Mulai Akhir Mei 2023, Cuaca Arab Saudi Beranjak Naik 42 Derajat Celcius, 51 Jamaah Haji Sakit

TRIBUN-TIMUR.COM, MADINAH - Puncak musim haji 1444 Hijriyah di Arab Saudi, bersamaan masuknya musim kemarau di Jazirah Arab.

Mulai akhir pekan Mei 2023 ini, suhu udara dan cuaca beranjak naik dua poin, dari rerata 38-39 menjadi 41 hingga 42 derajat celcius.

Secara terpisah misi ibadah dan kesehatan haji Indonesia, PPHI, kembali mengingatkan jamaah dan petugas menaikkan level siaga untuk mengurangi aktivitas luar ruang.

Minggu (28/5/2023) pagi, pusat informasi dan kesehatan haji mengumumkan, 51 jamaah haji Indonesia, masih menjalani perawatan intensif di dua fasilitas medik di Madinah.

"(sebagian besar yang dirawat) adalah Penyakit bawaan dengan gangguan j atung,Paru dan Dementia. Kelelahan dan iklim bisa jadi pemicu eksternal," kata Kepala Seksi Kesehatan Haji Daker Madinah, dr Alfarizi.

Dalam perkembangan lain, otoritas iklim Kerajaan Arab, National Center of Meteorology (NCM), melansir hujan batu es dan hujan deras di Madinah, sepanjang Rabu (25/5) hingga Kamis (26/5), adalah fenomena dan indikasi awal musim panas.

Musim panas di semenanjuk subtropik Arab berlangsung rerata 3-5 bulan.

Artinya, di puncak musim haji, 9-13 Dzulhijjah 1444 atau 27 hingga 30 Juni 2023, hembusan angin panas bisa terasa hingga 43 hingga 45 derajat celcius.

Dengan kelembaban fluktuatif rerata dibawah 20 persen, UV 1 persen, dan kecepatan angin rerata 15 hingga 21 km/jam, jadi tantangan sendiri bagi 229 ribu jamaah haji Indonesia.

Bandingkan, BMKG mencatat rerata kelembapan udara di Indonesia diatas 90 persen, suhu rerata 29 hingga 31 derajat celcius di awal kemarau.

Saudi Gazette, media berbahasa Inggris di Riyadh, Sabtu (27/5), melansir prakiraan cuaca NCM, Aqeel Al Aqeel, bahwa "masih ada 5 hari lagi sebelum musim semi berakhir,"

Tiga hari kedepan, Senin (29/5) hingga Rabu (31/5), NCM memperediksi Madinah diguyur hujan dan gemuruh guntur.
Hujan diprediksi turun setelah Ashar hingga jelang Sholat Isya. (*)