Ingat Kamaruddin Simanjuntak? Dulu Pecahkan Kasus Brigadir J, Kini Kembali Tangani Kasus Polisi
Namanya semakin dikenal ketika Kamaruddin terlibat dalam penanganan kasus pembunuhan Brigadir Yoshua Hutabarat atau Brigadir J.
Seperti diketahui peristiwa ini terjadi pada 6 Februari 2023 lalu, dimana Bripka Arfan Saragih Anggota Satlantas Polres Samosir dinyatakan meninggal dunia akibat meminum racun sianida usai disebut menggelapkan pajak kendaraan yang dibayarkan warga.
Jasad Bripka Saragih ditemukan di Dusun Simullop, Desa Siogung Ogung, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.
Semasa hidupnya, Bripka AS diduga telah melakukan penipuan dan penggelapan pajak kendaraan terhadap wajib pajak.
Dikutip dari TribunMedan.com, menurut laporan, Bripka Arfan Saragih dan komplotannya telah menipu 300 warga yang tengah mengurus pembayaran pajak kendaraan di UPT Samsat Pangururan.
Berdasarkan keterangan Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman, terbongkarnya aksi penggelapan uang oleh anak buahnya itu bermula dari adanya keluhan wajib pajak, yang merasa janggal dengan pembayaran pajak kendaraannya.
Saat itu, wajib pajak merasa heran lantaran uang yang sudah disetorkan kepada Bripka Arfan Saragih tidak terdata dan menunggak hingga Rp. 6.222.674 pada tahun 2022.
Atas kejanggalan itu, wajib pajak kemudian komplain, hingga kasus ini terus diselidiki.
Lebih lanjut, AKBP Yogie Hardiman mengatakan bahwa berdasarkan hasil Propam dan Sat Reskrim Polres Samosir, didapati bahwa Bripka Arfan Saragih melakukan tindakan penggelapan pajak bersama rekannya bernama Acong.
Selain itu, ada juga diduga pelaku lain berinisial ET, RB, JM,dan BS. Namun, keempat terduga lain ini belum dijadikan tersangka.
Menurut AKBP Yogie, aksi tersebut dilakukan pelaku menggunakan modus dengan cara berpura-pura akan membantu korbannya membayar pajak.
Pasalnya, korban diminta mengisi data, tapi ternyata dokumen yang diserahkan semuanya palsu.
Sementara dari hasil penyidikan, aksi penggelapan pajak ini diketahui sudah sejak tahun 2018 lalu.
Hotman Paris Pernah Sarankan Ditangani Mabes Polri
Kasus Bripka AS ini juga sempat menjadi sorotan pengacara kondang Hotman Paris Hutapea yang merasa ada kejanggalan dalam kematian Bripka Arfan Saragih.
Apalagi istri Bripka Arfan Saragih mengungkapkan suaminya sempat mengaku telah diancam oleh Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman sebelum ditemukan tewas.
"Salam Hotman 911, Hotman 911 mengimbau kepada Bapak Kapolri dan Bapak Kadiv Propam Mabes Polri agar kiranya misteri kematian polisi Bripka AS di tanah batak, di Pulau Samosir dipindahkan pemeriksaannya dari Polda Sumatera Utara ditarik ke Mabes Polri," ungkap Hotman Paris.
Lebih lanjut, sang pengacara menduga pemicu kematian ini berkaitan dengan masalah yang tengah dihadapi Bripka AS di lingkungan kerjanya.
Dugaan tersebut mencuat merujuk kepada kematian Bripka AS yang janggal karena Bripka AS tiba-tiba ditemukan tewas setelah minum racun sianida.
"Karena sepertinya ada keanehan dalam kematiannya tersebut, sepertinya ada kaitannya-ada kaitannya dengan masalah yang dia (korban) hadapi belakangan ini terkait dengan sesama oknum polisi di Kepolisian di mana dia bekerja," jelas Hotman.
"Kok tiba-tiba bisa oknum polisi makan racun sianida, aneh bin ajaib," sambungnya.
Terkait hal tersebut, Hotman Paris meminta Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera memindahkan kasus ke Mabes Polri.
Sehingga, penyelidikan kasus dapat berjalan secara objektif, dan membongkar siapa dalang di balik kematian Bripka AS.
"Mohon agar Bapak Kapolri dan Bapak Kadiv Propam Mabes Polri agar pemeriksaannya agar ditarik pemeriksaannya ke Mabes Polri untuk membongkar siapa di belakang dalang kematian tersebut," ungkap Hotman Paris.
"Kalau di Medan rasa-rasanya masih terlalu dekat dengan Kepolisian di Samosir, harus yang lebih objektif di Jakarta, di Mabes Polri. Salam Hotman Paris," jelasnya.
Periksa kurir pengirim racun sianida
Polda Sumut mengklaim sudah memeriksa kurir yang mengantar racun sianida, yang diminum Bripka Arfan Saragih.
Namun, hasil pemeriksaannya belum ada.
Polisi juga tidak membeberkan identitas kurir tersebut.
"Kurir sudah diperiksa untuk menggali keterangan dan kesesuaian," kata Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Hadi Wahyudi, Sabtu (1/4/2023).
Namun Hadi tak menjelaskan lebih detail hasil keterangan pemeriksaan kurir tersebut.
Hadi hanya menjelaskan, bahwa Polda Sumut sudah menemukan kurir yang mengantar racun sianida itu.
"Semuanya sedang berjalan saat ini. Kalau ini sudah selesai proses penyelidikannya dan utuh, baru akan kami sampaikan secara terbuka," kata Kapolda Sumut Irjen RZ Panca Putra Simanjuntak pada Selasa (28/3/2023) lalu.
Sementara itu, kecurigaan kematian Bripka Arfan Saragih mencuat karena keterangan Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman yang mencla-mencle.
Di saat kasus mencuat, Yogie mengatakan bahwa racun sianida yang diminum Bripka Arfan Saragih dipesan langsung oleh korban.
Belakangan, keluarga tidak percaya dengan ucapan Yogie.
Sebab, jika Yogie mengatakan bahwa Arfan lah yang memesan racun sianida itu melalui handphonenya, hal tersebut sangat tidak mungkin.
Pasalnya, handphone Arfan sudah disita oleh Yogie sejak 23 Januari 2023, setelah dia tahu anak buahnya itu melakukan penggelapan pajak.
Ancaman Kapolres Samosir
Sebelumnya, kematian Bripka Arfan Saragih atau Bripka AS, anggota Satlantas Polres Samosir yang dituduh melakukan penggelapan pajak kendaraan warga, dan disebut bunuh diri dengan meminum racun sianida, dianggap janggal oleh pihak keluarga.
Sebab Bripka Arfan Saragih mengaku sempat diancam oleh Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman sebelum ditemukan tewas.
Pengancaman Kapolres Samosir kepada Bripka Arfan Saragih, sempat dikatakannya kepada sang istri, Jenni Simorangkir.
Menurut Jenni, pengancaman oleh Kapolres Samosir terjadi sebelum suaminya ditemukan tewas terjadi pada 23 Januari 2023 lalu.
Saat itu, kata Jenni, suaminya mengaku dipanggil Kapolres Samosir, AKBP Yogie Hardiman.
Ketika dipanggil oleh AKBP Yogie Hardiman, Kapolres Samosir itu mengatakan dirinya tidak takut dengan jenderal bintang satu, ataupun jenderal bintang dua.
Istri Bripka AS atau Bripka Arfan Saragih, Jenni Simorangkir menuturkan sangat janggal kalau suaminya tewas bunuh diri dengan minum racun sianida.
Menurutnya sebelum suaminya tewas ada ancaman dari Kapolres Samosir.
Bahkan, Yogie menantang dirinya berani menghadapi jenderal bintang satu dan bintang dua.
Yogie mengaku dirinya hanya takut dengan jenderal bintang tiga.
"Tanggal 23 (Januari 2023) setelah apel, katanya bapak Kapolres menyita handphonenya. Dan bapak Kapolres bilang tidak takut dengan bintang satu dan bintang dua, kalau bintang tiga, barulah dia takut," kata Jenni menirukan ucapan mendiang suaminya Bripka Arfan Saragih, Selasa (21/3/2023) dikutip dari TribunMedan.
Tak cuma menantang, AKBP Yogie Hardiman juga disebut berulang kali menyatakan akan membuat sengsara keluarga Bripka Arfan Saragih.
Bahkan, ancaman inilah yang sedang dirasakan Jenni Simorangkir dan kedua anaknya.
Dia merasa pernyataan Kapolres Samosir itu terbukti saat ini.
"Jadi almarhum bilang, benar apa yang dikatakan bapak Kapolres 'kubuat anak dan istrimu menderita," ucap Jenni.
Hingga saat ini, baik keluarga almarhum dan Jenni merasa janggal jika Bripka Arfan Saragih tewas bunuh diri minum racun sianida.
Padahal, kata Jenni, suaminya sudah membayar kerugian pajak yang digelapkan berkisar Rp 650 juta atau Rp 700 juta.
Uang itu mereka peroleh setelah menjual rumah yang ada di Kabupaten Samosir.
"Almarhum dikatakan punya masalah, tetapi dia tidak mengatakan pajak. Dia mengatakan Kapolres menyuruh mencari uang Rp 400 juta untuk membayar. Jadi kami menjual rumah kepada namboru saya." ungkapnya.
Sumber: Tribun-medan.com/ wartakota
Om Bethel Desak Jaksa Agung Eksekusi Silfester Matutina Pasca Fitnah JK: Jangan Turun Nyali |
![]() |
---|
Dulu Tantang Hercules Kini Om Bethel Jadi Pengacara Terdakwa Uang Palsu Annar Sampetoding |
![]() |
---|
Sosok Guru Besar UIN Alauddin Bakal Susul Prof Kamaruddin Berkarir Kemenag, Disiapkan Jabatan Dirjen |
![]() |
---|
Dulu Hanya Yeni Rahman Berani Kritik Sudirman Kini Anggota Dewan Ramai-ramai Bicara |
![]() |
---|
Munafri Arifuddin Didapuk Penasehat Gapeksindo Makassar, Amirullah Nur: Profesionalisme adalah Kunci |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.