Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

UIN Alauddin

Deng Ical: Kita Tak Butuh Senjata Jika Dapur Aman

Deng Ical juga menegaskan sejak Indonesia merdeka, belum ada revolusi pertanian yang benar-benar signifikan.

Editor: Saldy Irawan
YouTube Tribun Timur
SEMINAR NASIONAL - Anggota DPR RI Syamsu Rizal MI atau Deng Ical jadi pembicara pada seminar nasional tentang pangan di Kampus UIN Alauddin. Deng Ical juga menegaskan sejak Indonesia merdeka, belum ada revolusi pertanian yang benar-benar signifikan. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Anggota DPR RI Syamsu Rizal hadir sebagai pembicara dalam Seminar Nasional bertajuk Swasembada Pangan Menuju Kedaulatan yang digelar UIN Alauddin Makassar, Kamis (25/9/2025).

Dalam pemaparannya, Syamsu Rizal yang akrab disapa Deng Ical menyoroti rendahnya minat generasi muda untuk menjadi petani, yang menurutnya disebabkan oleh tidak menjanjikannya kesejahteraan secara pragmatis.

“Tidak ada yang mau jadi petani sekarang, karena tidak menawarkan kesejahteraan yang praktis. Tapi perlu dicatat, tanpa petani kita tidak bisa hidup nyaman,” ujarnya.

Deng Ical juga menegaskan sejak Indonesia merdeka, belum ada revolusi pertanian yang benar-benar signifikan.

SEMINAR NASIONAL - Anggota DPR RI Syamsu Rizal MI atau Deng Ical jadi pembicara pada seminar nasional tentang pangan di Kampus UIN Alauddin. Deng Ical juga menegaskan sejak Indonesia merdeka, belum ada revolusi pertanian yang benar-benar signifikan.
SEMINAR NASIONAL - Anggota DPR RI Syamsu Rizal MI atau Deng Ical jadi pembicara pada seminar nasional tentang pangan di Kampus UIN Alauddin. Deng Ical juga menegaskan sejak Indonesia merdeka, belum ada revolusi pertanian yang benar-benar signifikan. (TRIBUN-TIMUR.COM)

Padahal, menurutnya, sektor ini merupakan benteng ekonomi dan pertahanan sebagaimana tercantum dalam Pasal 33 UUD 1945.

“Sejak merdeka, tidak ada revolusi pertanian. Padahal Pasal 33 itu adalah benteng pertahanan ekonomi kita,” tegasnya.

Ia memaparkan, saat ini petani di Indonesia didominasi oleh generasi baby boomer dan generasi X, dengan jumlah sekitar 29,3 juta orang atau 10 persen dari populasi.

Tanpa regenerasi, Indonesia terancam mengalami krisis pangan di masa depan.

Sementara itu, kebutuhan terhadap ketahanan pangan dan energi semakin mendesak, sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals/SDGs).

“Pemerintah mulai sadar, sekuat apapun kita, tapi kalau dapur tidak aman, tidak ada beras, maka tidak akan ada kedamaian,” katanya.

Deng Ical menegaskan bahwa kunci kekuatan bangsa tidak hanya terletak pada kekuatan militer, tetapi juga pada kecukupan pangan dan energi.

“Kalau kita mau kuat, pangan harus cukup, energi cukup, baru kita pikirkan senjata,” tambahnya.

Ia juga menyampaikan delapan agenda prioritas DPR RI, yakni ketahanan pangan, ketahanan energi, makanan bergizi, pendidikan bermutu, kesehatan berkualitas, pembangunan desa dan koperasi, pertahanan semesta, serta akselerasi investasi.

Di akhir penyampaiannya, Deng Ical memberikan pesan menarik kepada generasi muda.

“Pesan untuk mahasiswi, kalau ada yang lamar seorang petani, terima saja. Artinya dia sudah punya sawah dan bisa menyejahterakan keluarganya,” kata Deng Ical disambut tepuk tangan para peserta seminar.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved