Cuaca Panas
9 Cara atau Tips Hadapi Cuaca Panas Supaya Terhindar dari Bahaya, Termasuk Minuman Manis
Syahril juga menambahkan, cuaca panas belakangan ini tergolong tidak biasa, sehingga sangat penting bagi kita untuk mengikuti tips
TRIBUN-TIMUR.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah memberikan sembilan tips kepada masyarakat agar bisa menghadapi cuaca panas yang terjadi belakangan ini di seluruh Tanah Air.
Menurut Juru Bicara Kemenkes, Mohammad Syahril, masyarakat sebaiknya selalu waspada ketika berada di luar ruangan dan selalu menjaga kesehatan tubuh.
Syahril juga menambahkan, cuaca panas belakangan ini tergolong tidak biasa, sehingga sangat penting bagi kita untuk mengikuti tips yang telah diberikan oleh Kemenkes agar terhindar dari dampak buruknya.
Salah satu tips yang diberikan adalah untuk mencegah dehidrasi dengan meminum air yang cukup banyak.
Selain itu, tips lainnya termasuk menggunakan pakaian yang nyaman dan longgar, menghindari paparan sinar matahari langsung pada jam-jam terik, serta mengonsumsi makanan yang sehat dan bergizi.
Selain itu, masyarakat juga disarankan untuk menghindari aktivitas fisik yang berlebihan pada siang hari,
mengatur jadwal aktivitas di luar ruangan pada waktu yang tepat, serta memperhatikan tanda-tanda dari gejala kelelahan seperti pusing, mual, dan kelelahan.
Dalam situasi cuaca panas yang tidak biasa seperti ini, kita juga disarankan untuk selalu memantau perkembangan cuaca dan berita terkait kondisi cuaca di sekitar kita.
Serta menghubungi pusat kesehatan atau dokter jika mengalami gejala yang tidak wajar.
Dengan mengikuti tips dari Kemenkes tersebut, diharapkan masyarakat bisa menghadapi cuaca panas dengan lebih baik dan menjaga kesehatan tubuh mereka selama musim panas ini.
"Jangan menunggu haus," kata Syahril.
Kedua, hindari minuman berkafein, minuman berenergi, alkohol, dan minuman manis.
Ketiga, hindari kontak dengan sinar matahari secara langsung dengan menggunakan topi atau payung.
Keempat, memakai baju yang berbahan ringan dan longgar.
Kelima, hindari menggunakan baju berwarna gelap agar tidak menyerap panas.
Keenam, sebisa mungkin berteduh di antara pukul 11.00 pagi sampai 15.00 siang.
Ketujuh, jangan meninggalkan siapa pun di dalam kendaraan dalam kondisi parkir baik dengan jendela terbuka maupun tertutup.
Kedelapan, gunakan sunscreen minimal 30 SPF pada kulit yang tidak tertutup oleh baju sebelum keluar rumah.
Kesembilan, sediakan botol semprot air yang dingin di dalam kendaraan.
Syahril lantas mengatakan, masyarakat sebaiknya waspada apabila muncul tujuh gejala berikut ini:
Keringat berlebih
Kulit terasa panas dan kering Rasa berdebar atau jantung terasa berdetak lebih cepat Kulit terlihat pucat
Kram pada kaki maupun abdomen Mual, muntah, pusing Urin yang sedikit dan berwarna kuning pekat
"Jika muncul gejala tersebut, dinginkan tubuh dengan kain basah atau sponge basah pada pergelangan tangan, leher, dan lipatan tubuh lainnya serta banyak minum air," ujar Syahril.
"Jika masih bergejala, segera kunjungi fasilitas kesehatan terdekat untuk mendapatkan perawatan," katanya lagi.
Sebelumnya, Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengatakan, fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan ini tidak masuk dalam kategori gelombang panas.
Hal tersebut merujuk kepada karakteristik fenomena maupun karakteristik pengamatan suhu.
"Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk kedalam kategori gelombang panas karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut," ujar Dwikorita dalam siaran pers BMKG, Selasa.
Ia kemudian menjelaskan, secara karakteristik fenomena, suhu panas yang terjadi di wilayah Indonesia merupakan fenomena akibat dari adanya gerak semu matahari yang merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun.
Oleh karenanya, potensi suhu udara panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.
Sedangkan secara indikator statistik suhu kejadian, lonjakan suhu maksimum yang mencapai 37,2° Celcius melalui pengamatan stasiun BMKG di Ciputat pada pekan lalu hanya terjadi satu hari tepatnya pada tanggal 17 April 2023.
"Suhu tinggi tersebut sudah turun dan kini suhu maksimum teramati berada dalam kisaran 34 hingga 36°Celcius di beberapa lokasi.
Variasi suhu maksimum 34°Celcius-36°Celcius untuk wilayah Indonesia masih dalam kisaran normal klimatologi dibandingkan tahun- tahun sebelumnya," kata Dwikorita.
"Scara klimatologis, dalam hal ini untuk Jakarta, bulan April-Mei-Juni adalah bulan-bulan di mana suhu maksimum mencapai puncaknya, selain Oktober-November," ujarnya lagi.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kemenkes Bagikan 9 Tips untuk Hadapi Cuaca Panas yang Tak Biasa"
Penyebab Cuaca Panas Hari Ini, Fenomena Landa Sejumlah Daerah Indonesia |
![]() |
---|
Inilah Waktu Sinar UV Paling Tinggi, 3 Jam Paling Bahaya, Bisa Bikin Kanker Kulit dan Penuaan Dini |
![]() |
---|
Penyebab Cuaca Panas atau Suhu Panas di Indonesia Menurut BMKG, Negara Asia Lain Lebih Parah |
![]() |
---|
9 Jenis Warna Baju Kaos Paling Cocok Dipakai saat Cuaca Panas, Waspada Sinar UV |
![]() |
---|
Lima Penyebab Cuaca Panas, Sampai Kapan dan Cara Atasi Panas Ekstrem? Bukan Sulsel Terpanas |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.