Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ngobrol Virtual

Tak Ada Regenerasi, Bissu di Segeri Pangkep Terancam Punah

Komunitas Bissu di Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) terancam punah..

Penulis: Nurul Hidayah | Editor: Sukmawati Ibrahim
Tribun Timur
Tangkapan layar program Ngovi Tribun Timur mendatangkan Bissu Eka   

TRIBUNPANGKEP.COM, PANGKEP - Komunitas Bissu di Kecamatan Segeri, Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan (Sulsel) terancam punah.

"Sampai saat ini, masih terjaga walau di ambang kepunahan. Karena boleh dikatakan antara ada dan tiada," katanya salah satu anggota komunitas Bissu Pangkep, Bissu Eka dalam program Ngovi Tribun Timur, Kamis (25/5/2023).

Ia menyebutkan saat ini, jumlah Bissu di Segeri, Pangkep tersisa tiga orang.

"Jumlah Bissu di Segeri makin hari makin menyusut. Dari saat saya dinobatkan itu masih cukup patappulo atau 40 Bissu, kini hanya tersisa tiga saja," tuturnya.

Ia mengatakan, hal tersebut terjadi akibat kurangnya minat generasi muda terhadap kebissuan. 

Selain itu, pammase dewata atau wahyu/ilham dari leluhur, yang menjadi persyaratan utama menjadi seorang bissu semakin sulit diperoleh.

Untuk mendapatkan wahyu dari leluhur, dibutuhkan proses dan waktu yang lama.

"Menjadi bissu itu membutuhkan proses yang sangat panjang. Harus ada panggilan jiwa, harus belajar pangaderreng atau adat istiadat. Bahkan ada yang belajar namun hingga akhir hayat tidak berhasil mendapatkan gelar Bissu," terangnya.

Bissu Eka menuturkan, dari hasil prediksi pammatoa atau pimpinan terdahulu dirinya akan menjadi generasi terakhir dari Komunitas Bissu di Pangkep.

"Alhamdulillah, dalam jangka waktu 3 tahun, saya berhasil mendapatkan ilham dan pammatoa sudah mendapatkan mimpi mengenai hal itu. Yang bertahan itu, saya sebagai regenerasi terakhir bissu berdasarkan prediksi Pammatoa," tuturnya.

Diketahui, Bissu adalah seniman bugis, pelakunya adalah laki-laki yang berperan sebagai perempuan. 

Konon pada zaman kerajaan luwu, Bissu menjadi penyambung lidah raja, penentu hari, menjadi permaisuri serta penjaga pusaka kerajaan.

Makanya, keberadaan Bissu dipandang cukup penting.

"Kalau di Pangkep, pusaka kami itu bajak sawah. Jadi sebelum perani mulai bercocok tanam, harus dimulai dengan pesta mappalili di sawah adat terlebih dahulu," imbuhnya.

Saat ini masih ada tiga daerah di Sulawesi Selatan yang komponen komunitas Bissunya masih sempurna.

"Bissu teraebar di 3 kerajaan terbesar di Sulawesi Selatan. Sebelumnya juga ada di kerajaan Gowa, namun kini sudah tidak ada lagi. Yang terbanyak sekarang dan hampir sempurna itu di Bone, begitu pula di Soppeng dan Wajo," katanya. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved