Golkar Akan Terus Menjaga Fungsi Perpustakaan dan Lestarikan Budaya Gemar Membaca
Partai Golkar akan terus menjaga fungsi perpustakaan dan terus membangun gerakan gemar membaca di masyarakat, khususnya generasi milenial.
TRIBUN-TIMUR.COM - Perpustakaan Nasional atau yang sering disebut dengan Perpusnas merupakan sebuah lembaga Pemerintahan Non Departemen yang ditetapkan oleh Presiden Soeharto pada 6 Maret 1989.
Awalnya, Perpusnas RI didirikan pada tahun 1980 sebagai salah satu perwujudan dari penerapan dan pengembangan sistem nasional perpustakaan dari hasil penggabungan 5 perpustakaan besar di Jakarta.
Kelima perpustakaan tersebut merupakan badan bawahan DitJen Kebudayaan yang meliputi Perpustakaan Museum Nasional, Perpustakaan Sejarah, Politik dan Sosial, Perpustakaan Wilayah DKI Jakarta, Bidang Bibliografi dan Deposit serta Pusat Pembinaan Perpustakaan.
Hingga tahun 1985, Ibu Negara RI Siti Hartina atau yang lebih akrab disapa Ibu Tien Soeharto menjadi pencetus dalam penggabungan Perpustakaan Nasional.
Saat itu Ibu Tien memberikan lahan seluas 16.000 m⊃2; dan gedung berlantai 9 untuk pembangunan Perpusnas.
Sampai akhirnya pembangunan gedung Perpusnas bisa selesai di bulan Oktober 1988 kemudian pada tanggal 11 Maret 1989 Perpustakaan Nasional diresmikan oleh Soeharto beserta Ibu Tien.
Dalam peresmian itu, Soeharto berpesan untuk bangsa Indonesia agar terus mengembangkan semangat cinta buku dan membaca.
Sementara menurut Ibu Tien, Perpusnas akan menjadi warisan untuk Indonesia di masa depan.
Sebagai informasi, saat ini Perpustakaan Nasional berhasil membuat perpustakaan di Indonesia semakin baik dan berkembang pesat.
Untuk terus melanjutkan komitmen Soeharto dan Ibu Tien, maka Partai Golkar akan terus menjaga fungsi perpustakaan dan terus membangun gerakan gemar membaca di masyarakat, khususnya generasi milenial.
Guna meningkatkan kualitas literasi dan kualitas kecerdasan dan pendidikan serta pengetahuan masyarakat Indonesia.(adv\reskyamaliah).