Makassar Mulia
Kota Makassar Komitmen Dalam Kreatifitas

Nilai Moderat Asadiyah se-Ideologi dengan NKRI

Ketua Panitia Muktamar XV Asadiyah Bunyamin Yafid menjelaskan makna nilai moderat yang dianut Asadiyah.

Penulis: Wahyudin Tamrin | Editor: Ari Maryadi
Tribun Timur Wahyudin
Ketua Panitia Muktamar XV Asadiyah Bunyamin Yafid saat live podcast di YouTube Tribun Timur. 

TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Pondok Pesantren Asadiyah Sengkang memilih tema transformasi nilai-nilai moderat Asadiyah pada muktamar ke-XV.

Muktamar itu akan dipusatkan di lapangan Merdeka Kota Sengkang, Kabupaten Wajo, Sabu (3/11/2022).

Ketua Panitia Muktamar XV Asadiyah Bunyamin Yafid menjelaskan makna nilai moderat yang dianut Asadiyah.

Ia mengatakan Asadiyah memiliki ideologi menyebarkan dakwah wasathiyah.

Wasathiyah merupakan paham yang menyeimbangkan antara keyakinan dengan toleransi.

"Asadiyah sejak 93 tahun yang lalu sampai hari ini dan insya Allah sampai akhir zaman menyebarkan dakwah wasathiyah," kata Bunyamin Yafid, Rabu (30/11/2022).

Bunyamin mengatakan Asadiyah dengan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) tidak bisa dipisahkan.

Asadiyah, kata dia, tidak mungkin menyebarkan konsep khilafah apalagi radikalisme.

"Karena Asadiyah merupakan bagian dari pendiri bangsa ini. 15 tahun sebelum merdeka, Asadiyah sudah menyebarkan agama dan dakwah," ujarnya.

Makna tema muktamar XV ini adalah transformasi nilai-nilai wasathiyah Asadiyah menuju Indonesia yang bermartabat dan tangguh.

Asadiyah, kata dia, mengajarkan sikap moderat. Menurutnya, moderat merupakan ajaran agama yang adil.

"Asadiyah mengajarkan umat yang adil. Mengajarkan profesional, berlaku bersahaja, tidak dengan konsep radikalisme, ataupun konsep kiri dan kanan. Asadiyah berada di tengah-tengah," katanya.

Cikal bakal pesantren yang ada di Sulawesi Selatan, kata dia, berasal dari Asadiyah.

Menurutnya dakwah Asadiyah mudah diterima umat, karena tidak mengajarkan kekerasan dan radikalisme.

"Transformasi nilai-nilai moderat ini penting untuk diangkat karena salah satu wilayah yang pernah didapatkan terrorism itu di Sulsel," katanya.

"Jadi salah satu tamengnya itu adalah Asadiyah. Maka di Muktamar ini kita angkat transformasi nilai-nilai moderat itu," tambahnya.

Asadiyah juga berusaha memberikan pemahaman kepada umat pada umumnya bahwa konsep radikal dan ajaran kekerasan itu tidak sesuai dengan ajaran islam sesungguhnya.

"Itulaha alasan kami mengangkat tema ini. Asadiyah mengajarkan islamiah yang moderat," katanya. (*)

Sumber: Tribun Timur
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved