Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ngobrol Virtual

Persepsi dan Partisipasi Politik Anak Muda Jelang Pemilu 2024

Riset tersebut dilakukan menggunakan angket (kuesioner) dengan memanfaatkan platform Google Form.

Penulis: Siti Aminah | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/SITI AMINAH
Direktur Eksekutif The Indonesia Institue (TII) Adinda Tenriangke Muchtar. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Direktur Eksekutif The Indonesia Institute (TII) Adinda Tenriangke Muchtar memaparkan hasil riset yang dilakukan terkait persepsi anak muda terhadap Pemilu dan Pilkada serentak tahun 2024.

Riset tersebut dilakukan menggunakan angket (kuesioner) dengan memanfaatkan platform Google Form.

Angket disebarkan dari tanggal 5 Desember hingga 19 Desember 2022 dengan menghimpun 94 responden.

Hasil angket ini kata Adinda dapat menjadi bagian gambaran terkait pandangan politik anak muda jelang Pemilu dan Pilkada serentak 2024.

Hasil angket tersebut juga dipaparkan adinda saat menjadi narasumber dalam Ngobrol Virtual Tribun Timur bekerjasama Lembaga Studi Kebijakan Publik (LSKP).

Ngovi ini bertema 'Unpacking Persepsi dan Partisipasi Politik Anak Muda Jelang Pemilu 2024'.

Ditayangkan di YouTube dan Facebook Tribun Timur, Jumat (27/1/2023).

"Kami sudah melakukan beberapa seri angket sejak tahun lalu, yang kami kaitkan satu sama lain sehingga jadi relevan. Angket tersebut mengenai persepsi anak muda saat bicara politik dan bagaimana mereka memaknai politik dan tahun pemilu," jelasnya.

Adinda menyampaikan, dalam angket pertama yang dilakukan pada April dan Mei ada temuan menarik.

Yakni ada tiga isu utama yang dilihat oleh 75 responden, isunya soal perbaikan atau pembukaan lapangan kerja, soal pemberantasan korupsi, dan peningkatan kualitas pendidikan.

Anak muda ternyata masih ada yang peduli dengan isu kebijakan publik yang relevan dengan mereka.

"Pertanyaannya bagaimana ekosistem politik, kandidat, media, parpol, pemerintah, bisa tidak lanjuti dan menjawab konsep anak muda tersebut," ujarnya.

Dalam angket pertama, TII menanyakan soal gender perspektif, misalnya pertimbangan gender penting atau tidak, tapi responden saat itu mengatakan lebih gender netral. 

Jadi ada catatan bagaimana masyarakat memahami bahwa politik dilihat netral.

"Padahal masih banyak gender yang ada disitu ketika mereka memilih terkait isu perempuan dan partai mana yang konsen terhadap isu perempuan. Waktu itu yang muncul adalah PDIP dan PSI," sebutnya.

Ia memaparkan, alasan anak muda memilih adalah keinginan untuk mengetahui visi misi yang jelas dari parpol maupun kandidat.

Profil partai jadi informasi penting untuk menentukan pilihan anak muda, yang lain adalah pengaruh keluarga. 

Desember 2022 TII kembali melakukan riset dengan mengunakan metode sama.

TII gunakan platform google form, temuan angket secara umum dari angket dimana rata-rata responden 84 persen mengetahui akan ada pilkada dan pemilu di 2024.

Informasi yang mereka butuhkan lagi-lagi terkait visi misi, profil partai, profil kandidat, ada juga soal pengawasan untuk Bawaslu, anggaran, hingga informasi bagi kelompok disabilitas.

"Sehingga dari temuan ini bisa dilihat bahwa temuan beragam,  tidak melulu soal kandidat dan partainya, tapi soal penyelenggaraan pemilu seperti apa," tuturnya.(*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved