Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ramadhan 2023

Bulan Ramadan, Wali Kota Makassar Danny Pomanto Imbau Netizen Hindari Saling Hujat di Sosmed

Wali Kota Makassar Danny Pomanto berharap, umat muslim khususnya warga Makassar, khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa..

Penulis: Siti Aminah | Editor: Sukmawati Ibrahim
TRIBUN-TIMUR.COM/SITI AMINAH
Wali Kota Makassar Danny Pomanto. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Wali Kota Makassar Danny Pomanto berharap, umat muslim khususnya warga Makassar, khusyuk dalam menjalankan ibadah puasa.

Selain menjaga haus, lapar dan hawa nafsu, masyarakat juga diimbau menjaga perilakunya, utamanya perkataan.

Danny Pomanto berharap, netizen berhenti berkata kata sia-sia di sosial media.

"Apalagi haters saling menghina dan memfitnah, berhenti berkata sia-sia," ucap Danny Pomanto, Minggu (26/3/2023).

Menurut Danny Pomanto, apa yang dilakukan dari perbuatan manusia akan dipertanggung jawabkan kelak. 

"Bukan hanya dalam masyarakat nyata tetapi masyarakat di media sosial, para netize,  karena semua itu punya resiko terhadap tanggung jawab kita di dunia dan akhirat," tegasnya.

Danny menambahkan semua masyarakat harus memanfaatkan momentum kebaikan ini dengan maksimal.

Misalnya dengan mengisi kegiatan-kegiatan positif dan bermanfaat.

Mulai dari ibadah, bersedekah, berinfaq, silaturahmi dan berkata-kata baik.

"Mengimbau seluruh saudara-saudara di Kota Makassar mari kita mengisi bulan ramadan ini dengan hal hal yang baik," tuturnya.

Sebelumnya, Danny Pomanto juga memparkan, bahwa ramadan menjadi ajang melatih, mengendalikan dan memimpin diri atas nafsu.

Ibadah puasa ialah ibadah yang luar biasa yang mana membatasi kenyamanan dan kenikmatan duniawi. 

Jika mampu memimpin diri sendiri maka dijanjikan selamat dunia-akhirat.

Danny Pomanto menyebut, ada tiga komponen penting dalam diri manusia, yakni raga, jiwa dan ruh.

Dalam jiwa ini merupakan tempatnya nafsu. 

Sementara ruh langsung dari Allah. Oleh karena itu kerap kali banyak orang tidak sadar bahwa dirinya seringkali berdiskusi dengan dirinya sendiri berkaitan dengan hal baik-buruk.

"Misalnya, saat puasa pada siang hari kita kehausan. Nafsu mengatakan minum saja, tidak ada yang lihat tetapi ruh membantahnya; jangan karena itu membatalkan puasa. Nah itu ruh. Ruh langsung dari Allah. Sementara jiwa melekat di diri kita," sebutnya.

Maka siapa yang menang dalam berpuasa maka diibaratkan lahir kembali seperti bayi.

"Kembali ke fitrahnya. Bayi yang baru lahir jiwanya masih bersih, belum terkontaminasi nafsu. Begitulah bersih sebagaimana bayi," pungkasnya.(*)

 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved