PP Pemuda Muhammadiyah Sebut Wali Kota Afzan Arslan dan Achmad Fahmi Intoleran
Dzul Fikar menilai sikap Afzan Arslan Djunaid dan Achmad Fahmi bukan hanya inkonstitusional tetapi juga menunjukkan kemunduran demokrasi dan intoleran
TRIBUN-TIMUR.COM – Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah Dzul Fikar Ahmad Tawalla buka suara merespon penolakan izin penggunaan lapangan fasilitas umum dipakai salat idulfitri mendahului jadwal pemerintah.
Penolakan izin itu datang dari dua kepala daerah, Wali Kota Pekalongan Afzan Arslan Djunaid dan Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi.
Afzan Arslan Djunaid dan Achmad Fahmi sempat tak memberikan izin pelaksaan salat idul mendahului jadwal pemerintah. Hal itu disampaikan melalui surat resmi kepala daerah.
“Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah sangat menyayangkan penolakan/pelarangan terhadap penggunaan lapangan untuk pelaksanaan Shalat Idul Fitri oleh Pemkot Pekalongan berdasarkan surat, 5 April 2023 tentang Jawaban atas Permohonan Ijin Penggunaan Tempat dengan nomor surat : 400.8/ 1335 dan surat serupa dari Walikota Sukabumi,” kata Dzul Fikar Ahmad Tawalla kepada wartawan Senin (17/4/2023).
Dzul Fikar menilai, sikap Afzan Arslan Djunaid dan Achmad Fahmi sebagai kepala daerah bukan hanya inkonstitusional tetapi juga menunjukkan kemunduran demokrasi dan intoleran.
"Apa yang telah dilakukan oleh kedua pemerintah kota tersebut bukan hanya inkonstitusional namun juga menunjukkan kemunduran demokrasi dan intoleran," kata Dzul Fikar.
Bahkan, kata Dzul Fikar, sikap dua wali kota itu dapat menjadi pemicu disintegrasi bangsa di negeri yang tegas dengan pandangan hidup Bhineka Tunggal Ika.
"Pemerintah daerah bukan hanya harus menjunjung nilai dan norma kehidupan beragama namun juga harus menjadi yang terdepan sebagai benteng bagi demokrasi dan nilai toleransi beragama dan antar umat beragama,” tegas Dzul Fikar.
Ia mengingatkan pasal 29 Ayat 2 UUD 1945 menyatakan “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya itu.”
“Kita selalu mendengungkan semangat moderasi beragama agar semua anak bangsa yang terdiri dari lintas agama, suku, ras, dan golongan bisa hidup berdampingan secara damai,” kata Dzul Fikar.
Ia melanjutkan, dengan terciptanya kerukunan, persaudaraan, dan kebersamaan menjadi kunci pembangunan bangsa yang pluralistik dan heterogenistik ini.
Bagi Dzul Fikar, moderasi beragama dan berbangsa bukan sekadar pilihan, melainkan kewajiban bersama untuk merajutnya.
“Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah dengan tegas menolak setiap upaya yang dilakukan untuk mengoyak moderasi dan toleransi yang sudah dirajut bersama selama ini, maka kepada kedua Pemerintah Kota tersebut bukan hanya sekedar meminta maaf namun juga mencabut surat tersebut dan berkomitmen untuk bersama menjaga kedaulatan bangsa ini,” kata Dzul Fikar.
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi Tolak Izin Muhammadiyah
Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi sempat tidak memberi izin jemaah Muhammadiyah memakai lapangan pemerintah untuk salat Idul Fitri 1444 Hijriah.
Keputusan Achmad Fahmi tertera dalam Wali Kota Sukabumi bernomor HK.09.01/598/1/10/HKM/2023.
Surat itu diterbitkan Achmad Fahmi menjawab permintaan izin peminjaman Lapangan Merdeka oleh Pimpinan Daerah Muhamamdiyah Kota Sukabumi.
Surat ditandatangani oleh Wali Kota Sukabumi Achmad Fahmi tertanggal 4 April 2023.
Achmad Fahmi beralasan pelaksanaan salat Idulfitri di Lapangan Merdeka akan mengikuti jadwal dari Kementerian Agama.
Sejauh ini Pemkot Suka Bumi di bawah pemerintahan Achmad Fahmi memutuskan mengikuti jadwal 1 Syawal 1444 pemerintah.
"Kami sampaikan bahwa untuk pelaksanaan sholat Ied di Lapangan Merdeka akan dilaksanakan Pemerintaha Daerah Kota Sukabumi dan Masjid Agung Kota Sukabumi yang pelaksanannnya dilakukan dengan mengikuti hasil ketetaan Pemerintah pusat melalui Kementerian Agama Republik Indonesia tentang penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah," demikian bunyi surat Achmad Fahmi.
Muhammadiyah Tetapkan 1 Syawal 1444 H pada 21 April 2023
Kapan lebaran Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 jatuh? Ada dua pihak yang telah mengumumkan tanggal berbeda untuk pelaksanaan Idul Fitri tahun ini.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah mengumumkan 1 Syawal 1444 h akan jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
"Pimpinan Pusat Muhammadiyah telah menetapkan awal Ramadan, Syawal, dan Zulhijah 1444H. Berdasarkan maklumat yang telah disebar, 1 Ramadan 1444 H pada Kamis, 23 Maret 2023; 1 Syawal 1444 H jatuh Jumat, 21 April 2023; dan 1 Zulhijah pada Senin, 19 Juni 2023," demikian isi Maklumat PP Muhammadiyah.
Sementara itu seorang peneliti dari Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) memperkirakan Idul Fitri 2023 akan jatuh pada Sabtu (22/4/2023).
"Untuk perkiraan Idul Fitri atau 1 Syawal 1444 Hijriah diperkirakan akan jatuh pada hari Sabtu Pon, 22 April 2023," kata Andi peneliti Pusat Sains Antariksa LAPAN BRIN saat dikonfirmasi Kompas.com, Jumat (7/4/2023).
Menurut Andi, hal ini karena sudut ketinggian bulan yang diukur di atas ufuk masih kurang dari 3 derajat atau lebih tepatnya untuk ketinggian hilal di Indonesia itu bervariasi antara 1,3 hingga 2,5 derajat di aas ufuk.
Adapun untuk elongasinya masih antara 2,25 - 3,75 derajat sehingga belum memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei Darussalam, Indonesia, Malaysia dan Singapura (MABIMS).
Untuk diketahui, MABIMS mensyaratkan sudut ketinggian minimal 3 derajat di atas ufuk dan elongasi atau jarak sudut antara bulan dengan matahari minimal 6,4 derajat.
"Sehingga hilal pada 20 April pada petang besok itu agak sulit diamati bahkan menggunakan alat bantu seperti teleskop," terang Andi.
Sehingga, dengan perkiraan tersebut dan sudah adanya ketetapan dari Muhammadiyah, terdapat kemungkinan Hari Raya Idul Fitri 1444 di Indonesia akan berbeda waktunya.
Meskipun ada potensi perbedaan, Andi mengatakan hal itu tidak menyurutkan semangat dan kemeriahan bagi umat Islam di seluruh Indonesia maupun di seluruh dunia.
Hal sama disampaikan Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Thomas Djamaluddin.
Thomas mengatakan, kemungkinan besar terdapat perbedaan Idul Fitri antara pemerintah dan Muhammadiyah.
Menurut dia, pemerintah kemungkinan akan memutuskan Idul Fitri jatuh pada Sabtu, 22 April 2023.
Sementara Muhammadiyah melalui Maklumat Pimpinan Pusat Muhammadiyah Nomor 1/MLM/1.0E/2023, menetapkan 1 Syawal 1444 H jatuh pada Jumat, 21 April 2023.
"Ya, versi pemerintah dan beberapa ormas Islam Idul Fitri 22 April, versi Muhammadiyah 21 April," kata dia, saat dihubungi Kompas.com, Minggu (9/4/2023).
Diskusi Santai, Gagasan Serius: Pemuda Muhammadiyah Sulsel Bahas Mutu JKN di Kafe |
![]() |
---|
Besok, Pemuda Muhammadiyah Sulsel Gelar Tasyakuran Milad ke-93 Tahun |
![]() |
---|
Plh Sekda Barru Harap Pemuda Muhammadiyah Berperan Aktif dalam Pembangunan Daerah |
![]() |
---|
Lantik Pemuda Muhammadiyah Soppeng, Heriwawan Ingatkan Ruslan Efendi Cs Proses Kaderisasi |
![]() |
---|
Pemuda Muhammadiyah Harap Kapolrestabes Usut Tuntas Kebakaran Kantor Dinas Pendidikan Makassar |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.