Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Pilpres 2024

Anies Baswedan Makin Garang Setelah Johnny G Plate Tersangka hingga Paloh Melawan, Jokowi Sasaran

Selain singgung Jokowi, Anies ia menyebut bahwa para pendukungnya adalah orang-orang yang tidak dapat dihargai dengan uang.

Editor: Ansar
TribunMedan.com
Anies Baswedan dalam acara akbar bertajuk 'Temu Kebangsaan Relawan Anies Baswedan' di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/5/2023) 

TRIBUN-TIMUR.COM – Anies Baswedan makin garang setelah Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny G Plate ditangkap Kejaksaan Agung.

Kini Anies Baswedan terus menyoroti kinerja Presiden Jokowi.

Sebelumnya, Surya Paloh menganggap Johnny G Plate terlalu mahal untuk diborgol jika ternyata pada akhirnya dia tidak terbukti terlibat dalam kasus dugaan korupsi pengadaan BTS.

"Hari ini saya simak baik-baik keterangan daripada Kapuspenkum. Ada pengakuan yang menyatakan ia meminta Rp500 juta untuk anak-anak setiap bulannya. Dengan proyek negara kerugian Rp8 triliun," kata Paloh dalam kepada awak media di Nasdem Tower, Jakarta, Rabu (17/5/2023).

Paloh meminta aparat penegak hukum untuk mengumpulkan bukti lebih banyak dalam hal penetapan Plate sebagai tersangka.

Sementara Anies, selain singgung Jokowi, Anies ia menyebut bahwa para pendukungnya adalah orang-orang yang tidak dapat dihargai dengan uang.

Pernyataan tersebut diungkapkan oleh bakal calon presiden (capres) Anies Baswedan karena ia menganggap bahwa para pendukungnya memiliki nilai yang tak ternilai.

Dalam acara besar yang disebut 'Temu Kebangsaan Relawan Anies Baswedan' di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, pada hari Minggu (21/5/2023), Anies Baswedan mengungkapkan kegembiraannya melihat kehadiran para pendukungnya.

"Saat saya memasuki ruangan dan bertemu dengan para relawan, rasanya seperti baterai yang terisi penuh 100 persen," ujar Anies di Tennis Indoor Senayan, Jakarta Pusat, pada hari Minggu (21/5/2023).

Anies juga menilai bahwa para relawan yang mendukungnya adalah orang-orang yang tak bisa dihargai dengan uang.

"Para relawan tidak diberi bayaran bukan karena mereka tak berharga, melainkan karena mereka tak bisa dinilai dengan uang," kata Anies.

Selain itu, Anies juga menyampaikan, agar relawannya untuk tetap semangat memberikan dukungan sampai Pilpres 2024 dimulai. 

Sebelumnya, dikutip dari wartakotalive.com dilokasi, sekira pukul 13.35 WIB, terlihat Anies Baswedan pun tiba di lokasi. 

Terlihat, Anies langsung disambut begitu meriah oleh ribuan relawan. 

"Anies Presiden 2024, Anies Baswedan Presiden 2024," teriakan para relawan menyambutnya

Selanjutnya, Anies yang mengenakan baju putih dan celana hitam langsung naik panggung untuk menyampa relawan.

Lalu, Lagu Indonesia Raya dikumandangkan dan bernyanyi bersama, antara relawan dan Anies. 

“Ada Forkabi, Jarnas Siliwangi, mana yang dari Aceh, dari Kupang, dari Manado. Mana yang dari Jawa Barat, yang dari Palembang, yang dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten. Tapi kita lihat mana yang dari Jakarta,” kata Anies dalam sambutan singkatnya. 

"Kami datang karena punya kepercayaan untuk Indonesia yang lebih baik," ucap Anies.

Dalam kesempatan itu Anies Baswedan ditemani sang istri dan ketiga putra putrinya naik ke atas panggung usai memberikan pidato. 

Anies Lagi-lagi Sindir Pemerintahan Jokowi, Sebut Proyek Jalan di Pemerintahan Daerah Pun Diambil

Bakal Calon Presiden (capres) dari Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), Anies Baswedan, lagi-lagi menyinggung Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Sebelumnya Anies menyindir sejumlah program Jokowi, pembangunan jalan, mobil listrik, mafia proyek, kebijakan, hingga penegakan hukum.

Kali Anies menyinggung soal beberapa proyek pemerintah daerah yang akhirnya diambil alih oleh pemerintah pusat.

Proyek yang akhirnya disentralisasi itu disinggung oleh Anies ketika menyampaikan orasi dalam acara Temu Kebangsaan Relawan Anies Baswedan di lapangan tenis indoor, Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (21/5/2023).

"Kita punya kecenderungan kalau di daerah tidak jalan, diambil alih ke pusat. Dilakukan sentralisasi," kata Anies dalam acara tersebut.

Menurut Anies, cara tersebut kurang tepat mengingat Indonesia adalah negara yang luas.

Penduduknya tersebar di sekitar 6.000 kepulauan dari Sabang sampai Merauke.

Justru kata Anies, pemerintah pusat perlu memberi kewenangan pemerintah daerah untuk mengurus dan menyelesaikannya.

Namun harus tetap diawasi dan pastikan tereksekusi dengan baik.

"Berikan kepada kita semua kewenangan untuk menyelesaikan, awasi, pastikan tereksekusi."

"Dengan cara seperti itu, rakyat bisa merasakan pemerintahan yang seluruh wilayah," tutur Anies.

Lebih lanjut Anies mengungkapkan, masih banyak masalah yang perlu diselesaikan. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved