Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Mahasiswa Tewas saat Diksar

Dekan Fakultas Teknik Unhas: Investigasi Kematian Virendy Marjefy Dilakukan Secepatnya

Pendalaman atau Investigasi itu dilakukan untuk mengungkap penyebab meninggalnya Virendy Marjefy saat mengikuti Pendidikan Dasar

Penulis: Muslimin Emba | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM/MUSLIMIN EMBA
Dekan Fakultas Teknik Unhas Prof Dr, Eng, Ir Muhammad Isran Ramli yang ditemui di rumah duka, Jl Satelit IV, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Senin (16/1/2023) siang.   

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Komisi Disiplin Fakultas Teknik Universitas Hasanuddin, terus mendalami penyebab meninggalnya mahasiswa, Virendy Marjefy.

Pendalaman atau Investigasi itu dilakukan untuk mengungkap penyebab meninggalnya Virendy Marjefy saat mengikuti Pendidikan Dasar (Diksar) Mapala Teknik Unhas 09.

Diksar itu berlangsung di kawasan pegunungan Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, Sabtu pekan lalu.

Pendalaman oleh tim investigasi itu disampaikan Dekan Fakultas Teknik Unhas Prof Dr, Eng, Ir Muhammad Isran Ramli yang ditemui di rumah duka, Jl Satelit IV, Kecamatan Biringkanaya, Makassar, Senin (16/1/2023) siang.

Prof Isran menjelaskan, tujuan utama dari investigasi itu adalah untuk mengetahui lebih jauh kronologi meninggalnya Virendy Marjefy.

"Salah satu tujuan tim investigasi terpadu ini, kita ingin menggali lebih jauh bagaimana kronologi agar dapat kita jadikan pelajaran untuk memperbaiki standar operasional yang ada," kata Prof Isran.

Untuk hasilnya, lanjut Prof Isran, pihaknya mengaku akan melakukan proses investigasi secepat mungkin.

"Kita berusaha secepat-cepatnya karena ini sangat urgent untuk dieksplor dan diungkap," ujarnya.

Virendy Marjefy meninggal dunia saat menjalani Diksar ke-27 Mapala Teknik Unhas 09.

Dari 27 proses Diksar yang telah dilalui, itu kata Prof Isran, baru kali ini ada kejadian meninggal dunia.

Penjelasan Ketua Mapala Teknik Unhas 09 

Ketua Panitia Diksar yang juga Ketua Mapala 09, Ibrahim mengatakan, Virendy mulai tidak sadarkan diri pada Jumat malam sekitar pukul 11.00 (23.00) Wita.

Saat tidak sadarkan diri, posisi Virendy kata Ibrahim berada di atas gunung.

"Jam 11 memang sudah tidak sadarkan diri. Kan posisinya di atas, jadi kami evakuasi pakai tandu ke bawa," kata Ibrahim dalam rekaman percakapan yang diperoleh tribun di RS Grestelina, Makassar, Sabtu (14/1/2023).

Proses evakuasi itu, lanjut dia memakan waktu sekitar 5 jam untuk tibah di jalan lalu membawa Virendy ke rumah sakit.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved