Makassar Zero Kasus Penyakit Mulut dan Kuku, Virus Jembrana Kembali Diwaspadai
Capaian tersebut seiring dengan massifnya satuan tugas (satgas) PMK Kota Makassar melakukan penanganan.
Penulis: Siti Aminah | Editor: Ari Maryadi
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Kota Makassar akhirnya zero atau nol kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).
Capaian tersebut seiring dengan massifnya satuan tugas (satgas) PMK Kota Makassar melakukan penanganan.
Sejak hadirnya wabah ini, jumlah ternak yang terkonfirmasi positif sebanyak 244 ekor.
190 ekor diantaranya sembuh, 7 ekor mati, dan 47 ekor telah dipotong bersyarat.
"Jadi Makassar sekarang sudah zero PMK," ucap Ketua Persatuan Dokter Hewan Indonesia (PDHI) Sulselbar, A. Agung PJ Wahyuda dalam rapat koordinasi Satgas PMK Kota Makasar.
Rapat koordinasi berlangsung di Ruang Sipakalebbi Lt 2 Kantor Balai Kota Makassar, Jl Ahmad Yani, Selasa (6/12/2022).
Sejauh ini kata dokter Agung, ada delapan wilayah kecamatan penyebaran PMK di Makassar.
Antara lain Kecamatan Biringkanaya, Tamalanrea, Tallo, Panakkukang, Rappocini, Tamalate, Bontoala, dan Manggala.
Berdasarkan data populasi ternak atau hewan rentan PMK di Makassar sebanyak 3.083 ekor sapi, 7.042 kambing,dan 141 kerbau.
842 ekor diantaranya telah menjalani vaksinasi I, dan 463 vaksin II.
Kendati demikian, Makassar masih berada di zona merah.
Kota Makassar bakal berubah menjadi zona putih jika dalam jangka waktu dua tahun tidak ada kasus secara terus menerus dan melakukan surveylans aktif satu bulan sekali
"Lalu berubah menjadi zona hijau minimal tiga tahun berturut-turut tidak ada kasus dan disertai dengan vaksinasi rutin," jelasnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Perikanan dan Peternakan (DP2) Kota Makassar Evy Aprialty mengatakan, meski sudah zero PMK, wabah lain terhadap hewan ternak juga perlu diwaspadai.
Virus Jembrana misalnya, virus asal Bali ini sudah masuk di Kota Makassar.
Dua kelurahan dicurigai telah menyebar virus jembrana, yakni kelurahan Lakkang Kecamatan Tallo dan Kelurahan Romang Tangaya Kecamatan Manggala.
"Virus ini sudah lama, bukan wabah baru, tapi Jembrana lebih cepat penularannya dari PMK," ungkap Evy Aprialty.
Di Manggala bahkan sudah ada sekira 10 ekor sapi terjual yang dicurigai terinfeksi Jembrana dan empat ekor sapi yang dipotong paksa.
Sementara di Kelurahan Lakkang, sapi yang dicurigai suspek Jembrana telah dikirim sampelnya ke laboratorium yang ada di Maros.
"Itu dicurigai karena ada gejala seperti benjolan yang menyerang sistem pertahanan tubuh ternak. Jadi kita bedah bangkai sapi yang sudah mati, diambil sampel hati, jantung, paru, dan ginjal untuk dikirim ke lab," tuturnya. (*)