Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

KTNA Sebut Kenaikan Harga Gabah Karena Tata Kelola Pasar dan Sistem Buferstok yang Belum Kuat 

Kebijakan dan program sektor pertanian saat ini yang dijalankan pemerintah membuahkan hasil yakni terjadi panen raya padi di semua daerah Indonesia.

DOK KEMENTAN
Ketua Umum KTNA Nasional, M. Yadi Sofyan Noor. 

“Harga beras sudah mulai turun. Misalnya beras dari Demak dari Rp 10.500 menjadi Rp 10.000, namun rata-rata pabrik hari ini menahan belanja menunggu harga stabil. Laporan dari anggota di lapangan, rata-rata kapasitas dryernya sudah terisi full, tetapi gudang berasnya rata-rata stoknya masih harian, belum ada penambahan yang signifikan,” ujarnya.

Terpisah dalam diskusi publik berjudul Ketahanan Pangan: Mengapa Beras Indonesia Termahal di ASEAN, Guru Besar Universitas Gadjah Mada (UGM), Prof. Dwidjono Hadi Darwanto meminta perum Bulog bertanggungjawab atas kenaikan harga beras yang terjadi saat ini.

Dia menilai Bulog tidak maksimal melakukan pengadaan atau penyerapan sehingga kondisi ini terus berulang setiap tahunnya.

“Kenaikan harga diakibatkan oleh biaya dan juga ketersediaan akhir tahun yang kurang. Padahal, seharusnya, ketersediaan beras minimal mencapai 1,2 juta ton per tahun. Akan tetapi, Bulog hanya mengadakan sebesar 980an ribu ton. Akibatnya, karena harus dilakukan operasi pasar setiap bulan dengan kebutuhan sebesar 100-200 ribu ton pada September sudah habis,” ungkapnya.

"Imbasnya, pada bulan November-Desember harga pasti naik dan kondisi itu terus berulang setiap tahun. Artinya, kalau misalnya Bulog itu mempunyai ketersediaan cukup, itu November-Desember itu masih bisa operasi pasar. Sehingga harga akan turun," pinta Prof. Dwidjono.(adv\reskyamaliah).

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA
KOMENTAR

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved