Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Chat GPT

Potensi Ancamanan Terkait Chat GPT Diungkap Intelijen, Jangan Asal Pakai WiFi

Di tengah persaingan untuk menciptakan Model Bahasa Besar (LLM) atau Kecerdasan Buatan (AI) generatif.

Editor: Ansar
Pexels
Badan intelijen Inggris telah mengingatkan tentang potensi ancaman keamanan yang terkait dengan Chat GPT dan pesaing chatbot lainnya. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Badan intelijen Inggris telah mengingatkan tentang potensi ancaman keamanan yang terkait dengan Chat GPT dan pesaing chatbot lainnya.

Di tengah persaingan untuk menciptakan Model Bahasa Besar (LLM) atau Kecerdasan Buatan (AI) generatif.

National Cyber Security Centre (NCSC), yang merupakan bagian dari Government Communications Headquarters (GCHQ) Inggris, telah menerbitkan sebuah pos di blog resmi mereka, yang menyatakan bahwa mereka telah menyelidiki mekanisme AI generatif.

Meskipun LLM diakui sebagai pencapaian yang mengesankan, NCSC mengatakan bahwa itu bukan kecerdasan buatan yang serba bisa dan memiliki beberapa kelemahan serius.

NCSC merekomendasikan kepada pengguna agar tidak memasukkan informasi pribadi atau sensitif ke dalam perangkat lunak, baik itu yang dikembangkan oleh OpenAI atau pihak lain.

Menurut NCSC, ada potensi terjadinya pelanggaran privasi dan penyalahgunaan data oleh pelaku kejahatan dunia maya.

Hal ini disebabkan karena LLM dilatih menggunakan kumpulan data besar dari seluruh internet, tetapi setelah informasi tersebut diolah, mereka tidak terus belajar dari petunjuk yang diberikan oleh pengguna.

Chat GPT, misalnya, menerima jutaan informasi setiap hari.

Saat ini, memang tidak ada risiko chatbot mengulang pertanyaan pengguna sebagai bagian dari jawaban untuk orang lain, tetapi semua kueri disimpan oleh pengembangnya.

Namun, NCSC berpendapat bahwa suatu hari nanti pengembang dapat menggunakan kueri yang disimpan ini untuk mengembangkan model LLM lebih lanjut.

"Sebuah pertanyaan mungkin sensitif karena data disertakan dalam kueri, atau karena siapa yang mengajukan pertanyaan (dan kapan).

Ingat juga agregasi informasi di beberapa kueri menggunakan info masuk yang sama," ungkap NCSC, seperti dikutip TribunJatim.com dari DailyMail.

 Selain digunakan oleh pengembang, lebih berbahaya lagi kueri juga dapat diretas, dibocorkan, atau secara tidak sengaja dipublikasikan.

Meskipun browser web biasanya menyimpan riwayat penelusuran dan rentan terhadap situasi serupa, pengguna dapat menghapus penelusuran sebelumnya.

Dalam kasus penggunaan yang lebih jahat, NCSC juga menyatakan chatbot berbasis LLM akan mampu membantu peretas atau penipu membuat email phishing yang lebih meyakinkan dalam berbagai bahasa.

Halaman
1234
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved