Foto Tribun Timur
Jalan Tol Makassar Terapkan Prinsip Tol Berkelanjutan
Adapun persyaratan minimal tol berkelanjutan dimulai dari standar pelayanan minimum, tidak boleh ada retak.
TRIBUN-TIMUR.COM, MAKASSAR - Tol Makassar yang dikelola PT Jalan Tol Seksi Empat (JTSE) dan PT Makassar Metro Network dipuji Tim Penilai Jalan Tol Berkelanjutan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR).
Hal ini disampaikan Tim Penilaian Jalan Tol Berkelanjutan Kementerian PUPR, Ahmad Safarudin saat kunjungan penilaian di jalan tol Makassar, Kamis awal bulan ini (3/11).
Ahmad menjelaskan, jalan tol berkelanjutan merupakan pengelolan jalan tol secara lebih baik, berorientasi pada keberlanjutan lingkungan hidup.
Adapun persyaratan minimal tol berkelanjutan dimulai dari standar pelayanan minimum, tidak boleh ada retak.
“Standar minimum tidak lobang, tidak ada rutting, tidak bergelombang, dan kerataannya bagus,” jelas Safarudin, saat ditemui di lantai 4 Menara Bosowa, Jl Sudirman, Kota Makassar.
Menurut Safarudin, dengan terpenuhinya standar pelayanan minimal ini akan mengefisienkan energi kendaraan yang lalu lalang di jalan tol.
“Artinya kalau tidak ada retak, tidak ada lobang, gerak kendaraan dapat dipertahankan. Kalau semakin banyak tambalan-tambalan itu akan menghilangkan momentum gerak pada kendaraan,” katanya.
“Semakin banyak momentum yang hilang, semakin banyak menginjak pedal gas, itu berarti pemborosan energi,” sambung Safarudin.
Jalan tol bekerlanjutan juga harus memperhatikan ruang milik jalan. Ruang di kiri kanan jalan harus ditanami pepohonan.
Kemudian jalan tol berkelanjutan harus dikelola dengan mendorong ketaatan penggunan jalan.
“Kendaraan yang bebannya melampaui itu harus dilarang, dalam konteks ini pengelola jangan ragu-ragu menghalang kendaraan yang berlebihan beban, karena sangat merusak,” kata Safarudin.Safarudin pun memuji jalan tol Makassar dibanding dengan jalan tol lainnya.
“Makassar (jalan tol) selalu mendapat posisi yang lumayan bagus, dibanding jalan tol lain. Sekalipun di Jabodetabek ada yang lumayan bagus, tapi konteks diatas rata-rata, Makassar relatif baik,” puji Safarudin.
