Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswa Meninggal saat Diksar

Malam Seribu Lilin Mahasiswa Unhas Kenang Virendy Marjefy Korban Diksar Maut Mapala 09 Teknik Unhas

Malam seribu lilin digelar sembari memanjatkan doa di taman Unhas, Jumat (20/1/2023) untuk Virendy Marjefy korban Diksar Maut Mapala 09 Teknik Unhas

Penulis: Faqih Imtiyaaz | Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur/Faqih
Malam seribu lilin mahasiswa Unhas mengenang kepergian Virendy Marjefy (19) di Taman Unhas. Virendy Marjefy meninggal dunia ketika mengikuti pendidikan dasar Mahasiswa Pencinta Alam (Mapala) 09 Teknik, Unhas, di kawasan pegunungan perbatasan Maros-Bone Sabtu (14/1/2023). 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Puluhan mahasiswa Unhas mengenang kepergian Virendy Marjefy (19).

Malam seribu lilin digelar sembari memanjatkan doa di taman Unhas, Jumat (20/1/2023).

Aksi ini diwarnai selebaran bertuliskan Justice for Virendy.

Dengan berlinang air mata, keluarga hingga teman-teman Virendy mengenang kebersamaan kala masih sama-sama belajar di Fakultas Teknik.

Tetesan air mata terus keluar sembari berdoa dan menuntut keadilan.

Virendy Marjefy meninggal dunia ketika mengikuti pendidikan dasar Mahasiswa Pencinta Alam atau Mapala 09 Teknik, Unhas, di kawasan pegunungan perbatasan Maros-Bone Sabtu (14/1/2023) pekan lalu.

"Virendy anak yang baik. Dia selalu menjadi orang pertama yang membantu kita," kenang teman Virendy.

Satu per satu teman Virendy berbagi kisah kebersamaannya.

Ketua BEM Universitas Hasanuddin Imam Mobilingo turut hadir mengenang Virendy.

Dengan tegas, Imam meminta kasus ini diusut tuntas.

"Kami menuntut pihak Unhas dan kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini," tegas Imam.

Sementara itu, sang Ayah James Wehantouw juga meminta keadilan bagi anaknya

"Kami harap pihak kepolisian dan kampus benar-benar serius mengusut kasus ini. Karena, terus terang belum pernah datang pihak Universitas dan Pantia, dari Mapala saja," tegas James Wehantouw

Diketahui, Virendy menghembuskan napas terakhir saat mengikuti kaderisasi Mapala 09

Diksar ini melintasi Jalur Maros-Malino, Kabupaten Maros (Sulsel).

Saat ini, pihak panitia dan pengurus Mapala 09 Teknik Unhas sedang dalam pemeriksaan di Polres Maros.

Keluarga Desak Polisi Usut Tuntas

Pihak keluarga Virendy Marjefy Wehantouw (18), meminta pihak kepolisian mengusut tuntas terkait kegiatan diksar Mapala 09 Unhas yang berujung maut.

"Jadi yang dilaporkan keluarganya itu bukan perihal pembunuhan atau kematian. Karena mereka mengaku sudah ikhlas menerima kematian korban dan menganggap sudah takdirnya," kata Kasat Reskrim Polres Maros, Kasat Reskrim Polres Maros, AKP Slamet, Rabu (18/1/2023).

Keluarga korban, kata dia hanya melaporkan perihal proses kegiatan diksar itu.

"Perlu kami tegaskan, keluarga korban hanya melaporkan mengenai proses kegiatan diksar itu. Mereka hanya menuntut pertanggungjawaban dari pihak panitia diksar yang diduga lalai dan lepas tanggung jawab," akunya.

Ia menyebutkan, dari penuturan keluarga korban, kata Iptu Slamet, memang terdapat luka pemeriksaan di Rumah Sakit Grestelina Makassar.

"Jadi awalnya pihak keluarga memang menduga ada kekerasan. Setelah dibawa ke Rumah Sakit Grestelina, menurut penuturan keluarga, memang ada luka di bagian lutut dan juga tangan, namun dipastikan, itu adalah luka wajar sebagai pendaki," ucapnya.

Kapolsek Tompobulu, AKP Asgar, menjelaskan, sebelumnya pihaknya telah meminta keterangan dari Ketua Mapala Unhas.

Dari keterangan ketua Mapala Unhas, kata dia, diketahui rangkaian kegiatan diksar ini dumuali Senin (09/1/2023).

"Pembukaan di Kampus Unhas Samata Gowa pukul 10.00 Wita. Pembukaan Diksar Mapala 09 dibuka oleh Bapak Hamzah Managar Kemahasiswaan Fakultas Tehnik Unhas," terangnya.

Rombongan peserta diksar Kemudian berangkat menggunakan bus Kampus untuk giat lapangan pukul 19.00 Wita.

"Bus menuju Samboeja Kecamatan Simbang Kabupaten, Maros. Mereka tiba pukul 21.00 Wita dan menginap dirumah warga," tambahnya.

Asgar menambahkan, rombongan kemudian melanjutkan kegiatan diksar ini dengan berjalan kaki munuju Dusun Bassikalling Desa Toddolimae Kecamatan Tompobulu, Selasa (10/1/2023) sekitar pukul 08.00 Wita.

"Mereka tiba Pukul 17.30 Wita, dan menginap di rumah Kepala Dusun. Mereka kembali melanjutkan perjalanan menuju Desa Bonto Manai Rabu (11/1/2023), pukul 08.00 Wita," terangnya.
 
Rimbongan tiba pukul 17.00 Wita dan kembali menginap dirumah warga.

"Hari Kamis (12/1/2023) sekitar pukul 08.30 Wita, melanjutkan berjalan Kaki menuju Kampung Parang Dusun Bahagia Desa Bonto Manurung, tiba pukul 16.45 Wita, dan kembali menginap dirumah warga, Dg Makku," ucapnya.

Rombongan kembali melanjutkan diksar berjalan kaki menuju Dusun Tanetebulu dan Dusun Makmur Desa Bonto Manurung daerah puncak perbukitan yang cukup tinggi, Jum'at (13/1/2023), sekitar pukul 13.30 Wita.

"Sekitar pukul 23.00 Wita tepatnya di Kampung Bara Baraya, Dusun Tanetebulu, Desa Bonto Manurung, Kecamatan Tompobulu, Virendy mengalami sakit sesat nafas sehingga panitia termasuk melakukan pertolong pertama dengan memberi tabung Oksigen yang sudah disiapkan Panitia," terangnya.

Sayangnya, nyawa Virendy tak berhasil diselamatkan.(*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved