Haji 2023
Kisah 2 Lansia Pasar Kamis Naik Haji: Pendorong Kursi Roda 82 Tahun yang Didorong Umur 78
Kisah dua pria kelahiran Betawi dan Banten, berhaji ke Tanah Suci, mengkonfirmasikan fatsun tua itu.
Penulis: Thamzil Thahir | Editor: Sudirman
ADA fatsun; menjadi tua dan mati adalah keniscayaan.
Namun menjadi sahabat sehidup semati adalah pilihan dan pembuktian.
Kisah dua pria kelahiran Betawi dan Banten, berhaji ke Tanah Suci, mengkonfirmasikan fatsun tua itu.
Si Betawi, Mahrum bin Mustar mengaku ditakdirkan berkursi roda, dua tahun terakhir.
Usia Mahrum 78 tahun.
Sedangkan si pria Banten, Amad Samaun Sada, setuju jadi pendorong Mahrum dan kursi rodanya.
Umur Amad, 82. Tua empat tahun dari Mahrum.
Mereka dua dari sekitar 67 ribu calon jamaah haji Indonesia berkategori resmi "lanjut usia".
Mereka adalah dua "tamu Allah dan Rasulullah" dengan status lansia mandiri dan bahagia.
Sebelas tahun lalu, niat berhaji mempertemukan mereka.
Tidak kencan, pertemuan awal mereka di selasae kantor bank penerima setoran haji di kecamatan Pasar Kemis, Tangerang, Banten.
Sejak itu, mereka akrab.
Ternyata, dulu mereka se'profesi', "sama-sama pensiunan pedagang Pasar Tanah Abang.
"sejak awal jaman PKI, Pak Harto hingga Habibie. Saye jualan karung goni, naik sepeda keliling Jakarta, Mahrum dagang kain." kata Amad, dalam kelakar.
Seperti anak Betawi, kebanyakan, pembicaraan mereka ceplos, polos, dan tak boros kalimat.
Kisah-kisah serius, dikemas dalam nada canda.
"Itu, jamu awet mudanye Orang Betawi kan Mad," kata Mahrum akrab.
Keakraban mereka tak dibuat-buat.
Emosi persahabatan mereka tularkan ke bini, anak, mantu, kerabat, hingga tetangga.
Mereka menyebut dirinya, "duet engkong senior".
"Babe itu kalau baru punya anak. Kalau "engkong" baru bercucu. Kalo engkong senior sudah bercicit."
Mahrum punya 1 cicit, 16 cucu dari "setengah lusin anak." katanya.
Sedangkan Amad, lebih senior lagi. Dia sudah punya 4 cicit, 21 cucu dari 10 anak dan 1 istri.
Belum lagi, Amad menyebut nama istrinya, Mahrum menimpali.
"Mad, jangan bohong Lu. Ini Tanah Haram. Kamu punya 1 istri tapi dua kali nikah, kan..!
Amad pun tertawa membenarkan. "Betul, saya punya satu istri. Tapi dua kali saya nikahi. Cerai lalu rujuk lagi."
Baik Amad dan Mahrum, masih ingat nama lengkap anaknya, namun tak hapal satu persatu nama cucu dan cicit mereka.
"Kalau nama generasi kami cuma satu kata. Nama anak kami beri dua kata. Tapi cucu kami sudah tiga ampe empat kata, susah ngapalnya." ujar Amad.
Amas pun terbata-bata menyebut 10 nama anaknya. Si Sulung, Haji Rohadi, Suryana, Suryani, Nurdin, Aping, Rohim, Juhariah, dan Mahmuhudin anak kedelapan.
Saat akan menyebut anak ke-9, Amad mulai lupa. Dia langsung pada anak ke10, Siti Bahiroh.
Namun, tiga menit kemudian, setelah Mahrum melafalkan nama lengkap enam anaknya, Amad spontan memotong; "yang kesembilan namanya Siti Rohmah."
Enam anak Muharam adalah, Siti Mabruroh Faqiyah, berurut Arwan Holidin, Qulyatun Hibtiyah, Ahmad Qoyubi, Imam Tantowi dan si bungsu Nurul Amaliah.
Keduanya bersyukur masih bisa menyaksikan cucu mereka menikah dan Tuhan memberi kesempatan "menimang" cicit-cicit mereka.
Sebelum ke Tanah Suci, saban bertemu di Tanah Air, pokok cerita dimulai dan diakhiri update berita haji, manasik haji, dan rencana mereka kala dan sesudah berhaji.
"Pulang haji, saya mau ajak anak bini. ke rumah Haji Amad," ujar Mahrum berseloroh.
Tujuh Juni, hari Rabu, 2023, di Kota Nabi Madinah, niat haji mabrur mereka kian kuat.
Sejak meninggalkan Tanah Air, 29 Mei 2023 lalu, mereka bersama. Keduanya tergabung di kloter JKG 23, embarkasi haji Pondok Gede, Jakarta Timur.
Di Madinah, mereka seregu, serobongan, sehotel, dan sekamar. "Bini saya kamar sebelah. Bini Aman belum dapat panggilan ke Tamah Suci," ujar Mahrum.
Niat sunnah Arbain, shalat Mahrum dan Amad mafhum betul; haji adalah panggilan dan garis takdir.
"Ini takdir saya juga, kate si Mahrum, kursi roda ini untuk haji mabrur Saye," kata Amad di halaman timur Masjid Nabawi, kota Madinah, Arab Saudi.
Dalam kelakar, Mahrum mengajak Amad tukaran posisi. "Saya minta Amad membeli sakit kakiku, gua bayar 200 rebu, tapi dia nggak mau, dia tetap ingin dorong kursi roda saya." ujar Mahrum.
Kini, 20 hari menjelang puncak haji mereka saling menguatkan, mendoakan, dengan karakter khas mereka.
Insyallah, meski sudah bercicit, Amad mengaku masih kuat mendorong kursi roda Mahrum.
"Untuk Arbain di Nabawi kuat. Semoga di Arafah juga tetap kuat." kata Amad.
Mahrum yang mendengar doa lirih Amad, pun spontan menimpali dengan mata berair. "Amin ya Robbal alamin."
Saat ditanya apa kiat mereka tetap bugar dan punya ingatan panjang. "Rajin jamaah di masjid, ngaji, tetap memiliki sahabat yang bisa diajak berkelakar." (thamzil thahir)
76 Lansia Ikut Dalam Kloter I Jemaah Haji Embarkasi Makassar, Lansia Tidak Mandiri Prioritas |
![]() |
---|
Video: Jemaah Makassar Tampil Cantik Sebelum Pulang Kampung |
![]() |
---|
Video: Warga Turatea Berduka, 1 Warganya Meninggal di Arab Saudi |
![]() |
---|
Video: Penampilan Haji 'Koboi' Asal Pinrang saat Pulang dari Tanah Suci, Incaran Petugas Haji |
![]() |
---|
54 Jemaah Haji Debarkasi Makassar Meninggal Dunia di Musim Haji |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.