Lahan Bandara Wisata Bulukumba Segera Dibebaskan, Lokasinya di 2 Kecamatan

TRIBUNBULUKUMBA.COM, BONTOBAHARI - Pemerintah Kabupaten Bulukumba, Sulawesi Selatan segera membebaskan lahan milik masyarakat menjadi bandara wisata.

Lokasinya berada di dua kecamatan, Bontobahari dan Bontotiro.

Dinas Perumahan Permukiman dan Pertanahan Sulsel telah mengundang Pemkab Bulukumba untuk membahas tahap persiapan pembebasan lahan.

Sekretaris Dinas Perhubungan Idham Khalid menyampaikan bahwa saat ini sudah Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan sudah membahas bersama Pemkab Bulukumba terkait penentuan lokasi Bandara Wisata Bulukumba.

"Kami sudah membahas Bandara Wisata Bulukumba, sudah membahas penentuan lokasi Bandara Wisata di Bontobahari dan Bontotiro," kata Idham Khalid, Sabtu (21/1/2023).

Tahap pertama perencanaan pengadaan tanah telah dianggarkan pada 2022 di Dinas Perumahan Permukiman Bulukumba.

Kedua revisi studi kelayakan atau feasibility study (FS) telah dianggarkan di Bappelitbangda Bulukumba.

Perencanaannya telah selesai, selanjutnya mempersiapkan dokumen pengadaan tanah oleh gubernur yang outputnya adalah Penlok.

"Pihak Pemprov akan sosialisasikan dokumen pengadaan tanah sebelum terbit surat keputusan Penlok. Setelah itu dilanjutkan ke tahap pelaksanaan oleh BPN Provinsi," tambahnya.

Idham berkata, bila tahapan keseluruhan telah terpenuhi maka untuk penganggarannya melalui Kementerian Perhubungan.

"Pemerintah Kabupaten Bulukumba menyampaikan terima kasih kepada Gubernur Sulsel Andi Sudirman Sulaiman atas segala supportnya," katanya.

Baca juga: Bulukumba Siapkan 78,35 Ha untuk Pembangunan Bandara Wisata

Baca juga: Bulukumba Siapkan Bus Gratis ke Objek Wista Tanjung Bira, Ini Jadwal Pemberangkatannya

Pembangunan Bandara Wisata Bulukumba diharapkan berjalan seperti yang diharapkan Bupati Bulukumba Andi Muchtar Ali Yusuf.

Proposal bantuan keuangan pembebasan lahan bandara telah diajukan Pemkab Bulukumba melalui Gubernur senilai sebesar Rp 35 miliar.

Pencanangan Bandara Wisata Bulukumba sejak Bupati Bulukumba Zainuddin Hasan.

Di masa pemerintahan Gubernur Sulsel AM Nurdin Abdullah semakin menguatkan rencana tersebut.