Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Jelang Lebaran, Harga Cabai di Jeneponto Turun Menjadi Rp35 Ribu dari Rp50 Ribu Per Kilo

Diantaranya, cabai rawit turun drastis dari harga Rp 50 ribu menjadi Rp 35 ribu per kilo dan bawang merah dari harga Rp 25 ribu menjadi Rp 20 ribu per

TRIBUN-TIMUR.COM/MUH AGUNG PUTRA
Suasana dagangan Daeng Tompo (38) di Pasar Karisa, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) Selasa (11/4/2023). Cabai merah malah mengalami turun harga. 

JENEPONTO, TRIBUN-TIMUR.COM - Menjelang hari raya idul fitri 2023, beberapa harga bahan pangan di Pasar Karisa, Kabupaten Jeneponto, Sulawesi Selatan (Sulsel) turun harga.

Diantaranya, cabai rawit turun drastis dari harga Rp 50 ribu menjadi Rp 35 ribu per kilo dan bawang merah dari harga Rp 25 ribu menjadi Rp 20 ribu per kilo.

"Kalau cabai rawit dari harga Rp 50 ribu menjadi Rp 35 ribu sedangkan bawang merah dari harga Rp 25 ribu menjadi Rp 20 ribu per kilo," kata pedagang Daeng Tompo (38) di Kiosnya.

Menurut dia, kenaikan harga tersebut telah berlangsung sepekan.

Penyebabnya, karena produksi petani yang melimpah.

"Masing-masing sudah satu minggu, mungkin belumpi ada pengiriman ke Kalimantan karena melimpah juga disini," ucapnya. 

Berbeda dengan cabai merah besar dan bawang putih.

Kedua bahan pangan ini malah mengalami kenaikan namun masih relatif terjangkau.

"Bawang putih sekarang naik menjadi Rp 33 ribu dari harga Rp 30 ribu perkilo dan sudah naik sekitar dua minggu, sedangkan cabai merah besar Rp 25 ribu per kilo yang sebelumnya Rp15 ribu dan baru tiga hari naiknya," ungkapnya. 

Lebih lanjut kata Daeng Tompo, cabai merah besar diprediksi akan kembali melonjak menjelang perayaan idul fitri.

Sebab, permintaan cabai besar akan meningkat dari luar daerah dan akan terjadi kelangkaan.

"Yang jelas satu minggu sebelum lebaran sudah ada perubahan jadi naik harganya, karena banyak permintaan dari luar dikirim ke Kalimantan sama Papua," jelasnya.

Meski melonjak, para pembeli akan paham dengan kondisi tersebut.

Apalagi, hampir seluruh bahan pangan yang dijual berasal dari produksi petani.

"Kalau keluhan masyarakat tidak terlaluji karena dia sudah terbiasa dengan harga naik turun toh, beda dengan bahan yang kami beli dari PT (perusahaan) susah dijelaskan ke pembeli kalau naik harganya," tutupnya 

 


Laporan Kontributor Tribun-Timur.com, Muh Agung Putra Pratama 

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved