Soal Dugaan Manipulasi Data Penerima Bansos, Kadisdukcapil Bone: Pasti Valid karena Berbasis NIK
Setelah saya cek di Dinsos Bone, jelas tertulis bahwa saya bukan dan tidak pernah menerima bantuan sosial.
Penulis: Noval Kurniawan | Editor: Hasriyani Latif
TRIBUN-TIMUR.COM, BONE - Kepala Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Bone Andi Saharuddin menanggapi adanya dugaan manipulasi data penerima bansos.
Menurutnya, data penerima bansos yang ada di aplikasi Identitas Kependudukan Digital sudah valid.
Data di aplikasi itu dibuat berdasar Nomor Induk Kependudukan (NIK) setiap warga Bone.
Data berdasar NIK itu terkoneksi dengan beberapa instansi, seperti Kementerian Sosial hingga KPU.
"Datanya itu sudah pasti valid karena kita berbasis NIK," kata Andi Saharuddin ke Tribun-Timur.com, Selasa (20/12/2022).
"Makanya pada saat pengurusan tidak bisa diwakili atau diuruskan, karena ada autentikasi, ada verifikasi wajah dalam sistem SIAK," sambungnya.
Sahar menyebut, jika NIK merupakan salah satu sumber data untuk mengakses pelayanan publik.
"Jadi apapun itu pasti berbasis NIK. Kalau dia menggunakan data NIK, ya pasti terkoneksi secara otomatis," jelasnya.
Sebelumnya, warga Bone Muhammad Asrul Abady (35) menduga adanya manipulasi data pada Kementerian Sosial (Kemensos) RI.
Ia menilai data bantuan sosial Kemensos RI tidak sinkron dengan data milik Dinas Sosial (Dinsos) di Bone.
"Jadi kecurigaan saya muncul karena di aplikasi Identitas Kependudukan Digital saya terdaftar sebagai penerima bantuan Juni 2022," katanya.
Namun karena merasa tak pernah menerima bantuan satu pun, Asrul akhirnya mengecek langsung datanya ke Dinsos Bone.
"Setelah saya cek di Dinsos Bone, jelas tertulis bahwa saya bukan dan tidak pernah menerima bantuan sosial," jelasnya.
Dari situ, Asrul kemudian lakukan protes ke Dinsos Bone terkait ketidaksinkronan data tersebut, Senin (19/12/2022) sekitar pukul 14.25 Wita.
Namun sayang ia mengaku tidak mendapat penjelasan terkait ketidaksinkronan data pribadinya tersebut.
"Yang saya protes bukan karena bantuannya, tapi karena itu data pribadi saya," ucapnya.
"Bayangkan jika semua orang di Bone mengalami hal seperti saya. Itu kan bisa disalahgunakan," tambahnya.(*)