Launching Tribun Toraja
Launching TribunToraja.com, Samuel Karundeng: Satukan Kopi Toraja Melalui Tribun Toraja
Pada kesempatan ini, Samuel Karundeng menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan Kopi Toraja.
Penulis: I Luh Devi Sania | Editor: Saldy Irawan
TRIBUN-TIMUR.COM, TORAJA - TribunToraja.com menggelar acara launching sebagai portal ke-68 Tribun Network.
Rangkaian acara diisi dengan pembukaan dan talkshow hybrid dengan tema “Potensi Desa Wisata, Kopi dan Diaspora Toraja” di Ballroom Sarira, Toraja Heritage Hotel di Karassik, Kecamatan Kesu, Kabupaten Toraja Utara, Kamis (1/12/2022)
Talkshow hybrid menghadirkan beberapa pembicara, yakni Bupati Tana Toraja, Theofilus Allorerung, Bupati Toraja Utara, Yohanes Bassang, Ketua IKAT Nusantara, Irjen Pol Purn Drs Frederik Kalalembang, Tokoh Masyarakat, Irjen Pol Purn Mathius Salempang, Guru Besar UKI Paulus (UKIP), Prof Apriana Toding, Ketua PHRI Toraja, Yohan Tangkesalu, dan Direktur utama Sulatco Jaya Abadi, Samuel Karundeng sebagai Praktisi Kopi Toraja.
Pada kesempatan ini, Samuel Karundeng menyampaikan permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan Kopi Toraja.
Ia mengatakan Toraja yang kini telah memiliki dua kabupaten masing-masing memiliki Kopi yang sulit disatukan untuk dikenalkan ke masyarakat luas.
“Saya hadir di Toraja tahun 1988 waktu itu Toraja masih satu. Sekarang ada kabupaten Tana Toraja dan Toraja Utara, dengan adanya pemekaran ini catatannya bahwa kopinya sulit disatukan padahal kita harus tetap satu,” jelas Samuel
Ia mengungkapkan bahwa di Toraja Utara luas tanaman kopi sekitar 10 ribu hektar dengan total produksi sangat kecil, hanya sekitar 6.600 ton per tahun.
Tana Toraja dengan luas yang sama pun justru jumlah produksinya lebih kecil, yakni sekitar 2.600 ton per tahun
“Total produksi kopi Toraja kita bulatkan hanya sekitar 10rb ton per tahun, hanya menyumbang 0,09 persen di Indonesia dibanding kopi arabika terbesar di Aceh,” sambungnya
Meski kopi lokal Indonesia berada pada peringkat ke empat di dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia, Kopi Indonesia hanya menyumbang jumlah 7 persen tetapi dengan harga yang paling tinggi.
Meski sedikit, Samuel mengatakan kopi lokal Indonesia sangat dibutuhkan oleh dunia Karena kelebihan dari cita rasa dan aroma sehingga 7 persen kopi ini dijadikan campuran untuk cita rasa yang berbeda beda sesuai karakter, salah satunya Kopi Toraja.
Kendati demikian, untuk mewujudkan penyebarluasan pemasaran serta menyatukan kopi Toraja dibutuhkan kerjasama dengan berbagai pihak, yakni pemerintah, masyarakat petani, dan media.
“Saya sangat bersyukur dengan hadirnya TribunToraja.com. Harapan saya sebagai orang kopi, Satukan kopi Toraja melalui media Tribun Toraja, karena sekarang kita masih merasa berbeda-beda,” ujar Samuel
Selain itu, Samuel juga berharap hadirnya TribunToraja.com dapat mewadahi berbagai informasi dan dialog mengenai kopi Toraja untuk terus mengembangkan potensi kopi lokal hingga mendunia.
“2023 ada pameran di Amerika. Kita Toraja harus bisa ikut pameran. Pameran terbesar untuk kopi dari berbagai dunia setahun sekali, wawasan dapat didapatkan disini,” ujarnya