Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pabrik Baterai Bantaeng

Pabrik Baterai Listrik di Bantaeng Diprediksi Dongkrak Perekonomian Sulsel

Rencana Inggris bakal melakukan investasi ekosistem baterai listrik di Bataeng, disambut baik berbagai pihak..

Penulis: Rudi Salam | Editor: Sukmawati Ibrahim
ISTIMEWA
Pengamat Ekonomi Sulsel, Prof Marsuki DEA 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Rencana Inggris bakal melakukan investasi ekosistem baterai listrik di Bataeng, disambut baik berbagai pihak.

Sebelumnya, Menteri Invetasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia menjelaskan, pabrik tersebut akan mempercepat ekosistem baterai mobil di Indoesia.

“Investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, akan memakai tenaga angin di Bantaeng. Ini segera kita lakukan,” jelas Bahlil, dalam video yang diterima Tribun-Timur.com, Kamis (1/6/2023).

Pengamat Ekonomi dari Universitas Hasanuddin (Unhas) Prof Marsuki DEA memaparkan, investasi asing memang menjadi sebuah kebutuhan untuk bisa menggerakkan industri dalam rangka mendorong aktivitas perkenomian. 

“Jadi tentu sebuah informasi yang bagus jika investasi asing yang disebutkan akan terlaksana,” kata Prof Marsuki, saat dihubungi Tribun-Timur.com.

Menurut Prof Marsuki, investasi tersebut akan memberikan banyak manfaat. Apalagi produk untuk beterai listrik kendaraan tersebut sedang banyak diminati di pasar otomotif.

Sehingga dapat menumbuhkan salah satu sub usaha sektor industri pengolahan secara umum. 

“Kemudian sesuai teorinya akan menyerap tenaga kerja dengan catatan jika tenaga kerja dalam negeri mempunyai keahlian. Selanjutnya bisa saja terajadi alih teknologi, tapi dengan catatan juga jika pemilik usaha ingin berbagi,” paparnya.

Prof Marsuki menyebut, proyek tersebut juga akan meningkatkan pendapatan daerah dan negara melalui pajak-pajak terkait industri tersebut.

Tapi dengan catatan, kata dia, negosiasi perpajakan pemerintah, berperilaku adil dibanding jika dilakukan oleh lengusaha nasional. 

Juga dengan catatan jika tidak ada keistimewaan berlebihan dari kebijakan bisnis yang diberikan pemerintah. 

“Kecuali memang kebijakan tersebut diperhitungkan dapat memberi manfaat nyata bagi tatanan hidup masyarakat lokal dan menjaga lingkungan sekitar usaha,” sebut Prof Marsuki.

Lebih lanjut, Prof Marsuki menilai perlu adanya kejelasan investasi asing tersebut sebelum dilaksanakan.

Menurutnya, tidak perlu terburu-buru sebab pemerintah perlu memperkirakan manfaat dan keuantungan nayata yang akan diperoleh.

Pemerintah pun kata dia, perlu menyampaikan ke publik terkait manfaatan dan keuntungan yang bisa diperoleh. 

Sehingga pemerintah dan masyarakat kebanyakan dapat merasa terbantu secara nyata dari keberadaan investasi asing tersebut. 

“Dari pada nanti karena terburu-buru justru posisi pemerintah akan sulit sendiri nantinya, terutama jika tidak jelasnya gambaran kemanfaatan atau keuntungan yang diperkirakan akan dapat diperoleh,” jelas Prof Marsuki.

Sebelumnya diberitakan, Inggris berencana melakukan investasi dalam membangun ekosistem baterai listrik di Indonesia. 

Lokasinya berada di Kabupaten Bataeng, Provinsi Sulawesi Selatan (Sulsel).

Demikian disampaikan Menteri Invetasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Bahlil Lahadalia, dalam video yang diterima Tribun-Timur.com, Kamis (1/6/2023).

Bahlil menjelaskan, pabrik tersebut akan mempercepat ekosistem baterai mobil di Indoesia.

“Investasi ini akan dibangun dalam kawasan industri yang green energy, akan memakai tenaga angin di Bantaeng. Ini segera kita lakukan,” jelas Bahlil.

Investasi m ini bekerja sama dengan sejumlah perusahaan dunia dan perusahaan nasional PT Aneka Tambang (Antam).  

Presiden, kata Bahlil, meminta agar percepatan pembangunan ekosistem tersebut dapat dilakukan utamanya dalam proses administrasi. 

“Alhamdulillah tadi arahannya (Presiden Jokowi) kita akan melakukan percepatan,” katanya.

Presiden, lanjut dia, mengingatkan agar percepatan tetap dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

“Yang bisa dipercepat, dipercepat. Jangan kita lambat karena kajian terus.Negara ini terlalu banyak kajian sampai kemudian hal-hal prinsip kita lupa. Jadi arahan Bapak Presiden jelas minta dipercepat, di bulan September harus semuanya sudah selesai,” paparnya.

Bahlil menyebut, investasi pembangunan tersebut nantinya mulai dari tambang hingga sel baterai.

Adapaun nilai investasi kurang lebih sekitar 9 billion USD.

“Kalau bisa kita percepat kita lakukan. Ini investasi pembangunan ekosistem baterai mobil dari tambang sampai battery cell,” sebutnya.

Dirinya berharap investasi ini nantinya mampu menghasilkan sel baterai hingga 20 gigawatt hour (GWh) pada tahap pertama produksi. 

Untuk tahap selanjutnya, proses produksi dapat terus ditingkatkan berdasarkan permintaan pasar baik di dalam maupun luar negeri. (*)

 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved