Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Profil atau Biografi Raden Ayu Lasminingrat Punya Kecerdasan Luar Biasa, Anak Kyai Diasuh Belanda

Jadi Google doodle, hari ini, Raden Ayu Lasminingrat, lahir dengan nama Soehara pada tahun 1843, adalah putri seorang ulama/kyai, penghulu limbangan

Editor: Edi Sumardi
GOOGLE.COM
Sosok Raden Ayu Lasminingrat yang punya kecerdasan luar biasa dan jadi Google Doodle. Dia anak kyai yang diiasuh orang Belanda. 

TRIBUN-TIMUR.COM - Raden Ayu Lasminingrat, lahir dengan nama Soehara pada tahun 1843, adalah putri dari seorang ulama/kyai, penghulu limbangan, dan sastrawan Sunda, Raden Haji Muhamad Musa dengan Raden Ayu Ria.

Lasminingrat menikah dengan Rd Adipati Aria Wiratanudatar VII, Bupati Garut.

Ia wafat pada 10 April 1948 di usia 105 tahun dan dimakamkan di belakang Mesjid Agung Garut berdampingan dengan makam suaminya.

Lasminingrat yang jadi Google Doodle, Rabu, 29 Maret 2023 hari ini, memiliki kecerdasan luar biasa dan mendapat pendidikan di sekolah Belanda di daerah Sumedang.

Selama di Sumedang, Lasminingrat diasuh oleh teman Belanda ayahnya, Levyson Norman.

Berkat didikan Norman, Lasminingrat menjadi satu-satunya perempuan pribumi pada masanya yang mahir menulis dan berbahasa Belanda.

Lasminingrat memulai perjuangannya di dunia kepenulisan.

Salah satu karyanya adalah buku Carita Erman yang merupakan terjemahan dari Christoph von Schmid, dan kemudian Warnasari atawa roepa-roepa dongeng.

Kedua karya tersebut menjadi salah satu buku pelajaran bukan hanya di Garut, tetapi juga tersebar hingga daerah luar Jawa yang diterjemahkan dalam bahasa Melayu.

Setelah menikah dengan Bupati, perhatian Lasminingrat beralih ke bidang pendidikan khususnya pendidikan untuk perempuan.

Hal ini diwujudkan dengan mendirikan Sekolah Kautamaan Puteri pada tahun 1911 setelah berhasil mendukung usaha Dewi Sartika mendirikan Sakola Kautamaan Putri.

Meskipun jarang dikenal, Lasminingrat disebut oleh "Sang Pemula" sebagai pribadi perempuan yang berada di luar zamannya.

Pada usia 32 tahun, ia berhasil menyadur banyak cerita karya Grimm yang populer di Eropa.

Tujuan penyadurannya adalah agar kaumnya dapat membaca karya-karya penulis Eropa tersebut dan mengambil hikmahnya oleh kaum perempuan Sunda.

Kumpulan sadurannya itu kemudian diterbitkan untuk pertama kalinya pada tahun 1875 oleh percetakan milik pemerintah, Landsdrukkerji, dengan judul Tjarita Erman.

Pada tahun berikutnya atau tahun 1876, terbit karyanya yang kedua yang diberi judul Warnasari atawa Roepa-roepa Dongeng.

Saat Lasminingrat berkarya pada tahun 1875, tokoh wanita seperti RA Kartini, Raden Dewi Sartika, dan Rahman El-Yunusiyah, yang telah diangkat oleh pemerintah Republik Indonesia sebagai pahlawan nasional, belum lahir.

Namun, namanya tidak pernah disebut baik dalam sejarah pergerakan kaum perempuan atau wanita, maupun dalam sejarah nasional Indonesia.

Namanya tenggelam dibawah nama ketiga tokoh tersebut, bahkan kalah tenar dengan tokoh wanita lainnya yang muncul setelah ketiga tokoh tadi.

Namun, Lasmingrat praktis tidak pernah kedengaran, Namanya tidak pernah disebut baik dalam sejarah pergerakan kaum perempuan atau Wanita, maupun dalam sejarah Nasional Indonesia.

Namanya tenggelam di bawah nama ketiga tokoh tersebut, bahkan kalah tenar dengan tokoh wanita-wanita lainnya yang muncul setelah ketiga tokoh tadi.

Namun ternyata karyanya tidak ikut tenggelam, baik yang berupa tulisannya yang masih banyak ditemukan sebagai buku bacaan di Sekolah Rakyat atau Sekolah Dasar di Jawa Barat.

Di samping itu jejak Lasminingrat masih dapat dilihat dari sekolah hasil perjuangannya, yang kini masih berdiri di salah satu sudut kota Garut.

Bangunan sekolah itu oleh pemerintah provinsi telah ditetapkan sebagai salah satu bangunan yang dilindungi atau dengan kata lain termasuk kategori Bangunan Cagar Budaya (BCB) di kota Garut.

Data diri Raden Ayu Lasminingrat

Lahir: 29 Maret 1854 di Garut, Hindia Belanda

Meninggal: 10 April 1948 pada umur 94 tahun di Garut

Dikenal atas: Emansipasi wanita, pelopor pendidikan, aktivis perempuan Sunda

Suami: Raden Tamtu, Raden Adipati Aria Wiratanudatar VII

Anak: Raden Ayu Mojaningrat

Orang tua: Raden Haji Muhamad Musa, Raden Ayu Ria

Kerabat:

* Nyi Raden Ratnaningrum,

* Nyi Raden Lenggang Kencana,

* Raden Kartawinata, dan

* Raden Haji Zaenal Asikin.(*)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved