tetapi pembangunan infrastruktur gedung sekolah, gedung Satap dengan anggaran sebesar Rp 33 miliar lebih, dan saluran irigasi juga akan terhenti tahun ini.

Baca juga: Dianggap Jadi Pemicu Kecelakan, Polisi Amankan Supir Truk yang Parkir di Pinggir Jalan

Baca juga: Kronologi Tiga Remaja di Pinrang Jadi Korban Penikaman Usai Pesta Miras, Diduga Motif Dendam

Andi Utta berharap kepada warga yang melakukan protes terhadap PT Purnama untuk mempertimbangkan kembali aksi penolakan mereka, karena hal ini menghambat pembangunan daerah.

Ia juga menegaskan bahwa pemerintah perlu mengawasi dan mengingatkan PT Purnama untuk tidak merusak irigasi dan bendungan warga serta menjaga lingkungan.

Di sisi lain, Koordinator Aksi Masyarakat Tolak Tambang, Ari Dirgantara, menolak rencana aktivitas penambangan yang dilakukan oleh PT Purnama.

Mereka khawatir bahwa penambangan di aliran sungai akan merusak lingkungan, termasuk kerusakan pada irigasi, bendungan sawah, serta mengeringnya sumber air saat musim kemarau.(*)

Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved