Cuaca Ekstrem
Waspadai Cuaca Ekstrem hingga Awal Januari 2023, Potensi Hujan di Sulsel Selama Sepekan
Cuaca ekstrem berupa terjadinya hujan lebat, tingginya kecepatan angin, dan meningkatnya ketinggian gelombang.
TRIBUN-TIMUR.COM - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengingatkan agar mewaspadai cuaca ekstrem hingga awal 2023.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers daring, Selasa (27/12/2022).
Cuaca ekstrem berupa terjadinya hujan lebat, tingginya kecepatan angin, dan meningkatnya ketinggian gelombang.
Sebelumnya, BMKG juga telah memberikan peringatan cuaca ekstrem selama libur Natal dan Tahun Baru (Nataru).
Sebelumnya terdeteksi ada empat fenomena di atmosfer.
Baca juga: Prakiraan Cuaca Makassar Hari Ini 28 Desember, Hujan Sedang Sampai Malam! Cek Daerah Lainnya
"Atau fenomena yang menunjukkan sinyal ke ekstrem yang terjadi bersamaan dan saling menguatkan," tambah dia.
Empat fenomena atmosfer yang diumumkan BMKG sebelumnya adalah aktivitas Monsun Asia, seruakan dingin Asia.
Pembentukan pusat tekanan rendah di wilayah perairan selatan Indonesia, termasuk Madden Julian Oscillation (MJO).
Dari keempat fenomena tersebut, BMKG kembali mendeteksi penambahan fenomena atmosfer lainnya hingga Selasa (27/12/2022).
"Sejak kemarin kami mendeteksi ada penambahan satu fenomena baru lagi yang tentunya berpengaruh pada dinamika cuaca di Indonesia," kata dia.
Dia menjelaskan, BMKG mendeteksi kemunculan bibit siklon tropis 95W yang berada di Samudera Pasifik sebelah utara Papua barat.
Tepatnya di 8,8 derajat LU - 130,9 BT dengan kecepatan angin maksimum 15 knot dan tekanan terendah 1.008 milibar.
Menurut pencitraan satelit Himawari, terjadi aktivitas konvektif yang signifikan selama enam jam terakhir, terutama di sebelah utara sistem bibit siklon tersebut.
"Jadi fenomenanya semakin berkembang. Model prediksi numerik menunjukkan bahwa sistem ini bergerak ke arah barat laut menjauhi wilayah Indonesia," jelas Dwikorita.
Baginya, kemunculan fenomena ini hingga tumbuh menjadi siklon tropis dalam 24 jam ke depan berada dalam kategori rendah dan semakin menjauhi Indonesia.