Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Opini

Muda “BERANI’ Menjemput Pentas Politik

Sebuah ruang waktu yang selama dua belas bulan ke depan diprediksi akan menguras banyak pikiran dan energi untuk menaikkan bendera politik..

Amul Hikmah Budiman
Amul Hikmah Budiman - Direktur Eksekutif Saoraja Institute/ Pengamat Pemuda dan Politik 

Keempat adalah Adaptif, figur yang ideal juga adalah ia yang mampu beradaptasi dengan perubahan dan tantangan zaman, termasuk menghadapi tantangan resesi ekonomi ke depan.

Kelima adalah Navigator, ia yang muda harus menjadi pengarah atau penunjuk arah yang baik kepada masyarakat. Memberikan edukasi yang baik tentang proses demokrasi yang sehat dan bergagasan, bukan mencederai dengan nominal kekayaan.

Keenam adalah Inspiratif, sejatinya muda yang bertarung ke depan adalah ia yang memiliki track record atau jejak rekam yang baik, menjadi inspirasi bagi pemuda lainnya, baik secara pemikiran, karya, maupun tindakan.

Ke depan dianggap akan banyak persoalan pemuda yang begitu kompleks, mulai dari ketersediaan lapangan kerja hingga mentalitas pemuda. Sehingga untuk merumuskan kebijakan dan menyusun anggaran yang tepat sasaran, perlu orang-orang muda pulalah yang mampu memahami apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan pemuda.

Olehnya, BERANI ini harus melekat sebagai landasan dalam meyakinkan para pemilih dengan berbasis gagasan dan karakter.

Diksi BERANI ini juga sering disebut oleh salah seorang Sastrawan Pramoedya Ananta Toer.

Pada masa lampau ada dua kutipan Pram yang ditulis dalam bukunya, “Kalau mati, dengan berani; kalau hidup, dengan berani. Kalau keberanian tidak ada, itulah sebabnya setiap bangsa asing bisa jajah kita.” Serta “Dalam hidup kita, cuma satu yang kita punya, yaitu keberanian.

Kalau tidak punya itu, lantas apa harga hidup kita ini?”. Apa yang disampaikan oleh Pram pada masa lampau juga masih berkaitan dengan kondisi kekinian. Terlebih kepada kaum muda yang memiliki banyak kelebihan dibandingkan usia lainnya. Modal utama yang harus dimiliki sebelum menyatakan sikap untuk turut berkontestasi dalam politik adalah “BERANI”.

Saat ini memang pemuda dianggap mengalami degradasi dalam hal BERANI.

Salah satunya yakni pemuda kehilangan BERANI dalam hal menyuarakan dan mengawal berbagai kebijakan pemerintah yang kontra terhadap rakyat. Kelompok-kelompok yang dianggap mampu menjadi “corong” rakyat dalam menyalurkan segala keresahan publik sepertinya tersumbat.

Sehingga, perlu untuk merekontruksi serta merekonsolidasi pemikiran dan mentalitas pemuda untuk melahirkan BERANI yang sejati sebagaimana para pendahulunya yang rela mengorbankan nyawa dan kehilangan zona nyamannya.

Urgensi karakter ini diharapkan mampu melekat pada figur-figur muda yang ingin mengambil tempat dalam pertarungan meraih kursi parlemen. Sehingga, ke depan porsi anak muda akan lebih banyak mengisi sidang paripurna dengan tetap mengdepankan idealisme dan gagasannya dalam membela atau menyalurkan aspirasi rakyat yang diwakilinya.

Sudah siapkah para figur muda menjadi BERANI dalam pentas politik?. (*)

Halaman 2 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved