Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Ideologi Wasathiyah Asadiyah Sengkang Tameng Radikalisme

Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang sejak berdiri 93 tahun silam, selalu mengajarkan ideologi wasathiyah kepada santri.

Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Abdul Azis Alimuddin
TRIBUN-TIMUR.COM/citizen reporter
Suasana Panitia Muktamar XV Asadiyah Sengkang Kabupaten Wajo di Sengkang, Sabtu (26/6/2021) 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pondok Pesantren As'adiyah Sengkang sejak berdiri 93 tahun silam, selalu mengajarkan ideologi wasathiyah kepada santri.

Wasathiyah merupakan paham yang menyeimbangkan antara keyakinan dengan toleransi.

Hal tersebut mendasari As'adiyah memilih tema transformasi nilai-nilai moderat Asadiyah pada Muktamar ke-XV lalu.

Demikian disampaikan Ketua Panitia Muktamar XV Asadiyah Sengkang Bunyamin Yafid belum lama ini.

Bunyamin mengatakan ideologi wasathiyah yang dianut Asadiyah menjadi tameng bagi umat dari paham radikalisme yang membahayakan bangsa Indonesia.

Apalagi, kata dia, Indonesia bangsa yang sangat beragam.

Mulai dari suku, budaya, ras, agama, bahasa, dan sebagainya.

Namun, keberagaman itu dipersatukan oleh semboyan Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu.

“Alumni As'adiyah sudah tersebar di seluruh Indonesia dan siap menjadi tameng melawan paham radikalisme. Tidak mungkin ada alumni menyebarkan ajaran bertentangan wasathiyah,” katanya.

Bunyamin mengatakan Asadiyah juga memiliki peran dalam proses kemerdekaan bangsa Indonesia. Pesantren ini telah berdiri sebelum Indonesia merdeka.

Sehingga, para santri As'adiyah juga ikut berjuang memerdekakan Indonesia khususnya di Wajo dan Sulawesi Selatan.

“Asadiyah ini boleh saya katakan peranannya dalam republik ini juga sangat dibutuhkan. Sehingga sering saya katakan siapapun penentu kebijakan di Wajo ini dan di Sulsel memperhatikan As'adiyah sebagai bentuk mensyukuri nikmat Allah,” katanya.

Bunyamin mengatakan Asadiyah dengan NKRI tak bisa dipisahkan. Asadiyah tidak mungkin menyebarkan konsep khilafah apalagi radikalisme.

“Karena As'adiyah merupakan bagian dari pendiri bangsa ini. 15 tahun sebelum merdeka, As'adiyah sudah menyebarkan agama dan dakwah,” ujarnya.

Makna tema Muktamar XV ini adalah transformasi nilai-nilai wasathiyah Asadiyah menuju Indonesia yang bermartabat dan tangguh.

Halaman
12
Sumber: Tribun Timur
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved