Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Cuaca Ekstrem Sulsel

BMKG Keluarkan Peringatan Dini Cuaca Ekstrem, BPBD Enrekang: Waspada

Peringatan cuaca ekstrem berlaku sejak 28 Januari sampai 6 Februari 2023 mendatang.

Penulis: Erlan Saputra | Editor: Sukmawati Ibrahim
Erlan Saputra/Tribun Timur
Jembatan penghubung Desa Cemba-Pinang Enrekang terputus total pasca banjir bandang pada Minggu (26/2/2023) malam. 

TRIBUN-TIMUR.COM, ENREKANG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar, merilis peringatan dini cuaca tujuh harian di pesisir timur dan selatan Sulawesi Selatan (Sulsel), Rabu (1/2/2023).

Peringatan cuaca ekstrem berlaku sejak 28 Januari sampai 6 Februari 2023 mendatang.

Peringatan dini untuk bagian barat hingga pesisir timur Sulsel ini berpotensi hujan lebat-sedang, dan dapat disertai kilat atau petir.

Termasuk berpotensi terjadinya angin kencang.

Ada dua poin penting dalam surat edaran BMKG.

Pertama, pusat tekanan rendah terpantau di Australia bagian utara yang menyebabkan daerah low level jet dan konvergensi di sekitar Sulsel.

Kedua, labilitas lokal kuat yang mendukung proses konvektif pada skala lokal terdapat di wilayah Sulsel.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Enrekang, Arsil Bagenda meminta masyarakat untuk tetap waspada terkait cuaca buruk ini.

Sebab, di wilayah Enrekang sangat rawan terjadi bencana seperti longsor dan banjir bandang.

"Kami meminta masyarakat agar tetap waspada terhadap cuaca ekstrem yang saat ini tengah berlangsung," ujar Arsil Bagenda kepada Tribun Timur.

"Terutama masyarakat di pegunungan, sebisa mungkin tingkatkan kewaspadaan karena rawan terjadi longsor di sebagian wilayah Enrekang," tambahnya.

Sebelumnya, Banjir bandang di Kabupaten Enrekang tak hanya memutuskan infrastruktur jembatan.

Tetapi juga merusak 115 hektare lahan pertanian milik warga.

Peristiwa itu berlantas sejak, Minggu (26/2/2023) sekitar Pukul 19.30 Wita.

Hal itu dibenarkan Kepala Desa Cemba, Jumadi saat ditemui di lokasi bencana, Senin (27/2/2023) pagi.

"Ada sekitar 11 sapi hanyut. Kemudian, 115 hektare lahan pertanian milik warga rusak berat. Petani terancam gagal panen," kata Jumadi. (*)

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved